Bab 17

12.9K 1.5K 385
                                    

Bab 17
Kebahagiaan


B

ulan berlalu dengan cepat, perlahan namun pasti perasaan Haru pada Daisuke mulai tumbuh. Meskipun Haru masih menyimpan kecurigaan pada Daisuke, hari itu ketika Daisuke menyebut nama Haruka mau tidak mau Haru merasa janggal. Ketika ditanya Daisuke hanya mengatakan bahwa Haruka salah satu kerabat jauhnya dan ingat bahwa mereka ada janji bertemu siang nanti, alasan yang cukup aneh dan Haru tentu tidak sebodoh itu untuk percaya. Tapi biarlah, ia akan melihat terlebih dahulu sebelum memutuskan Daisuke benar atau salah.

Hubungan dengan orangtuanya masih dingin, Haru memang masih sering bertemu dengan Yoko dan adiknya selalu bercerita tentang ayahnya. Mereka tidak membahas kenapa Hiro pergi beberapa tahun yang lalu, ibunya tampak jauh lebih bahagia meski ayahnya masih canggung dan beberapa kali memandang foto Haru dengan sendu. Tapi, Yoko berkata bahwa pernah sekali ia melihat ibunya menangis tengah malam sembari membuka album foto Haru. Meskipun ibunya wanita yang keras dan kerap memukulnya jika sebal, Haru tahu jika ibunya sangat menyayanginya. Haru hanya belum siap bertemu ayahnya lagi, ia masih merasa marah dan terluka.

Hari ini, Haru menemani Hana berbelanja. Suzue yang biasanya aktif menemani ibunya tidak bisa menemani karena ada rapat di kampus, jadilah Haru yang tengah libur menemani Hana. Hana adalah perempuan yang aktif, berjalan kesana kemari dan mencoba berbagai pakaian yang ditemuinya. Haru sampai lelah mengikuti Hana yang tidak bisa diam disatu titik lebih dari lima menit.

Pria itu berhenti didepan bagian pakaian bayi, memandangi sepatu-sepatu mungil yang ditata berjejer dan rapi. Senyumnya berkembang melihat benda dengan ukuran kecil seperti itu, Yumeko rutin berkunjung ke kediaman Kambe setiap dua minggu sekali. Meski wanita yang masih mencintai kebudayaan Jepang itu berwajah tegas dan ketus, Yumeko termasuk orang yang bersahabat. Sikapnya ramah dan membuat Haru nyaman, apalagi jika sudah membicarakan judo. Yumeko senang bukan main ketika tahu pasangan hidup cucunya itu menguasai bela diri judo. Tapi setiap kali Yumeko mengajak Daisuke berbicara berdua, setelahnya pasti ekspresi wajah Daisuke berubah masam. Haru bertanya pada Suzue apakah hubungan Daisuke dan neneknya tidak baik, Suzue mengatakan bahwa itu hanya perasaannya saja karena hubungan antara Yumeko dan Daisuke sangat baik.

"Mau membelinya?" Tanya Hana, mengambil sepasang sepatu berwarna biru dengan bentuk lumba-lumba.

"Aku belum punya anak." Jawab Haru ringan. Memang sih, ia dan Daisuke sering melakukan hal itu. Tapi Haru belum merasa bahwa dia isi. Toh, Haru dan Daisuke juga tidak terburu-buru. Mereka ingin lebih mengenal satu sama lain.

"Benarkah? Kau kelihatan lebih gemuk akhir-akhir ini." Komentar Hana.

Haru tergelak. "Mama, aku banyak makan karena setiap Daisuke pulang bekerja maka dia akan membawa banyak makanan."

"Ah aku lega mendengarnya." Hana bersyukur, meski awalnya hubungan Haru dan Daisuke tidak terlalu baik kini keadaannya sudah berbeda. Mereka tidak sekaku diawal pernikahan, walau beberapa kali Hana lihat keduanya berdebat.

"Um, mama." Haru memanggil ibu mertuanya.

"Ya?" Hana tidak mengalihkan pandangannya pada Haru, ia memperhatikan gaun-gaun mungil berwarna cerah yang menggantung rapih dihadapannya.

"Apa... Daisuke mengenal orang bernama Haruka?"

Jari lentik Hana yang tengah menyentuh gaun bayi berhenti bergerak, tubuhnya seketika menegang. Reaksi itu tidak luput dari perhatian Haru, matanya memincing curiga karena Hana terlalu kaget dan reaksinya sangat aneh. Apa Daisuke memang mengenal orang bernama Haruka?

"K-kenapa kau menanyakan itu?" Tanya Hana gelagapan.

Mengatur ekspresinya, Haru tergelak palsu. "Kemarin saat tidur Daisuke mengigau nama Haruka, jadi aku penasaran." Tentu saja ini sebuah kebohongan, Daisuke tipe pria yang sangat tenang ketika tidur tidak seperti dirinya yang berisik dan banyak bergerak.

Petal On The Wind [Daisuke x Haru]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang