Bab 6

13.3K 1.9K 190
                                    

Bab 6
Hari Pernikahan

Haru sama sekali tidak bisa tidur malam ini, berkali-kali ia berguling diatas ranjang sempitnya berharap ia bisa terlelap. Cahaya bulan memasuki tirai tipis yang tertiup angin, jam menunjukkan pukul setengah dua belas. Haru mengubah posisinya menjadi duduk, ia memandangi jas hitam yang tergantung didinding. Jas yang tidak berhenti membuat ibunya berdecak penuh kebanggaan.

Esok adalah hari pernikahannya, memikirkannya saja sudah membuat perut Haru melilit. Hari yang paling tidak ia harapkan, jika bisa Haru ingin melewati hari itu begitu saja. Menikah dengan orang yang tidak pernah Haru kenal sebelumnya, hidupnya teramat sial. Pasti dikehidupan sebelumnya, Haru adalah manusia paling beruntung hingga dikehidupan yang sekarang ia sesial ini.

Pria berambut abu-abu bangkit, ia berjalan menuju meja berisi buku-buku. Mengambil sebuah undangan berdesain elegan yang dibuat oleh Suzue. Undangan itu berwarna merah dengan tulisan bertinta emas, namanya dan Daisuke disandingkan. Sekilas, sudah terlihat bahwa pernikahan ini adalah pernikahan mewah. Memang pada kenyataannya begitu, pernikahannya dan Daisuke digadang-gadang akan menjadi pernikahan termewah tahun ini.

Teman-teman sesama gurunya kaget luar biasa ketika Haru menyerahkan sebuah undangan pada mereka. Kenapa tidak? Haru adalah sosok yang terlihat tidak pernah dekat dengan gadis atau alpha lelaki. Mungkin Haru memang dekat dengan Saeki, tapi dalam sekali lihat saja orang-orang tahu bahwa hubungan Saeki dan Haru tidak lebih dari sahabat dekat. Tapi tiba-tiba Haru memberikan undangan, apalagi calonnya berasal dari keluarga Kambe. Hidup Haru sangat dilimpahi keberakahan! Setidaknya itulah yang orang-orang katakan.

Haru menyentuh huruf bertuliskan Hiro Kato. Tiba-tiba mata pria itu berkabut, undangan ini tidak akan pernah sampai kemanapun. Haru menyimpannya diam-diam agar ibunya atau Yoko tidak tahu. Haru mungkin terlihat membenci ayahnya dan menganggapnya sebagai alpha brengsek yang tak bertanggungjawab, tapi Haru tetaplah seorang anak. Dalam hatinya Haru sangat ingin ayahnya hadir dalam pernikahannya, sangat ingin. Sayangnya Haru terlalu malu untuk mengatakannya pada ibunya, ia hidup selama beberapa tahun dengan pemikiran bahwa ayahnya sudah mati.

Hiro Kato meninggalkan keluarga kecilnya ketika Haru berusia enam belas tahun dan Yoko berusia empat tahun. Beralasan bahwa ia sudah bosan dengan keluarganya, terlebih lagi ibunya. Sejak ayahnya pergi kehidupan keluarganya semakin sulit, apa yang bisa ia dan ibunya lakukan sebagai seorang omega? Hidup dalam hinaan dan cemoohan karena ditinggal pergi oleh Hiro. Bahkan beberapa orang menyalahkan ibunya, menuduh ibunya sebagai omega dan istri yang tidak bisa diandalkan. Rasanya, seperti luka disiram oleh air garam. Penghinaan tidak hanya ibunya rasakan, namun ia juga. Statusnya sebagai omega sudah cukup membuat Haru tersiksa selama ini, ia semakin direndahkan karena berasal dari keluarga berantakan. Tentu saja yang melakukan penghinaan itu adalah sekumpulan alpha dan beta yang merasa bahwa kasta mereka jauh lebih tinggi dibandingkan Haru. Untungnya, Saeki beberapa kali membantunya selamat dari perundungan itu.

Jika mengingat masalalu, rasanya sangat menyedihkan. Ia berjuang hidup bersama keluarganya. Ibunya mati-matian menjahit dan mengambil beberapa pekerjaan sambilan, dirinya bersekolah dan bekerja paruh waktu dibanyak tempat. Karena semua kesulitan itu, Haru selalu memasang tembok tinggi untuk dirinya sendiri. Ia berjuang keras membuktikan bahwa ia bisa hidup tanpa alpha. Haru punya alasan kuat kenapa ia membenci alpha.

Tapi hidupnya menjadi ironi secara mendadak. Ia menikah dengan alpha yang sangat dibencinya. Ia harus menerima kenyataan bahwa omega selamanya harus bergantung pada alpha.

Jika bisa, Haru ingin dilahirkan kembali. Ia tidak ingin menjadi omega dan hidup dalam penindasan, ia ingin hidup normal dan tidak dianggap lemah juga harus selalu dilindungi.

Petal On The Wind [Daisuke x Haru]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang