"Orangtuamu belum menikah ya? Haha kasihan sekali!"
Bocah berambut pirang menunduk dalam, ia meremat celana biru pendek khas TK tempatnya bersekolah. Kamei Kousuke hanya bisa terisak dengan suara kecil, ia sangat sedih setiap hari diejek orangtuanya belum menikah hingga ia sebesar ini. Kousuke tidak berani melawan, jika dia melawan anak-anak ini akan menyakiti dirinya jadi Kousuke hanya bisa diam.
"Anak-anak nakal! Jauhi adik sepupuku!" Sepatu pink melayang nyaris mengenai kepala bocah berbadan tambun yang sejak tadi terus mengejek Kousuke, bocah-bocah itu melarikan diri. Mereka tidak berani berhadapan dengan Sara Kambe yang terkenal galak dan membanting siapapun yang mengusiknya terlebih lagi Kousuke, Sara yang kini rambut abu-abunya memanjang hingga pinggang diikat menjadi dua. Kepingan hitam kebiruan berkilat kesal dan bibir tipisnya mencebik, Sara segera mendekati Kousuke dan menyuruhnya berdiri. Ia membersihkan pasir yang mengotori celana seragam Kousuke.
"Kalau ditindas jangan diam saja! Jangan cuma menangis! Maa mengajarku untuk memukul siapapun yang mengangguku." Sara mengusap airmata yang membasahi pipi gembil Kousuke. "Sudah jangan menangis Kou-chan."
"Tapi papa dan ayahku belum menikah."
"Biarkan saja! Jangan dipikirkan!" Sara mengelus punggung Kousuke. "Ayo makan." Sara menggandeng tangan Kousuke menuju ruang kelas untuk makan siang.
Waktu berlalu dengan cepat, usia Sara dan Kousuke sudah lima tahun. Mereka bersekolah di TK yang sama, meskipun Kousuke laki-laki Sara yang lebih sering melindungi Kousuke yang memang agak cengeng dan selalu diam saja jika ditindas. Sara yang pemberani dan galak tidak terima, ia akan menghajar siapapun yang menyakiti sepupunya. Haru sering dipanggil ke sekolah karena hal ini, namun bukannya marah pada Sara pria itu justru memuji putrinya sangat hebat dan memberi tips membanting orang. Orangtua dari anak-anak yang dihajar oleh Sara sering berkelahi dengan Haru, Daisuke sampai pusing karena omega dan putrinya selalu membuat masalah dimanapun.
.
.
"Papa!" Sara berlari melompat ke gendongan Daisuke, bocah itu tergelak senang karena papanya sudah pulang dari perjalanan bisnis yang panjang. Sara mencium kedua pipi Daisuke dan bibir papanya pelan. "Huek! Bibir papa tidak enak!"Sara mendengus kesal, Daisuke hanya tersenyum tipis. Ia memang sering menghisap rokok atau cerutu, jadi wajar jika rasanya seperti itu.
"Apa kau memukul orang lagi?"
Sara mengangguk. "Dia menganggu Kou-chan! Jadi aku tidak suka."
Daisuke menghela napas, sifat Haru ini menurun pada Sara rupanya.
"Dimana Maa-mu?"
"Dikamar, Maa semalam mabuk dengan bibi Saeki!"
Semalam Haru memang menghadiri reuni SMA, sulit sekali rasanya untuk tidak minum disaat acara seperti itu. Haru yang dulunya gemar mabuk setelah hamil dan memiliki Sara tidak pernah melakukan itu lagi, jadi bagi Haru semalam adalah waktu yang sempurna.
Pria paruhbaya tergopoh-gopoh mendekati Daisuke dan Sara. "Nona Sara, mobilnya sudah siap."
Sara mengacungkan jari jempolnya. "Oke, papa turunkan aku!"
"Kau mau kemana? Tidak rindu pada papamu hmm?"
"Rindu, tapi aku ada janji membuat cake dengan Paman Hoshi dan Kou-chan!" Jelas Sara. "Aku akan buatkan spesial untuk papa, jadi tenang saja Mr Kambe!"
Daisuke tergelak melihat tingkah putrinya, ia menurunkan Sara. Mengecup kedua pipinya sekali lagi. Sara melambaikan tangan dan pergi bersama sopir pribadinya menuju rumah sepupunya.
