Candra mengemudikan motor nya dengan kecepatan diatas rata rata kini mereka sedang dalam perjalan ke sekolahan nya rahel hati mereka sangat risau akan dimana keberadaan nya rahel.
meskipun rahel bukan lah adik kandung dari candra alvaro meskipun mereka sering berdebat hebat tapi entah kenapa candra merasa sangat sangat cemas mendengar kabar dari mamih nya,apalagi vanya yang notabenya sebagai kaka kandung dari nakisha rahelia.
sesampainya di sekolahan rahel candra memarkirkan motornya di depan mobil viona ya mereka sudah berada disana viona tak hanya sendiri dia ditemani ririn yang tadinya juga ingin menjemput rahel.
"kaka".vanya menghampiri viona yang wajah nya di balut kekhawatiran ,catat ini pertama kali nya vanya memanggil viona seperti itu biasanya paling dia hanya memanggil nya 'ka','ka viona' atau bahkan hanya 'viona' saja.
"va adek lo rahel gue takut dia kenapa kenapa".
"ka viona tenang ya kita berdoa aja semoga rahel gak kenapa kenapa ,sekarang papa mana?".
"papa kamu katanya lagi menuju kesini".jawab ririn mewakili.
baru saja kalimat itu keluar dari mulut ririn kini sebuah mobil silver berhenti dihadapan mereka lalu keluar lah laki laki paruh baya yang sangat familiar di mata mereka itu.
"nah itu om hendra".
"papa".viona langsung menyambut papa nya dengan pelukan dirinya menangis dalam pelukan papa nya itu.
"viona kamu tenang ya sayang sekarang coba ceritain ".kata hendra sambil menguraikan pelukan anak sulung nya.
"jadi gini ka tadi aku sama viona tuh niat nya mau jemput rahel setibanya itu kita nungguin rahel ko gak dateng dateng akhirnya kita masuk ke sekolahan nya terus kita ke ruang guru nah disana ada salah satu temen nya rahel terus kita nanya lalu gurunya rahel cerita ke kita kalo rahel tadi pas lagi nungguin kita di gerbang dia dipaksa masuk ke mobil warna hitam sama dua orang laki laki gitu ceritanya kak guru nya juga dapat cerita itu dari si tadi temen nya rahel".jelas ririn panjang plus lebar.
"terus ngasih tau gak mobil nya pergi ke arah mana?".
"katanya sih mobil nya pergi ke arah sana".kata ririn sambil menunjuk ke arah jalan .
apa mungkin rahel di culik anak buah nya dhimas -batin hendra .
lalu tak lama tiba tiba ponsel milik hendra berbunyi hendra langsung mengambil ponsel nya itu baru saja dia berucap dalam hati soal dhimas dan kini orang itu menelpon nya.
"sebentar ya papa mau jawab telpon dulu".
hendra berjalan sedikit menjauh dari mereka untuk mengangkat telpon itu.
kenapa harus menjauh gak biasa nya papa kek gini -batin vanya dengan rasa curiga.
"hallo".
"hallo juga hendra bagaimana kabar nya?".
"gak usah basa basi sekarang apa mau kamu?".
"tenang sobat coba kamu dengerin suara ini".
"papa tolong rahel jemput rahel papa".kini bukan suara laki laki di sebrang melainkan suara seorang gadis meminta tolong.
"apa yang kamu lakukan sama anak saya".
"tenang tenang saya gak akan lakuin apa apa pada anak kamu saya cuman mau kamu datanga aja kesini".
"okeh saya akan datang kesana saya akan bawa uang banyak buat kamu lalu setelah itu bebasin anak saya".
"sungguh sangat dermawan padahal saya tidak meminta otu tapi kalo kamu mau nya begitu ya sudah lah lagipula rezeki tidak boleh ditolak bukan?baik saya akan kirim alamat nya".
KAMU SEDANG MEMBACA
Revanya
Teen FictionPlagiat harap menjauh✅ Cerita murni dari otak author✅ Typo bertebaran✅ Akan direvisi setelah selesai✅ ♡♡♡ Ini bukan tentang seorang anak korban broken home Juga bukan tentang seorang badboy dengan good girl atau sebalik nya Dan juga bukan tentang se...