Bab 1
Benang takdir, tidak bisa diputus."HARU-NII SUDAH KUBILANG JANGAN PAKAI SIKAT GIGIKU!" Yoko keluar dari dalam kamar mandi dengan wajah tersungut-sungut, ia menatap sengit kakaknya yang kini sedang bersantai melahap sarapan pagi. Ia benar-benar kesal dengan perilaku sembarangan Haru, padahal mereka sudah punya alat mandi masing-masing tapi Haru senang sekali merebut sikat gigi ataupun sabun miliknya.
"Pakai saja apa susahnya, kau kan adikku." Jawab Haru dengan ketenangan luar biasa.
Yoko menahan diri untuk tidak melempar kepala Haru dengan botol shampoo ditangannya. "Menjijikkan tahu!" Yoko mengentakkan kaki kesal dan masuk kedalam kamar mandi dengan pintu dibanting, Haru sedikit berlonjak kaget namun ia kembali menekuni sarapan paginya. Anggap saja itu tidak pernah terjadi.
Ketenangan memang tak akan pernah ditemukan dikediaman Kato ini. Haru selalu berseteru dengan adiknya atau ibunya, entah apa yang selalu membuat mereka ribut setiap pagi. Para tetangga sudah maklum, mereka juga sudah lelah menegur namun tak ada perubahan sama sekali. Yah, anggap saja itu sebagai alarm pagi mereka malah rasanya aneh jika kediaman Kato hening dan damai.
Pintu depan terbuka, wanita berambut pink seperti Yoko masuk membawa belanjaan ditangannya. Ia segera melepas sandal dan menggantinya dengan sandal rumahan, bergegas mencari anak sulungnya. Chiyo Kato meletakkan sayuran diatas meja.
"Haru, kau tahu anak keluarga Sato?" Chiyo membuka pembicaraan, Haru menelan tempura dengan tenang sebelum bertanya.
"Keluarga omega itu?"
Chiyo mengangguk kelewat semangat. "Anaknya dinikahi alpha tampan!" Chiyo memegang kedua pipinya, terbang kekhayalan bahwa Haru akan menikahi alpha tampan dan kharismatik suatu saat nanti. Yang menjadi objek khayalan Chiyo malah asik mengorek kuping dengan jari kelingking, terlihat tidak perduli.
Bukankah sudah wajar jika keluarga omega berharap anaknya dinikahi alpha yang kaya raya? Chiyo adalah manusia biasa yang juga mengharapkan hal itu, mengingat usia Haru kini sudah memasuki kepala tiga. Ibu-ibu arisan sudah sering bertanya padanya kapan Haru akan menikah, ini jadi beban mental bagi Chiyo tapi biasa saja bagi Haru. Memang ibu dan anak yang bertolak belakang.
"Kau mau ibu aturkan kencan buta dengan alpha?" Chiyo duduk dihadapan Haru, ia mencomot tempura milik putranya. Haru memincingkan mata sengit pada Chiyo, sebal karena sarapan paginya diambil tanpa izin. Haru segera menyingkirkan piring kecil berisi tempura, takut jika tangan gesit Chiyo mengambilnya kembali.
"Tidak, terima kasih." Balas Haru singkat.
Chiyo mencibir. "Kau tidak mau menikah apa?"
"Aku ini bebas seperti burung."
Pintu kamar mandi terbuka, Yoko keluar dengan rambut basah namun wajahnya sudah tidak sekesal tadi. Ia bergabung dengan ibu dan kakaknya dimeja makan.
"Membicarakan apa?"
"Anak kecil tidak perlu tahu." Haru mengejek adiknya itu.
"Dasar aniki jelek!" Yoko melirik tempura milik Haru, mantan atlet lari marathon semasa SMA itu mengambil tempura Haru hampir seluruhnya dan memasukkannya kedalam mulut. Haru mendelik kaget sekaligus kesal.
"Oi! Tempuraku!"
"Anggap saja ini biaya ganti sikat gigiku." Ucap Yoko sembari berusaha mengunyah tempura didalam mulutnya. Haru memandang jijik Yoko, bagaimana bisa adiknya itu makan sembari bicara dengan mulut penuh seperti itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Petal On The Wind [Daisuke x Haru]✔
Fiksi PenggemarHaru adalah seorang omega dan dia membenci fakta itu. Daisuke adalah seorang alpha yang senang mempermainkan oranglain. Mereka bertolak belakang, namun bagaimana jika sebuah pernikahan harus mengikat mereka untuk tetap bersama? Nb : Yaoi, bxb, Daisu...