☆ 12 ☆

60 19 8
                                    

[Jangan lupa vote dan komen]
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

DSIIIITTTTTTTTT

Mobil itu mengeluarkan decitan yang memekakan telinga, Sang pengemudi membanting setir sehingga mobilnya menghantam keras ke sebuah tiang di bahu jalan. Bagian depan mobil itu remuk, asap mengepul di sekelilingnya.

Tubuh Nara bergetar, dirinya tak tersentuh mobil itu, tapi entah bagaimana nasib pengemudi itu sekarang. Perlahan Nara mendekat, membuka pintu mobil, dan terihat seseorang yang terduduk tak sadarkan diri dengan kepala berada di atas kemudi. Darah mengucur deras dari sana.

Bagai di sambar petir, gadis itu menutup mulutnya, matanya tebelalak,  kakinya lunglai dan membuatnya terjatuh ke tanah, air matanya pun menetes saat menyadari siapa orang yang berada di hadapannya.

“Kak Soobin,”

.......

Gadis itu tengah meringkuk di koridor rumah sakit yang sepi. Bingkai mata coklatnya tak berhenti menatap ke arah ruang UGD yang berada di sampingnya. Gadis itu menjambak rambutnya kasar.

Ini semua salah Nara! Kenapa Tuhan? Kenapa harus Kak Soobin?

Butiran bening itu menetes dari pelupuk matanya. Gadis itu terus menyalahkan dirinya atas segala yang terjadi.

“Lo! Ngapain lo di sini?”

Suara yang tak asing itu tiba-tiba muncul. Nara mendongak, dilihatnya sosok yang sangat familiar baginya.

“Jawab gue! Lo ngapain di sini?”

Cowok itu mencengkeram kuat bahu Nara. Gadis itu terdiam, bagaimana ia harus menjawabnya? Apa yang harus ia katakan?

“Jawab!”

Cengkeraman itu semakin kuat.  Nara tak bisa menahannya lagi, tangisnya pecah saat itu juga.

“Maaf, maafin gue, gue yang salah! Semua gara-gara gue!”

Beomgyu tercekat, cengkeramannya lepas saat itu juga. Cowok itu ingin marah saat itu juga, tapi hati kecilnya tak membiarkan hal itu terjadi.

Lihat saja, gadis dihadapannya terlihat begitu rapuh, sedih, dan kecewa terhadap dirinya sendiri.

“Gue ga tau, apa yang harus gue lakuin? Gimana kalau Kak Soobin kenapa-napa? Gimana kalau-,”

“Syuttt”

Beomgyu mengentikan ucapan Nara kemudian menghapus air mata di pipi cewek itu.

“Jangan khawatir, ini bukan salah lo. Ini takdir, terus berdoa aja supaya Kak Soobin baik-baik aja,” ucap Beomgyu disusul dengan senyumnya yang tulus mendamaikan hati Nara.

“Nara?”

Suara itu sontak membuat Nara dan Beomgyu mengalihkan pandangan mereka. Nara bangkit dari posisinya.

“Ayah,”

Nara memang telah mengabari Ayahnya beberapa saat lalu. Dengan segera Ayahnya menyusulnya ke rumah sakit.

Nap of a Star [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang