Bab 16

13K 1.5K 505
                                    

Bab 16
Kembali ke titik awal

"Haru!" Hana menyambut menantu kesayangannya, ia memeluk Haru erat dan menanyakan kabarnya. Selama beberapa hari ini Hana begitu gelisah karena Haru kabur dari rumah, ia juga cukup lega meski tanpa disuruh olehnya Daisuke berinisiatif untuk menjemput Haru. Setidaknya masalahnya tidak akan terlalu rumit nantinya, apalagi jika Yumeko Kambe sampai tahu.

"Maaf mama, aku pergi dari rumah seperti anak kecil." Haru merasa bersalah, Daisuke dalam perjalanan kembali kerumah menceritakan apa yang ibunya alami saat ia pergi. Mau tidak mau Haru merasa sangat bersalah dan tidak enak hati.

Hana melepas pelukannya. "Tidak apa-apa, mama senang kau baik-baik saja." Hana tersenyum lembut, sudut hati Haru merasa nyeri karena Hana memiliki senyum seperti ibunya. "Sudah malam, istirahatlah."

Haru mengangguk kecil, lagipula tubuhnya sudah sangat lelah. Hana memasuki kamarnya setelah memeluk Haru sekali lagi, Haru dan Daisuke menaiki satu persatu tangga menuju lantai dua tempat kamar mereka berada. Haru cukup gelisah, ia sudah menyakinkan diri untuk mulai menerima Daisuke didalam hidupnya tandanya malam ini mereka akan tidur diranjang yang sama. Padahal selama ini Haru bersikeras untuk tidur dikamar mandi. Haru membayangkan apa yang akan terjadi kedepannya, ia takut ketika tidur menendang Daisuke atau ngiler sangat banyak. Ia takut membuat hal memalukan semacam membuang gas ketika bangun tidur, ketika tidur sendiri Haru bebas melakukan apapun.

Daisuke menyadari kegelisahan Haru, ia mendengus kecil karena merasa lucu. "Apapun yang akan kau lakukan ketika tidur aku tidak akan protes."

Haru tersedak ludahnya sendiri. "Apa yang kau katakan?! Aku tidak berpikir seperti itu!" Pekiknya sebal, berjalan dua kali lebih cepat dari Daisuke memasuki kamarnya. Haru melompat ke ranjang dan mengubur diri dalam selimut tebal yang beraroma khas Daisuke, Haru semakin mengubur dirinya ketika suara pintu ditutup terdengar.

"Kau tidurlah." Daisuke melepas kemeja putihnya dan memasuki kamar mandi, ia harus membasuh tubuhnya terlebih dahulu baru bisa tidur dengan nyenyak nantinya.

Haru tidak ingat apa yang terjadi saat dirinya sedang heat malam itu, tapi Haru pernah melihat Daisuke dalam keadaan telanjang meski tanpa sengaja. Daisuke benar-benar punya tubuh yang bagus, kulitnya putih sekali seperti salju, perutnya berotot, dan miliknya juga sangat besar. Tanpa sadar wajahnya memerah sempurna, Haru memukul kepalanya sendiri berusaha mengenyahkan jauh-jauh bayangan tak senonoh Daisuke dari dalam kepalanya. Kenapa pikirannya kotor sekali? Mengesalkan.

Haru keluar dari gulungan selimut, suara air mengalir masih terdengar nyaring didalam kamar mandi. Haru meraih ponselnya dari dalam saku celana, hanya ada pesan dari Saeki yang menanyakan kondisinya. Haru membalas pesan Saeki, selama beberapa hari ia tidak menyentuh ponsel sama sekali dan agak merasa tak enak karena mengabaikan Saeki.

Ponsel diatas nakas bergetar, itu adalah ponsel milik Daisuke. Ponsel seharga gajinya selama setengah tahun, orang kaya memang seperti itu. Haru meraih ponsel Daisuke mana tau itu ada panggilan penting.

Mengerutkan keningnya, tulisan 'Nomor tidak dikenal' terpampang dilayar. Haru hendak memencet tombol terima namun panggilan sudah berakhir, layar ponsel kini menunjukkan wallpaper jalanan yang kanan kirinya ditumbuhi pohon bunga sakura yang bermekaran. Haru tidak menyangka Daisuke adalah orang yang akan memajang wallper semacam ini, iseng Haru membuka ponsel Daisuke tidak ada yang spesial karena Daisuke bukan jenis orang yang gemar memainkan ponselnya.

Petal On The Wind [Daisuke x Haru]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang