☆ 27 ☆

36 9 14
                                    

Jangan lupa vote dan komen😉























“I love you,”

Nara tercekat. Apa dia salah dengar. Pasti ada yang salah dengan telinganya. Bagaimana mungkin Beomgyu mengatakan hal semacam itu padanya. Segera Nara mendorong tubuh cowok itu. Beomgyu yang tak menyangka respon brutal Nara akhirnya kalah sehingga pelukannya terlepas.

“NGGA LUCU! LO KALO BERCANDA PAKE BATASAN!”

Nara bangkit dengan amarah yang dibawanya. Cowok itu selalu saja membuatnya kesal.

Apaan coba pake ngomong gitu? Padahal dah jelas kalo dia sukanya ama Sona, kenapa tega banget sih! Dia pikir gue mainannya apa! IHH Nyebelin!

Gerutu Nara sambil melangkah menjauh dari Beomgyu. Beomgyu yang merasakan Nara yang sudah marah besar menyusul cewek itu, mencoba menghentikan langkahnya.

“Tunggu! Dengerin gue dulu!”

Beomgyu mencekal tangan Nara.

“Apa lagi?! Lepas gue mau pulang!”

“Gue belum selesai ngomong, Ra. Dengerin gue dulu,”

“Gak! Gue gamau! Gue mau pulang!”

“Lo harus ndengerin gue dulu! Atau lo ga bisa pulang!”

“Lo ngeselin sumpah! Lepasin!”

“Nara gue serius,”

“Ngga lucu, Bombom! Cepet lepasin! Tangan gue sakit!” kata Nara membuat Beomgyu menyerah. Cowok itupun melepaskan cekalannya.

“Gini kek daritadi! Heran gue, suka banget bikin tangan gue merah!” cibir Nara yang kemudian menghentakkan kakinya meninggalkan cowok itu.

“Gue ga bercanda. Gue beneran suka sama lo,”

Nara menghentikan langkahnya. Jauh di lubuk hatinya sebenarnya ingin berbalik, tapi untuk apa. Lagipula cowok itu hanya ingin membuatnya kebaperan kan. Selalu mengerjai Nara dengan tingkahnya.

Sumpah ni cowok ga capek apa! Demi apapun gue ga akan baper lagi!

Nara pun menghela napasnya pelan dan melanjutkan langkahnya, tak memedulikan cowok yang berada beberapa meter darinya.

“Harus gimana lagi gue ngungkapinnya?”

Nara tak menanggapi, terus berpura-pura seolah tak mendengar apa-apa.

“Lee Nara! Atas nama bintang di langit! Gue ngaku kalo gue beneran cinta sama lo!”

Gak waras si Beomgyu lama-lama. Dia gila, miring, stres, atau kenapa sih, aneh.

“Lee Nara!”

Bodoamat! Sana ngomong aja sama ikan di laut!

Nara mempercepat langkahnya menuju ke mobil. Masa bodoh dengan Beomgyu yang semakin membuatnya kesal. Beomgyu pun mengejarnya hingga di parkiran.

“Cepet buka!” perintah Nara. Ya, mobil Beomgyu masih terkunci. Beomgyu menghela napas beratnya. Gadis itu sama sekali tak mau mendengarkan penjelasannya.

“Iya,”

Beomgyu pun menekan tombol pada kunci mobilnya kemudian mereka masuk ke dalam mobil.

Nara tak berbicara lagi, masih kesal dengan candaan Beomgyu yang  sama sekali tidak lucu baginya. Beberapa kali Beomgyu mencoba mencari topik pembicaraan tapi tak ada satupun yang direspon gadis itu.

“Kok berhenti?”

Nara langsung bersuara ketika tiba-tiba mobil itu menepi. Bukannya menjawab Beomgyu malah menatap Nara. Entah tatapan macam apa itu. Perlahan cowok itu bergerak menghapus jarak mereka.

“Lo mau ngapain?!” tanya Nara saat menyadari cowok itu semakin mendekat.

Nara memundurkan punggungnya hingga menyentuh bagian pintu mobil. Namun, Beomgyu masih mendekat. Bahkan Nara bisa merasakan hembusan napas cowok itu. Nara hampir menutup kedua matanya hingga akhirnya cowok itu bersuara.

“Maaf kalo gue bikin lo kesel. Tapi gue yang gue ucapin tadi itu serius,”

Nara meneguk salivanya, mencerna kalimat tidak masuk akal dari cowok itu. Dengan jarak sedekat itu, bagaimana cowok itu bisa terlihat tenang. Sementara jantung Nara dag dig dug tidak karuan.

“Gue ga bohong. Gue bener-bener suka sama lo,”kata Beomgyu dengan tatapannya yang dalam.

Hati Nara terenyuh saat itu. Sungguh ia ingin mempercayai perkataan cowok itu. Namun, bukankah tempo hari Beomgyu sendiri yang mengakui bahwa dirinya menyukai Sona.

“Lo bilang lo suka Sona,” kata Nara pelan. Terasa sakit saat Nara harus mengatakan kenyataan itu.

“Gue suka Sona sebagai sahabat. Dan lo, bagi gue lo itu beda, entah sejak kapan gue jadi gini. Oke lo ga perlu bales perasaan gue kok. Gue Cuma mau lo ngizinin gue buat selalu ada dan jagain lo,” jelas Beomgyu.

Nara membeku, tak tau harus menjawab apa. Kemudian pandangannya menjelajahi manik mata indah Beomgyu, mencari kebohongan yang mungkin akan terlihat dari sana. Namun tidak. Tidak ada sirat kebohongan di sana.

“Gimana? Boleh ngga?”

Sebuah lekuk berbentuk bulan sabit itu terbentuk begitu saja. Nara pun mengangguk, tanda mengizinkan Beomgyu untuk selalu ada dan menjaganya. Tanpa babibu Beomgyu langsung memeluk tubuh Nara. Nara agak terkejut, kenapa cowok ini terus memeluknya.

“Dan gue pengen lo ngizinin gue buat meluk lo, karena gue suka.”

Nara merasakan pipinya yang menghangat. Jadi, biasnya yang satu ini beneran menyukainya. Jantung gadis bermata coklat itu rasanya ingin melompat saat itu juga. Rasanya sangat berbeda dibanding saat Kak Soobin yang mengungkapkannya.

Tunggu. Apa itu artinya, Nara menyukai Beomgyu. Benar-benar menyukai cowok itu secara nyata, lebih dari perasaan seorang penggemar kepada idolanya.
Perlahan Nara menggerakkan tangannya, membalas pelukan hangat itu.

Apapun yang terjadi sekarang, aku harap ini bukan sekedar mimpi.



















Haiiii
Si Bombom kok jadi baik gt yaa uwaaaaa

Hope you enjoy and see yah😉

-Ra-

Nap of a Star [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang