17.Alasan papa

36 5 0
                                    

Saat ini mereka berenam sedang menikamati makanan di sebuah restoran yang berada di dalam mall wait!bukan kah tadi mau ke cafe tante nya Revan aja?niat nya begitu tapi kata Revan cafe tante nya tutup karna sedang renovasi akhir nya mereka memilih untuk makan makan di tempat lain dan disinilah sekarang mereka berada.

"Gile gue kenyang banget".Kata Vicky setelah puas menghabiskan seluruh makanan nya.

"Iya enak di lo susah di kita!!".Teriak Revan dan Candra secara bersamaan yang membuat Qyara ,Alin dan Vanya sampai menutup telinga nya.

"Yaelah kali kali sedekah sama temen sih ngapa lo pada, pelit banget!".Revan dan Candra memutar bola mata nya jengah.

"Untung ada pacar gue kalo gak habis lo sekarang sama gue".Ancam Revan gak ketinggaln dengan pelototan matanya.Yang lain nya hanya terkekeh Vanya juga begitu.

"Ihhh takut aku bangg".Kata Vicky dengan suara yang dibuat sok imut.

"Eh gue mau ke toilet dulu".

"Iya hati hati sayang".Kata Revan dengan suara agak kencang karna punggung Vanya sudah hampir tak terlihat lagi di hadapan mereka.

"Dasar!!".Cibir Vicky.

"Syirik aja lo jomblo".

Vanya melangkah kan kakinya menuju toilet tiba tiba saja dia kebelet buang air kecil mungkin karna terlalu banyak minum untung nya kondisi toilet saat ini sedang tidak begiti ramai jadi Vanya tidak perlu repot repot mengantri terlebih dahulu.

Setelah mengeluarkan dari apa yang ia tahan tadi kini dia bernafas lega saat Vanya hendak melangkah kan kaki nya ketempat dimana teman teman nya itu ngumpul tiba tiba saja ada seseorang yang menutup mulut nya secara paksa Vanya tidak dapat melawan ,laki laki itu membawa Vanya masuk ke dalam mobil setibanya di dalam mobil mulut Vanya diikat dengan kain dan tangan nya di ikat kebelakang dengan tali yang entah tali apa itu.

Vanya merasa pernah melihat laki laki di samping nya ini.Ahh dia ingat laki laki ini adalah laki laki yang dulu juga pernah menculik nya sebenar nya mau apa sih mereka.

Mobil hitam yang saat ini di naiki Vanya berhenti di sebuah rumah kosong rumah kosong ini berbeda dengan rumah kosong yang waktu itu Revan tunjukkan.Vanya di bawa masuk kedalam dia tidak bisa memberontak bagaimana tidak kedua laki laki disamping nya ini membawa pistol bagaimana jika nanti pas dia membrontak mereka langsung menembak Vanya tanpa berpikir panjang?tidak tidak tidak.Langkah Vanya berhenti di sebuah ruangan begitu juga dengan kedua laki laki di samping nya di depan Vanya ada seseorang yang sedang duduk membelakangi Vanya kemudian kursi itu beputar sekarang Vanya bisa melihat seseorang yang duduk di kursi itu yang tak lain ialah Dhimas.

"Hay kita bertemu lagi Camelia Vanya Alfashiera".Kata Dhimas lalu tersenyum licik.Salah seorang laki laki di samping nya membukakan kain yang sedari tadi digunakan untuk menutup mulut Vanya.

"Om mau apa?jangan macam macam ya?".

"Tenang kok saya cuman mau melaksanakan apa yang sudah saya rencanakan".Dhimas berdiri lalu berjalan ke arah nakas.

"Saya cuman mau anak anak dari hasil perkawinan Hendra dan Wulan musnah hanya itu saja".Dhimas tersenyum licik menghadap ke Vanya.Mata Vanya membulat sempurna itu artinya sekarang nyawanya dan juga nyawa adik kaka nya dalam bahaya.

"Bawa dia ke ruangan eksekusi".Suruh laki laki itu pada anak buah nya,Mereka membawa Vanya dengan paksa.

"Lepas lepas".Hasil nya nihil Vanya tidak bisa lepas dari cekatan kedua laki laki itu sekarang dia hanya bisa pasrah berharap tuhan mengirimkan malaikat untuk menolong nya.

♡♡♡

Di tempat yang berbeda mereka sekarang sedang bersenda gurau namun tiba tiba ponsel nya Revan berbunyi yang membuat tawa mereka semua seketika itu mereda.Revan meraih ponsel ada sebuah telpon masuk dari bunda nya.

RevanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang