Bab 14

12.6K 1.7K 115
                                    

Bab 14
Sebuah permintaan maaf

"Katakan! Sebenarnya ada masalah apa?" Chiyo meletakkan tempuranya kembali keatas piring, ia memandang putra sulungnya yang sedang melahap sarapannya dengan khidmat. Kejadian semalam dan keinginan Haru untuk bercerai dengan Daisuke jelas membuat Chiyo merasa kebingungan, meskipun sejak awal Haru tidak menyukai ide pernikahan dan menjalaninya setengah hati Chiyo tahu betul bahwa putranya selalu berusaha menyelesaikan masalahnya seorang diri. Namun sekarang? Haru sampai pulang kerumah dan bersikap aneh.

Haru menggeleng. "Bukan masalah apa-apa, aku hanya ingin bercerai." Jawabnya cuek.

Chiyo menahan diri untuk tidak memukul kepala Haru dengan sendok ditangannya, matanya melotot seram. Kesabaran Chiyo memang setipis tisu toilet yang tersiram air harusnya Haru sadar itu.

"Kau sedang berkelahi dengannya? Selesaikan baik-baik! Umurmu sudah tiga puluh tahun, bagaimana bisa kau berkelahi dengan pasanganmu dan lari kerumah orangtuamu?" Chiyo mengomel, tidak suka dengan sikap Haru yang seperti ini apalagi ketika ditanya Haru hanya diam saja dan berusaha berkelit.

Haru menyelesaikan sarapan paginya. "Aku selesai, aku berangkat dulu!" Haru bangkit dan berjalan cepat keluar dari dalam rumah, mengabaikan Chiyo yang masih mengomel didalam sana. Pria itu meninggalkan sepedanya dikediaman Kambe, jadi terpaksa harus naik bus menuju TK Matahari.

Namun Haru memasang wajah masam ketika dihalaman rumah terparkir sebuah mobil mewah dengan pria yang paling enggan dilihatnya menyenderkan punggungnya dibadan mobil. Ibu-ibu yang sedang berbelanja beberapa kali melirik Daisuke dan berbisik memujinya tampan, Haru menghela napas ia melangkah cepat melewati Daisuke tapi pria berkulit pucat langsung mencekal tangan Haru.

"Kuantar." Katanya dengan suaranya yang dalam.

"Aku bisa berangkat sendiri." Haru menarik tangannya dan kembali melangkah, Daisuke tidak menyerah ia tetap mengikuti Haru dan memaksa akan mengantar pasangan hidupnya itu. Daisuke sadar betul kesalahannya, ia melakukan kesalahan fatal yang membuat Haru membencinya. Andai malam itu ia bisa menahan diri dan tidak mengikuti instingnya, hari ini tidak akan pernah terjadi.

Hana dan Rei tahu putranya sedang berkelahi, jadi mereka tidak banyak bertanya dan berpesan pada Daisuke untuk menyelesaikan masalahnya segera sebelum semua menjadi tambah runyam. Seorang Daisuke Kambe yang hidup dielu-elukan, sejak kecil ia tidak pernah meminta maaf sekalipun ia salah. Semua orang selalu memaklumi tingkah brengseknya dan memberinya maaf dengan mudah, namun hari ini dirinya sampai memohon pada Haru untuk memaafkannya.

"Lepaskan! Aku harus berangkat bekerja!" Nada suara Haru meninggi, alisnya bertaut kesal. Daisuke masih mencekal tangannya erat, mereka sukses menjadi bahan tontonan ibu-ibu itu.

"Akan kuantar, naik mobil lebih capat."

Haru berdecih. "Berdekatan denganmu membuatku sangat marah, kau tahu?!"

Daisuke menghela napas, ternyata meminta maaf sesulit ini. Selain harga dirinya yang terlalu tinggi, membujuk Haru yang sedang marah besar bukan perkara mudah.

"Aku tahu, kau pasti marah sekali padaku. Tapi aku serius meminta maaf padamu kali ini." Daisuke tetap tidak menyerah.

"Renungkan kesalahanmu! Kau pikir mudah meminta maaf setelah apa yang kau lakukan kemarin?" Haru menarik tangannya dengan paksa dan berlari kencang menjauh dari Daisuke, bahkan pria yang memiliki kepingan hitam kebiruan tidak sempat mengejar Haru lagi.

Petal On The Wind [Daisuke x Haru]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang