Bab 13

13.6K 1.6K 224
                                    

Bab 13
Kemarahan Haru

"Aku sudah sampai di Jepang, kirim alamat apartemenmu."

Wanita berambut abu-abu melepas kacamata bulat yang sejak tadi dipakainya, ponsel menempel ditelinga kanan. Bandara tampak ramai seperti biasanya, orang berlalu-lalang dengan sibuk dan terburu-buru. Suara pemberitahuan pesawat akan lepas landas terdengar.

Haruka Sato benar-benar menepati ucapannya, ia datang ke Jepang setelah beberapa tahun bersembunyi di Paris seperti seorang pengecut. Haruka sudah memikirkan segalanya, ia tidak akan lagi bersembunyi dan akan menghadapi Daisuke dengan berani. Ia akan memulai segalanya sejak awal, apalagi mengetahui kenyataan bahwa Daisuke menikahi orang yang mirip dengannya membuat Haruka bahagia. Itu tandanya Daisuke masih mencintainya, ia punya kesempatan besar untuk kembali pada Daisuke.

"Kenapa suaramu seperti itu? Kau sedang sakit?"

Haruka menyeret koper, berjalan keluar dari gedung bandara. Ia mengernyit mendengar suara adiknya terdengar sedang menahan sakit, biasanya nada Hoshino sangat monoton seolah tidak punya gairah untuk hidup. Memikirkan adiknya sakit atau terluka Haruka merasa cemas, sejak kecil ialah yang mengurus Hoshino ketika ibunya lupa pada kewajibannya sebagai orangtua. Meski mereka saudara berbeda ayah, Haruka mengesampingkan hal itu. Hoshino adalah saudaranya, adik kecilnya.

"Hm, baiklah." Sambungan telephone terputus, Haruka menerima pesan masuk dari Hoshino berisi alamat tempat tinggal adiknya selama di Jepang. Haruka segera menghentikan taksi, ia membuka galeri dan memandang fotonya serta Daisuke yang tampak bahagia. Beberapa tahun yang lalu, Haruka ingin hari-hari itu kembali lagi.

.
.
Ketika Haru membuka mata, hal pertama yang ia rasakan adalah sakit disekujur tubuhnya. Pria itu meleguh pelan, punggungnya seolah remuk. Haru mengubah posisinya menjadi duduk, namun ia segera menyadari bahwa ada yang aneh. Angin membelai kulitnya yang kini dipenuhi tanda merah, Haru mengerjabkan matanya.

Ia bangkit dan berjalan menuju cermin besar yang menempel didinding. Biasanya hanya Daisuke yang mengaca dicermin ini karena Haru bukan tipe orang yang memperhatikan penampilan, ia bisa pergi keswalayan menggunakan kaos promo kedai ramen dan sandal jepit hingga menjadi pusat perhatian. Tapi untuk kali ini, Haru merasa ia harus memeriksanya.

Tubuh telanjangnya terpampang, ia melihat banyak bekas kemerahan diarea dada dan kedua paha. Haru menilik kelehernya, ada bekas gigitan disana. Haru memiringkan sedikit kepalanya. Ada yang ia bingungkan pagi ini. Pertama, kenapa dia telanjang? Kedua apakah ia sedang digigiti nyamuk hingga kulitnya memerah? Ketiga kenapa ada tanda gigitan dilehernya? Keempat kenapa pinggangnya nyeri dan pegal?

Haru dilanda kebingungan parah. Ia duduk diatas ranjang dan tersentak ketika sesuatu yang kental dan berwarna putih pekat keluar dari celah pantatnya, wajah Haru seketika memucat. Ia seolah sudah berhasil menarik benang merah yang tercerai, sekarang ia mengerti. Ia benar-benar mengerti.

Haru memandang sekeliling kamar, tidak ada Daisuke dimanapun. Biasanya pria itu masih bersiap-siap, entah membaca laporan atau memasang dasi. Daisuke tidak ada dan Haru yakin bahwa Daisukelah penyebab semua ini!

"DAISUKE KAMBEEEE!"

.
"Tidak sarapan dulu?" Tanya Hana keheranan melihat Daisuke terburu-buru mengambil roti dan mengolesinya dengan selai kacang.

"Tidak, aku sarapan direstoran saja." Jawab Daisuke, ia melirik kelantai dua dan segera melesat pergi tepat ketika Haru berteriak memanggil namanya.

Petal On The Wind [Daisuke x Haru]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang