TIGAEMPAT : Mistake

7 1 0
                                    





[Arsen Juro Miller ]

"Masih ada kah aku di dalam diri mu ? Jika... aku tidak melalukan kesalahan itu ? "

Suhu siang ini benar-benar jatuh sangat-sangat dingin dari biasanya bahkan kini hidung sudah memerah dan telinga juga bibir juga seperti di sengat tawon bengkak karena dingin berkali-kali aku menggosokkan tangan tetap tidak mempan padahal sudah memakai pakaian super tebal namun tetap saja dingin menembus kulit, siang ini tidak cerah langit juga gelap
Niat nya keluar cuma mau beli persediaan air yang mengandung oksigen lebih banyak namun harus ke jebak dingin di depan supermarket, karena jaraknya yang dekat dengan apartment jadinya tidak perlu memakai kendaraan . Tulang-tulang ngilu sekali karena dingin bibir sudah bergetar ingin sekali meminum yang hangat-hangat tapi di dekat sini tidak ada kafe harus berjalan beberapa meter dan sangat malas untuk berjalan lagi .
Di rasa angin masih kencang tapi gue harus pulang sekarang dari pada mati karena kedinginan di luar baru beberapa langkah di depan ada seseorang yang berjalan ter pogoh-pogoh menggunakan pakaian yang tak cukup tebal lantas gue langsung mendekat sebelum orang itu terjatuh .

"Fell .." gue menahan tubuh felline

"A-arsen ?"

"Kamu kok bisa di luar, dan-" aku tidak melanjutkan ucapan membuka mantel luar gue dan menaruh di pundaknya gue memakai tiga lapis pakaian baju kaos , baju lengan panjang lalu hoddie lalu mantel super tebal .

"Kamu mau kemana fell ?" Tanya gue kahwatir pasal nya ini hari dingin banget apalagi felline hanya memakai sweater dan jeans saja .

"A-aku gak tahu " jawab dia dengan bibir yang bergetar karena dingin .

Gue bingung kenapa dia begini dan lingkaram mata nya sangat hitam .

"Pulang sama aku " gue menggandeng tangan kiri nya tanpa persetujuan felline hanya mengikuti saja .

Untung aja sebelum pergi gue gak matiin penghangat ruangan sekarang gue dan felline merasa hangat dari pada di luar gue juga menyuguh kan teh chamomile pada felline tapi hanya di tatapnya saja .

"Fell mau cerita ?" Tanya gue pelan sambil menyentuh bahunya yang tertutupi selimut rajut . Gue yang memberinya .

Dia menoleh wajahnya pucat sekali dan pipinya tirus .

"Aku harus gimana sen.. aku udah terjatuh dalam " ucapnya bergetar air matanya luruh .

Yang melihat keadaannya seperti ini pasti ikut prihatin tapi gue juga nyesek dengar penuturannya apalagi jauh di dalam gue... masih .... mencintainya sampai kapan pun . Ngeliat dia hancur seperti ini bukan itu yang gue mau lantas gue menghapus air matanya dan memeluknya . Hangat. Nyaman. Damai perasaan itu yang selalu hinggap ketika gue bareng felline .

"Fell ada aku kamu bisa cerita ke aku,"
Dia terisak gue mengelus rambutnya dengan sayang sama seperti dulu.

"Jadiin aku sandaran kamu fell" lanjut gue lagi .

Maafin gue daniel

Jahat kah gue ? Menikung teman sendiri ?

"A-aku gak tahu harus gimana sen "

"Diam dulu nangis aja lepasin semuanya fell "

Memories Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang