TIGAENAM : Sebuah Janji

3 1 0
                                    




[Felline Hara Caxton]

Kami sudah berada di penghujung masa putih abu-abu tentang hubungan ku dan arsen kami mulai renggang arsen yang berubah semenjak kepergian ibunya awalnya aku memaklumi memaafkan nya tapi ketika kenaikan kelas duabelas dan seiring berjalannya waktu arsen berbeda arsen yang aku kenal arsen yang membuat ku tertawa berubah menjadi arsen yang membuat ku menangis hampir setiap malamnya arsen yang jarang berkelahi menjadi arsen yang sering berkelahi pada siapapun bahkan teman-temannya kewalahan akan sikapnya ayah arsen sering di panggil guru BK karena ulahnya arsen juga jarang masuk sekolah prestasi nya menurun tapi ketidakhadiran arsen sangat di maklumi guru-guru sekolah sebab setiap arsen tidak hadir guru-guru nampak biasa saja seolah itu hal biasa kepala sekolah pun tahu tentang itu

Apakah hanya diri ku yang tidak tahu?

Aku beberpa kali mengunjungi runah arsen kalan dirinya tak turun sekolah namun sama seperti lalu-lalu tumah arsen kosong ketika aku bertanya padanya dia akan marah sangat marah emosi nya tak terkendali . Dia bukan arsen yang aku kenal .

Di kelas aku menelungkupkan kepala ku di atas meja seperti tak ada semangat hidup .

"Lo harus minum " ujar lexa karena aku sangat tahu intonasi suaranya dan lagian aku hanya memiliki satu teman

"Gue gak mau " tolak ku aku mengangkat kepala ku dan mulai duduk menghadapnya

"Fell lo mau sampai kapan sih kayak gini ? Lesu banget mending lo minum ni air es biar tubuh lo gak layu kaya gitu " tunjuk lexa .

"Lo sudah tahu arsen di mana ?"

Setiap aku bertanya ke lexa atau wildan pasti mereka tidak akan menjawab mereka menutupi segala hal tentang arsen aku tahu lexa dan wildan adalah teman kepercayaan arsen .

"Gue udah bilang kan ? Jawabannya pasti sama gue gak tahu arsen di mana fell " tegas lexa

"Ini sudah dua minggu lex ..." aku menghembuskan nafas kasar

Alexa mengelus pundak kiri ku dengan sangat lembut "sabar fell gue juga gak tahu harus gimana "

"Lo beneran gak tahu lex dia di mana ? Lo coba bantu bujuk wildan kek dia pasti tahu arsen dimana " aku membujuk alexa dengan tatapan memohon . Kalau aku yang bertanya wildan menghindar bahkan wildan seperti menganggap ku tidak ada

Kali ini adalah absen terlama arsen tidak masuk sekolah .

"Iya nanti gue coba bantu " jawab singkat alexa .

Setelahnya bel masuk untuk jam pelajaran terakhir .

Sepulang sekolah aku pergi kebukit yang pernah aku datangin bersama arsen beberapa hari ini aku melakukan itu duduk bersender di batang pohon cemara . Aku memegangi liontin inisial "F" dari arsen di sini arsen memberikan ku kalung . Sama seperti hari-hari sebelumnya aku menghabiskan untuk membaca novel hanya itu saja pengalihan pikiran ku dari arsen .

"Aku mencari mu, dan ternyata kamu di sini "

Suara itu mengangetkan ku yang tadinya fokus membaca teralihkan aku menoleh ke kanan ku orang itu sudah bersender di batang pohon melepas topi dan masker hitamnya .

"Arsen !" Aku cepat-cepat menutup buku dan memeluk arsen menghirup aroma tubuhnya yang sangat wangi bahkan tanpa sadar aku sudah terduduk di atas pahanya .

Memories Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang