Ai

1.2K 160 12
                                    

Enjoy Reading, pereading
---

Seminggu setelah Sehun memanggil Jongin ke rumahnya, Sehun terlihat lebih lesu dari sebelumnya. Dan itu membuat kinerja Sehun juga ikut lesu.

Baekhyun yang merasakannya. Karena setiap Sehun menolak untuk bekerja, Baekhyun harus menggantikannya. Karena itu yang diperintahkan Suho. Membantu Sehun.

Baekhyun juga merasa jika Sehun berubah setelah kunjungan Jongin. Mungkin Sehun ditolak, itu menurut Baekhyun. Karena Baek sendiri, tidak mengetahui penyebab Sehun gegana.

-🎶

Itu suara ponsel Baekhyun. Dia mendapat telpon dari sekretaris di kantor Sehun.

"Kenapa lagi?" Baekhyun menjawab dengan malas. Karena tau Sehun pasti menyuruh dia untuk menggantikannya bekerja.

"Hari ini tuan Oh memiliki jadwal makan siang bersama Direktur perusahaan YY, tuan."

"Kenapa dia menerima pertemuan jika tidak mau bertemu? Dimana Sehun sekarang? Aku perlu bertemu."

Baekhyun sudah cukup muak dengan kelakuan 'puber' Sehun. Harusnya dia membantu Sehun, bukan menggantikan Sehun.

Kalau bekerja seperti ini, bukannya lebih baik meminta Tuan Siwon mengangkatnya menjadi anak?

---

Baekhyun memarkirkan mobilnya di depan Rumah Sehun. Menghampiri Sehun yang ada di dalam kamarnya.

Tok tok tok

Baekhyun menahan amarahnya menuju ke kamar Sehun. Mungkin sudah di ubun ubun.

"Ini Baekhyun hyung. Buka pintunya."

Cklek. Pintunya terbuka. Tidak dikunci.

Yang pertama Baekhyun lihat, ada buntalan selimut di tengah kasur Sehun. Dan Baekhyun juga yakin, Sehun di dalamnya. Insting amarah.

"Yak! Oh Sehun! Kau tidak tau apa saja yang aku lakukan saat kau bermalas-malasan? Apa kau menikmati waktu galaumu dengan baik? Ini sudah seminggu kau hanya menerima pertemuan tanpa mendatanginya. Kenapa kau seperti ini? Mungkin seharusnya dulu kau debut saja menjadi model atau apapun itu! Ah? Tidak bisa juga. Karena kau tidak bisa bertanggung jawab atas apapun. Dan hanya memikirkan cinta pertamamu. Hidup bukan hanya soal cinta Sehun. Kalau kau memang merasa jika Jongin jo.doh.mu biarkan dia. Pasti dia akan kembali lagi. Sekarang, kau harus fokus dengan tanggung jawabmu. Karena semua pekerjaan ini tanggung jawabmu dan bukan tanggung jawabku. Dan lupakan Jongin." Baekhyun mengutarakan kata-kata yang ada dalam pikirannya. Yang mungkin bisa membuat Sehun 'sadar' dengan apa yang sedang dia lakukan.

"Melupakan Jongin? Aku sudah pernah mencobanya. Tapi selama 13 tahun itu juga, aku belum lupa dengan anak baik yang perhatian denganku." Suara Sehun agak teredam karena Sehun benar-benar di dalam Selimut.

"Baiklah. Kau tidak perlu melupakannya. Tapi jadikan Jongin sebagai acuanmu. Jadikan dia sebagai penyemangat atas semua tanggung jawabmu, Sehun. Kau bukan anak kecil lagi. Dan 'hubungan' bukan hanya tentang kencan lagi sekarang. Kau bisa berteman dengan Jongin bukan?"

Sehun terdiam. Dia merasa bersalah karena melepas tanggung jawabnya. Padahal dia tau akan menanggung tanggung jawab itu dari 13 tahun lalu. Dan malah membebaninya kepada Baekhyun yang menjadi hyung kedua baginya.

Sehun juga sadar jika dia terlalu berlebihan atas Jongin. Lagipula manusia memiliki skenario hidupnya masing-masing bukan?

"Dia menolakku kemarin." Sehun menjawab ucapan Baekhyun setelah terdiam beberapa detik.

"Menolakmu? Pasti. Karena kau mengutarakan cinta atau perasaanmu pada Jongin tiba-tiba. Atau lebih buruknya, meminta Jongin menjadi kekasihmu dan menyuruh Jongin memutuskan hubungannya dengan Chanyeol."

Sehun terdiam lagi. Bagaimana Baekhyun tau semuanya?

"Apa kau bisa membayangkan apa yang dipikirkan Jongin saat dia menawarimu makanan? Siapa yang tidak iba melihatmu dengan penampilan seperti itu dulu. Apa kau pikir Jongin hanya akan melakukannya padamu? Karena kau Oh Sehun? Dia saja tidak mengenalimu."

Suho sepertinya terlalu banyak memberi tau Baekhyun masalah cinta Sehun. Sehun tidak bisa berkata-kata karena mulai merasa jika dia terlalu berlebihan mempertahankan cinta pertamanya.

"Aku haus. Kau. Pikirkan saja apa yang selama ini kau lakukan. Aku akan menghadiri acara makan siang nanti. Itu makan siang terakhir yang akan aku datangi kau karena lepas tanggung jawabmu Sehun."

Brak. Baekhyun membanting pintu kamar Sehun.

---

Flashback dulu

Sehun meminta Jongin untuk tidur disampingnya. Diatas kasurnya.

"Sepertinya aku tidak bisa. Aku tidak mengantuk."

Sehun menutup matanya. Terlihat kecewa.

"Kau belum makan sejak tadi. Sebaiknya kau makan dulu lalu tidur Sehun."

Sehun hanya diam mendengarkan ucapan Jongin.

"Aku akan ambilkan makanannya."

"Tidak perlu. Aku akan turun ke bawah."

Sehun bangun dari tidurnya dan berjalan ke dapur bersama Jongin.

"Aku akan hangatkan miyeok guknya sebentar."

Jongin menghangatkan miyeok guk yang dia sempat buat tadi. Itu sudah hampir 3 jam pasti sudah dingin.

Setelah menghangatkan miyeok guknya, Sehun memakan miyeok guk buatan Jongin. Rasa miyeok guk buatan Jongin selalu membawanya ke 13 tahun lalu. Dan membuatnya sedikit kembali ke masa pubernya.

"Rasa miyeok guk ini selalu mengingatkanku dengan seseorang."

"Siapa yang kau maksud? Apa kau sedanag menceritakan seseorang yang kau cintai?" kata Jongin sambil menertawakan maksud dari pembukaan omongan Sehun.

"Ya. Dia cinta pertamaku. Dia membuatkanku makanan terenak yang masuk ke dalam perutku."

Jongin merasa familiar dengan kata kata itu. Dan ingat dengan kata-kata yang terasa familiar tersebut.

"Tunggu. Kau Oh Sehun? Apa kau pernah datang ke rumah makan di pinggir Seoul? Pantas saja kulit albinomu itu terlihat familiar."

"Kau baru mengingatku sekarang ya? Haha. Padahal aku tidak bisa melupakanmu 13 tahun terakhir." Jawab Sehun.

"Kenapa kau mengingatku? Sepertinya kau terharu karena peristiwa itu ya." Kata Jongin menyimpulkan senyumnya.

Sehun mendekatkan wajahnya ke wajah Jongin. Sehingga tarikan dan hembusan nafas mereka saling terdengar.

Jongin tersentak ketika Sehun mendekatkan wajahnya. Tidak mengerti dengan apa yang dilakukan Sehun.

"Ya. Sangat. Sampai-sampai aku gila karenamu Jongin. Aku mencintaimu." Sehun mendekatkan bibirnya ke bibir Jongin.

"Maaf. Tapi aku tidak mengerti maksudmu." Jongin menjauhkan tubuhnya dengan memundurkan kursinya.

"Aku sudah mencintaimu selama 13 tahun. Dan aku ingin kau bersamaku, bukan bersama si brengsek Chanyeol."

Tangan Jongin terkepal saat Sehun menyebut kekasihnya -Chanyeol- brengsek.

"Siapa kau menyebut-nyebut Chanyeol hyung brengsek? Aku lebih mengetahui Chanyeol hyung daripada kau Sehun."

Jongin segera bangun dari tempatnya dan meninggalkan Sehun sendirian di ruang makan.

Sehun hanya terbengong melihat Jongin yang begitu membela Chanyeol. Dan Sehun menyimpulkan jika Jongin tidak melihat video yang Sehun kirim.

"Aku hanya ingin yang terbaik untukmu Jongin. Setidaknya jika bukan aku, jangan Chanyeol."

---
🙇🏻‍♂️🙇🏻‍♀️

𝐈𝐭'𝐬 𝐘𝐨𝐮, 𝐊𝐢𝐦 𝐉𝐨𝐧𝐠𝐢𝐧. (끝)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang