Bab 4

14K 2K 237
                                    

Bab 4
Sesuatu yang sulit dijelaskan.

Tanggal pernikahan sudah ditentukan, segala tetek bengek masalah pernikahan diatur oleh Chiyo dan Hana. Setelah Haru setuju untuk menikah dengan Daisuke, dua wanita paruh baya itu bersorak riang seolah baru saja memenangkan lotre sekian miliar setelah seratus kali percobaan. Haru sendiri masih tak acuh dengan masalah ini, ia menjalani hidupnya dengan biasa seolah tidak akan terjadi apapun dalam waktu dekat ini. Ketenangan dan ketidakperduliannya memang patut diacungi jempol.

Haru keluar dari dalam kamar dengan penampilan kusut, ia menguap lebar dan menggaruk kepalanya. Rambut abu-abunya mencuat kesana kemari layaknya bulu kelinci gendut, ini adalah hari libur dan ibunya sedang sibuk mengoceh pada pihak catering melalui sambungan telephone. Yoko pasti sudah berangkat bekerja.

Melihat tidak ada makanan apapun, Haru membuka lemari penyimpanan dan mengambil sebungkus ramen. Mengabaikan fakta bahwa ia baru bangun tidur dan belum cuci muka atau menggosok gigi, Haru membawa dirinya ke ruang tengah dan menyalakan televisi yang menayangkan acara gosip. Ia meremuk bungkus ramen ditangannya dan membukanya, melahap ramen kering yang belum dimasak sama sekali. Mata cokelatnya fokus pada bagaimana pembawa acara berucap menggebu perihal skandal perselingkuhan artis ternama.

"Jangan makan ramen mentah! Kau bisa sakit perut!" Chiyo merebut ramen ditangan Haru, mendelik penuh peringatan pada putra sulungnya yang akan segera melepas masa lajang.

"Ibu!" Haru tidak rela, tangannya berusaha menggapai bungkus ramen namun Chiyo yang sudah terbiasa mendisiplinkan dua anak langsung membuang ramen itu kedalam tong sampah, Haru menjerit kesal membuat ibu-ibu yang sedang membeli sayur didekat halaman rumahnya berhenti bergosip namun setelah tahu bahwa Haru yang menjerit mereka kembali berbicara. Sudah biasa.

"Kau mau sakit saat hari pernikahanmu?!" Chiyo memukul tangan Haru, meski putranya sudah berusia tiga puluhan wanita berambut pink itu selalu memperlakukan Haru layaknya bocah lima tahun. "Besok kau dan Daisuke akan membeli baju pengantin, karena acaranya mendadak Hana tidak sempat memesannya untuk kalian."

Haru mengangguk saja, ia tergelak geli ketika melihat artis yang berselingkuh marah-marah pada wartawan yang mengajukan pertanyaan penuh sindiran padanya. Chiyo hanya mendengus gusar, sebenarnya siapa yang akan menikah disini? Kenapa ia dan Hana yang repot mengurus segalanya? Meski beberapa kali memang Suzue membantu, tapi tingkah tak acuh Haru ini membuatnya kesal lama-lama.

"Kau serius menikah atau tidak?"

Haru terlihat berpikir sejenak. "Tidak tahu." Ujarnya seraya tersenyum jahil, remote melayang menghantam dahinya dan Haru berguling jatuh keatas lantai. Secara dramatis memegangi kepalanya. "Ibu! Otakku bisa shock nanti!"

"Kau mana punya otak?" Balas Chiyo geram, anggap saja ia sedang melampiaskan kekesalannya pada Haru.

"Jahat!" Keluh Haru, menahan tangis demi dunia dan seisinya dipukul memakai remot itu benar-benar menyakitkan.

"Sana mandi!" Chiyo menendang pantat Haru kencang, Haru yang menjadi korban kekerasan ibunya dipagi hari hanya bisa meratapi nasibnya yang teramat sial.

"Tidak mau!"

"Kau mau ibu mandikan?" Sekujur tubuh Haru merinding. Ia jelas ingat bagaimana ibunya memandikan ia paksa, menyeretnya keluar rumah dan menyemprot dirinya dengan selang penyiram tanaman. Ia sukses menjadi bahan tontonan ibu-ibu dan menjadi topik obrolan nomor satu dalam setiap kegiatan perkumpulan. Haru malu setengah mati, jangan sampai hal itu terjadi lagi! Maka dari itu Haru segera melesat memasuki kamarnya.

Petal On The Wind [Daisuke x Haru]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang