Bab 22
Sebuah alasanDaisuke memasuki kamarnya dengan Haru, raut lelah yang sejak tadi terpantri diwajah tampannya sirna. Ia tersenyum hangat melihat Haru tidur bersama Sara diatas ranjang, Daisuke melepaskan jas hitamnya berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci tangan dengan sabun juga air hangat. Bisa-bisa Haru memukulnya jika ia menyentuh Sara tanpa mencuci tangan terlebih dahulu, Daisuke mengecup pipi tembam Sara yang memerah. Bayi itu menggeleng, tangannya bergerak menangkis wajah Daisuke. Sepertinya Sara sedang memimpikan hal yang bagus hingga tidak mau diusik, baru seminggu pergi saja Daisuke sudah serindu ini dengan anak dan omeganya. Ia ingin cepat menyelesaikan pekerjaan dan bertemu dua orang berharga dalam hidupnya, bertemu tatap lewat video call tidak cukup bagi Daisuke.
Daisuke memandang putrinya, bayi yang dulu nyaris tidak selamat. Tapi kini Sara tumbuh dengan sehat, Daisuke sangat bersyukur. Dulu, Daisuke hanya tahu menghabiskan waktu untuk bersenang-senang. Tidur dengan siapapun yang ia inginkan. Membenci omega hanya karena Haruka seorang omega, tidak pernah terbesit dalam benak Daisuke bahwa ia akan menikah dan memiliki seoranh anak. Entah keajaiban apa yang sedang terjadi padanya ini.
Daisuke beralih mengecup pucuk kepala Haru, rambut abu-abu menguarkan aroma shampoo strawberry. Daisuke suka aromanya.
"Sudah pulang?" Suara serak khas bangun tidur, Haru membuka mata dan menemukan Daisuke sedang mengecup pucuk kepalanya.
"Aku membangunkanmu?" Tanya Daisuke pelan.
"Yeah." Jawab Haru jujur, Daisuke menjauh ia berbaring disebelah Sara. Bayi berambut abu-abu yang diturunkan oleh Haru berada ditengah kedua orangtuanya. Tenang dalam mimpi yang panjang.
"Dia rewel?"
"Sepertinya tahu kau akan pulang, dia sedikit lebih tenang." Haru mengenggam tangan kecil Sara, kulitnya sangat lembut.
Haru teringat pertemuannya dengan Haruka siang tadi, membayangkan apa yang terjadi antara Haruka dan Daisuke itu pasti sangat menyedihkan. Semuanya berantakan hanya karena sebuah harga diri, Haru tidak ingin menyesalinya ia ingin menjadikan masalalu Daisuke adalah pelajaran berharga untuknya. Sebisa mungkin, sekecil apapun masalah yang ia hadapi Haru ingin membicarakannya dengan Daisuke. Ia tidak mau ada penyesalan nantinya, Haru berharap Haruka akan menemukan kebahagiaannya sendiri diluar sana.
"Pihak sekolah menelephoneku." Haru membuka topik pembicaraan, ia tidak akan membahas tentang Haruka karena wanita itu memang melarangnya. Haru sendiri juga ingin menganggap pertemuan hari ini adalah rahasia kecil antara dirinya dan Haruka.
"Lalu?"
"Mereka bertanya kapan aku siap untuk mengajar lagi." Daisuke menghela napas.
"Jujur, aku lebih suka agar kau ada dirumah dan mengurus Sara."
"Tapi aku ingin mengajar, aku sudah bekerja disana selama bertahun-tahun. Aku janji akan mengurus Sara dengan benar sembari bekerja." Haru memberikan argumennya, namun raut wajah Daisuke tidak berubah sedikitpun. Ada keraguan dan ketidak setujuan disana.
"Apa yang kurang? Aku memberimu uang. Kenapa kau harus mencarinya lagi?"
Haru bangkit, alisnya memincing tajam. Daisuke memejamkan mata, ia tahu bahwa Haru saat ini sedang marah. Tempramen Haru benar-benar buruk. Keras kepala dan pemarah, Demi Tuhan Daisuke masih lelah karena perjalanan jauh dan ini sudah larut malam. Daisuke tidak ingin bertengkar, tapi tampaknya Haru tetap ingin mempertahankan argumennya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Petal On The Wind [Daisuke x Haru]✔
FanfictionHaru adalah seorang omega dan dia membenci fakta itu. Daisuke adalah seorang alpha yang senang mempermainkan oranglain. Mereka bertolak belakang, namun bagaimana jika sebuah pernikahan harus mengikat mereka untuk tetap bersama? Nb : Yaoi, bxb, Daisu...