TIGASATU : Kelabu

4 1 0
                                    



[Arsen Juro Miller ]

Tepat dini hari gue mendapatkan kabar buruk kabar yang membuat jantung gue ingin gugur seketika mama meninggal di kamarnya ayah tahu kabar ini dari tante winda yang tak lain adalah sahabat mama dia semalam nginap di rumah mama katanya ketika mama pulang dari rumah gue keadaan mama gak baik-baik aja tante winda yang khawatir dengan keadaan mama memutuskan untuk menginap tujuannya untuk menemani mama agar tak kesepian . Tapi nyatanya mama pergi kenyataan yang sangat sangat menyakitkan bahkan gue gak berhenti menangis  gue berada di perjalanan kerumah mama .

Seketika gue mengingat perkataan kalau gue gak mau liat mama lagi dan tuhan dengan cepat nya mengabulkan doa gue . Gue sangat berdosa .

Ketika sampai di depan rumah mama ada garis polisi dan warga juga banyak gue menerobos masuk meninggalkan ayah gue masuk ke kamar mama di sana polisi sedang membuat garis TKP mayat mama di temukan gue menerjang tubuh mama yang sudah kaku dan dingin gue memeluknya dengan amat kencang seolah-olah gue gak mau beliau pergi . Iya gue gak mau beliau pergi apalagi dengan cara seperti ini mama overdose obat .

"Ma.. mama bangun ma "

Gue berusaha membangunkan mama padahal gue tahu kalau mama gak akan bangun lagi .

"Ma ini arsen maa ... arsen sayang sama mama "

"Ma ... bangun ma jangan tidur buka mata mama . Arsen kesini untuk mama"

Lalu gue merasakan bahu gue di sentuh itu ayah .

"Ayah bangunin mama arsen udah di sini ... kenapa mama gak bangun ?"

Ayah memeluk gue dari samping beliau juga menangis . Ayah masih sangat mencintai mama .

"Ma ... mama arsen janji bakal jadi anak yang baik arsen akan terus pengobatan biar bisa sembuh biar mama bisa liat kalau arsen bisa sembuh "

"Ma... arsen mohon ma buka mata mama "

Gue terus memohon di depan jasad mama . Bahkan gue gak tahu caranya bernafas lagi dada gue sangat sesak sekarang muka gue basah oleh air mata

"Ma... arsen mohon ..."

Memeluk mama untuk terakhir kalinya gue menciumi kening mama yang dingin . Kini bibir mama tidak tersenyum hangat matanya tidak menunjukkan binar seperti yang biasa gue liat karena sekarang mama menutup matanya .

"Arsen ... "
Ucap ayah .

Dia memegang bahu gue yang memeluk mama tak mau lepas .

"Nak ... bangun dulu jenazah mama mau di urus dulu "
Ayah berkata lembut .

"Gak mau ! Arsen gak mau !"

"Mama kedinginan !"

"Arsen mau tetap peluk mama !"

"Arsen !" Suara ayah meninggi

Ayah berdiri ada tante winda dia sama juga sedih dan terpukulnya 

"Arsen sayang " ujar tante winda

Dia mengelus rambut belakang gue

"Sudah dulu mama mau di urus jenazahnya sayang "

"Arsen gak mau tan ! Ini semua salah arsen !"

Memories Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang