Jangan lupa vote dan tinggalkan komentar
😉🍁H A P P Y R E A D I N G🍁
Cowok itu pun memutuskan untuk kembali ke halte. Namun langkahnya terhenti saat mendengar teriakan yang akrab di telinganya.
“Aaaaaaaaaaa! Tolooooong!”
Secepat kilat cowok itu berlari ke sumber suara. Begitu terkejutnya ia saat melihat gadis yang beberapa saat lalu mengobrol tengah menerima pukulan tongkat baseball oleh sosok serba hitam yang dilihatnya tempo hari.
BHUKKK
Beomgyu menghajar sosok itu dan berkelahi dengannya.
“LO SIAPA HAH? BERANINYA LO MUKULIN CEWEK!”
Orang itu bungkam dan menendang perut Beomgyu kuat sehingga cowok itu terjatuh. Alih-alih melanjutkan perkelahian, sosok itu mengambil tongkat baseballnya dan menghilang di kegelapan malam.
Beomgyu pun mendekati gadis yang hanya terdiam di tempatnya. Pandangan dari mata coklatnya terlihat kosong. Gadis itu pasti sangat ketakutan.
“Lo, gue anter lo ke rumah sakit sekarang, ya?”
Gadis itu menggeleng, nampaknya masih syok.
“Gue anterin lo pulang?”
Gadis itu kembali menggeleng.
“Tapi luka lo harus cepet-cepet diobatin,” ucap Beomgyu saat melihat darah yang mengalir dari pelipis gadis itu. Nara menunduk, butiran bening itu tak mampu di tahannya lagi.
Secara reflek Nara memeluk cowok dihadapannya dan menumpahkan air matanya di sana.
“Syutttt, jangan nangis, tenang ada gue,”
Beomgyu menepuk pelan punggung gadis itu, mencoba menenangkan agar tangisnya mereda.
“Gue takut, Ayah ga ada di rumah, gue takut orang itu bakal nemuin gue lagi,” ujar Nara di sela tangisnya.
“Ya udah ke rumah sakit aja?”
“Gue gamau sendirian, gue ga punya siapa-siapa sekarang,”
“Ibu lo?”
Nara terdiam sejenak, itu adalah pertanyaan yang sangat tak ingin ia dengar.
“Di surga,”
Beomgyu membelalakan matanya. Tak menyangka jika gadis dihadapannya begitu kesepian.
“Maaf,”
Cowok itu berpikir sejenak. Ia tak mungkin membawa Nara ke rumahnya. Kemudian menemukan jawaban cemerlang untuk masalahnya.
“Gimana kalau lo gue anter ke rumah Sona? Rumah dia ga jauh kok, sekitar sepuluh menit jalan lah. Lo ga akan sendirian,”
“Tapi itu ngrepotin Sona,”
“Ngga lah.Tuh cewek malah seneng, dah yuk,”
Nara pun mengangguk setuju. Ke mana lagi tempat yang dapat ia tuju sementara ia belum memiliki banyak kenalan yang akrab.
“Lo masih kuat jalan?”
Gadis itu kembali menjawab dengan anggukan. Mereka pun berjalan beriringan. Baru sekitar tiga menit berjalan, air hujan turun begitu deras sehingga mengharuskan mereka berteduh di eperan toko yang sepi. Sudah cukup malam, toko yang mereka singgahi bahkan sudah tutup.
“Lo bawa payung ga? Punya gue ketinggalan,” tanya Beomgyu setelah mengobrak-abrik isi ransel hitamnya.
“Bentar gue cek,” Nara membuka tas nya dan menemukan benda yang dibutuhkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nap of a Star [END]✔
Fanfic[END] Dalam tidurmu, aku ingin bermimpi bersamamu. Selamanya. Seolah tidak terjadi apa-apa -Choi Beomgyu-