Pria Kambe menaiki anak tangga, setelah usia Sara tiga tahun Daisuke memutuskan membeli rumah sendiri. Tidak sebesar rumahnya yang dulu, tapi tetap saja mewah. Daisuke membuka pintu kamar, menemukan Haru sedang terlelap dengan damai.
Padahal Haru mengajar di TK tapi Sara tidak bersekolah di TK Matahari. Karena jarak sekolah dan rumah lumayan jauh, jadi mereka menyekolahkan Sara di TK terdekat.
Daisuke melepas jas dan sepatunya, naik keatas ranjang dan melingkarkan tangannya ke pinggang Haru. Mendekap erat omeganya ini, Haru terusik. Ia perlahan membuka mata.
"Kau sudah pulang?" Haru mengenali aroma tubuh Daisuke.
"Hm." Daisuke membenamkan kepalanya ke leher Haru, mengendusnya perlahan sebelum menggigitnya pelan. Haru memekik kesakitan.
"Dimana Sara?"
"Kerumah Kamei, membuat kue." Jawab Daisuke.
"Ha, kemarin dia mengamuk karena eskrimnya kuhabiskan." Haru tergelak mengingat bagaimana Sara cemberut dan protes karena es krimnya dihabiskan oleh Haru.
"Dia pemarah sama sepertimu."
"Tentu saja! Dia putriku!" Haru berujar bangga. "Gerah! Minggir!" Haru berusaha meloloskan diri namun gagal karena Daisuke mendekapnya kelewat kencang, Haru memutar bolamatanya malas.
"Aku butuh mengisi energi."
"Dengan memelukku?"
"Hm."
"Kau tidak merindukanku?" Tanya Daisuke.
"Tidak!" Tentu saja Haru berbohong.
"Kau merindukanku."
"Mana mungkin?!"
Daisuke menindih tubuh Haru dan menyeringai lebar, keringat dingin mulai menetes dari kening Haru.
Ia tahu apa yang akan terjadi!
.
.
"Sebentar." Haru membenarkan ikatan pada rambut Sara yang agak melonggar. Hari ini Daisuke mengajak Haru dan Sara untuk foto keluarga, mereka serasi mengenakan jas formal hitam dan Sara mengenakan dress putih selutut."Cepat, Maa!"
"Iya sebentar! Sabar!" Haru selesai membenarkan ikat rambut Sara, memuji anaknya itu cantik. Sara sudah melompat kesana kemari, mengajak bicara fotografer yang sedang mengatur kamera. Sara memang mudah sekali akrab dengan oranglain.
Haru membantu Daisuke membetulkan dasinya, mereka mulai berfoto dengan lancar. Pada foto terakhir, Sara digendong oleh papanya. Bocah itu menyengir lebar hingga gigi susunya yang putih dan terawat tampak, Sara menarik leher Haru hingga kepala ketiganya menempel.
Daisuke tersenyum lebar, Haru ikut menyengir sama dengan Sara. Foto diambil.
Foto itu akan dipajang diruang keluarga dikemudian hari.
END
Udah selesai, tinggal spin off tentang Kamehoshi.
Sara ini tingkahnya ga jauh beda lah ya sama Haru, kerjaannya bantingin orang mulu wkwk karena dia sayaang banget sama Kou-chan jadi ga suka kalo sepupunya ini diejek sama anak-anak lain.
Btw thanks yang dichapter sebelumnya ada yang komen tentang pesan ada di ff ini. Aku nambahin juga, pesan bahwa kita harus memaafkan. Biar hati kita legowo meski memaafkan itu bertahap, tapi ga papa. Dan pesan lainnya ingat apa yang kebaikan dari oranglain ke kita, tapi lupakan apa yang kita berikan ke oranglain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Petal On The Wind [Daisuke x Haru]✔
Fiksi PenggemarHaru adalah seorang omega dan dia membenci fakta itu. Daisuke adalah seorang alpha yang senang mempermainkan oranglain. Mereka bertolak belakang, namun bagaimana jika sebuah pernikahan harus mengikat mereka untuk tetap bersama? Nb : Yaoi, bxb, Daisu...