TIGATIGA : Merelakan

5 1 0
                                    

Sebelum bacaa aku mau ingatin ke kalian kasih vote dan follow aku juga yaa .

Terima kasih .

Tandai typo !

---

[Arsen Juro Miller ]

Semenjak kepergian mama seperti ada bagian diri yang hilang namun gue gak mau bersedih berlarut-larut secukupmya saja memang merelakan orang di sayang tidak secepat itu apalagi merelakan orang itu pergi untuk selamanya ayah membantu gue untuk bangkit beliau juga tak kalah sedih namun ayah menutupi itu semua ketika di depan gue mata ayah yang memyiratkan luka ayah lebih sering di rumah sekarang karena gue hanya punya ayah .

Kini gue makan malam bersama felline bukan malam spesial yang seperti pasangan lain harus makan di restoran mewah enggak gue dan felline hanya makan nasi goreng di dekat perumahan felline bukan gue gak mampu bahkan gue sangat mampu untuk ngajak felline di restoran mana pun . Nasi goreng di sini enaknya kebangetan ! Sumpah !
Felline pertama kali yang merekomen ke gue .

"Kamu gak makan ?" Ujar felline membuyarkan lamunan gue .

"Kamu cantik banget malam ini "

"Dih tumben banget lebay " cibirnya lalu dia menyuapkan nasi gorengnya .

"Di puji salah gak di puji salah juga" jawab gue seketika lalu gue menyantap nasi goreng .

Gue berdehem "oh ya fell aku belum minta maaf sama kamu "

"Soal ?" Tanya felline sambil mengunyah

"Malam itu " suara gue merendah
Felline menatap gue sebentar "ooh itu"

"Gak pa-pa sen "

"Aku minta maaf fell aku udah kasar"

Dia menipiskan bibirnya "aku bialng gak pa-pa arsen, gak usah di lanjut"

Selanjutnya kami menghabiskan makanan tanpa ada percakapan lagi lalu pergi untuk pulang .

Di depan pelataran rumah felline dia menatap gue entah kenapa di lihat dari matanya dia seperti banyak pertanyaan dan keraguan gue hanya menebak

"Kenapa ?" Kata gue akhirnya tidak biasa dia seperti ini .

Dia memeluk gue "jangan tinggalin aku"

"Gak bakal "

"Kamu kenapa fell "

"Kamu sayang gak sama aku ?"

"Kok tanya gitu "

"Ck jawab aja arsen !"

"Hm"

"Hm apa sayang aku ?"

"Iya sayang "

Dia masih betah memeluk gue menenggelamkan kepalanya  di dada gue .

"Aku udah tahu keberadaan ayah" ujarnya  suaranya mengecil karena wajahnya tertutup .

"And then ?"

Memories Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang