Waktu sudah menunjukkan pukul dua pagi dan Vanya masih terjaga dia tidak ada niatan untuk tidur kembali baginya tidur selama dua jam tadi sudah cukup untuk nya,ya setelah Vanya bertelponan dengan Revan tak lama dirinya terjun ke alam mimpi lalu bangun pada pukul setengah dua pagi.Mata nya tak ada lelah nya membaca tiap tiap halaman otak nya masih bekerja untuk menyimpan materi materi yang nanti nya kan diujikan.Sesekali Vanya menyelingi nya dengan memainka ponsel nya supaya tidak jenuh lalu melanjutkan nya kembali.
Perut nya sudah tak sakit lagi sejak dia bangun tadi dan sekarang perut nya lapar minta diisi.Vanya melangkah menuju dimana dapur berada melangkah dengan pelan pelan supaya yang lain nya tidak terganggu tidur nya.
Vanya menyalakan lampu dapur hal yang pertama dia tuju adalah meja makan semoga masih ada makanan yang tersisa.Harapan nya pupus setelah membukan tudung saji itu dan tidak menemukan makanan.Vanya beralih menuju ke kulkas.Dia membuka kulkas lalu diam sebenatar kemudian menutup nya kembali Vanya rasa kalo hanya sekedar makan makanan ringan itu tidak cukup.
Vanya berjinjit membuka laci dapur mengambil sebungkus mie instan.Vanya mengisi panci dengan air lalu memasak nya di atas kompor sambil menunggu air mendidih Vanya menyajikan bumbu nya terlebih dahulu seketika itu Vanya jadi ingat katanya kalo orang yang menuang bumbunya terlebih dahulu baru mie nya berarti orang itu memiliki sifat psikopat ada ada saja.
Setelah air mendidih Vanya memasukkan mie nya lalu mengaduk aduk nya supaya mekar.Vanya mematikan kompor menyaring mie tersebut dengan menggunakan saringan dan menumpahkan nya diatas piring yang sudah ada bumbu mie instan di atas nya.
Vanya mengaduk aduk mie instan itu sampai merata dengan bumbu setelah merasa sudah teraduk rata Vanya mengambil gelas mengisi gelas itu dengan air lalu membawa gelas yang berisi air dan piring yang berisi mie itu ke kamar nya.
Vanya memakan mie nya sambil memainkan ponsel nya di sebelah kiri.Tiba tiba saja ponsel nya berbunyi menandakan ada panggilan masuk di layar nya tertulis sebuah nama 'pacar jelek',Vanya menggeser tombol hijau itu.
"Halo".
"Belum tidur?".
"Udah tadi pas selesai telponan sama lo gue ketiduran ,kamu sendiri kenapa gak tidur?".
"Udah malahan gue tidur karna ketiduran pas belajar bangun bangun udah jam dua".
"Ohh".
"Va ntar berangkat sekolah gue anter ya".
"Terserah".
"oke ,perut nya udah gak sakit lagi?".
"Enggak".
"Ya udah ya gue tutup gue mau lanjutin tidur".
"Iya awas jangan sampai kesiangan".
"Iya sayang,I love you".
"I hate you".
Vanya terkekeh kemudian dia memutuskan panggilan tersebut dan melanjutkan memakan mie nya yang sempat tertunda.
♡♡♡
Hening tak ada yang berani bergerak sedikit pun kecuali mengerjakan soal mau bernapas pun rasa nya susah.Guru yang sedang mengawasi saat ini dari tadi memasang tatapan tajam yang karna itu lah membuat seisi kelas tak berani bergerak selain untuk mengerjakan tugas.
"Waktu nya tinggal lima menit lagi selesai gak selesai kumpulin".Kata guru itu dengan horor yang membuat semua nya bergidik ngeri dan buru buru menyelesaikan soal yang belum mereka kerjakan.
Vanya melepaskan pulpen dari genggaman nya dirinya sudah selesai mengerjakan dari tadi.Vanya menoleh ke arah Qyara yang baru saja selesai.Qyara memang selesai lebih lambat dari pada Vanya bukan berarti dia stupid hanya saja Qyara kalo mengerjakan soal perlu di hayati terlebih dahulu begitu sih kata nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revanya
Teen FictionPlagiat harap menjauh✅ Cerita murni dari otak author✅ Typo bertebaran✅ Akan direvisi setelah selesai✅ ♡♡♡ Ini bukan tentang seorang anak korban broken home Juga bukan tentang seorang badboy dengan good girl atau sebalik nya Dan juga bukan tentang se...