Epilogue

1.8K 367 51
                                    

(/Balada Mahasiswa Teknik,chp "Bukan Kangen,Tapi Rindu"/)
.
.
GalihdanRatna
Yaudah gue mo mandi dulu,capek gue ketawa sampe keringetan

ElangBapaklonontonLang
Gue mau nyuci motor dulu lah,bye

RichArdan
Gue sama Wicak mau jalan bentar dah

Kasablanca
Bang Ardan sana Bang Wicak bareng mulu,curiga homo

Wicakra_Khan
JANGAN MENGADI-NGADI LU YE

Ardan tertawa sampai kelelahan karena ulah manusia-manusia di kos an nya itu. Apalagi Kasa,Ardan pun curiga dia bukan manusia.

Ponselnya berbunyi lagi,kali ini ada notif dari Wicak.

Wicakra_Khan
Mau berangkat sekarang emang?

RichArdan
Entar lah,gue mandi dulu.

Wicakra_Khan
Oke deh.

Ardan mematikan ponselnya,mengambil handuk dan segera mandi. Rasanya siang ini gerah sekali,terlebih untuk tertawa terbahak-bahak seperti tadi ternyata membuatnya berkeringat,ah pantas Galih mandi,dia sama gerahnya ternyata.

Sore ini,tidak ada jadwal pun Wicak juga begitu. Jadi Ardan memutuskan untuk ziarah ke makam ayah juga kakaknya. Bunda dan ayahnya masih bekerja,mungkin besok mereka ziarahnya.

Saat mandi,di setiap guyuran air, ia mendadak bernostalgia. Di sini,di kamar mandi ini dulu ada tiga bocah yang mandi bersama sehabis bermain tanah hingga kaki dan tangan menghitam,bahkan wajahnya juga cemong. Semua itu dilakukan awalnya hanya karena demi dua gelas es sirup melon Oma.

Wicak bahkan menerjang dan memegang milik kakaknya secara tiba-tiba membuat si empunya histeris. Kalau diingat-ingat lucu dan memalukan sekali.

Ardan selesai mandi,pun sudah berpakaian juga memakai parfum. Ia melihat Wicak duduk di teras depan rumahnya,bersiul memanggil angin.

"Nih kuncinya." Ardan melempar kunci motornya dan ditangkap Wicak.

"Lama banget lu. Berendem apa gimana."

"Mandi gue kan harus bersih,ya lama wajar dong." Ardan memberikan helm hitam itu ke Wicak,helm Adrian dulu.

"Beli bunga dulu." Ardan menginterupsi. Pasalnya Wicak kalau bawa motor suka kaya ngajak mati jamaah.

"Iya gampang itu mah."

Dan mereka berangkat.

***

Dua kantong plastik bunga mereka bawa. Setelah salam,mereka memasuki area makam perlahan,mencari nisan ayah Ardan dahulu.

Serangkai doa telah terpanjatkan,pun bunga juga telah mereka tabur kan di makam ayah Ardan.

"Yah,ini Ardan."

"Sekarang Ardan sudah mau semester empat,Yah. Hehe nggak terasa ya?"

Wicak tersenyum,memerhatikan Ardan mulai berbicara dengan ayahnya.

"Yah,Ardan sudah menepati tiga janji Ayah dulu. Walau yang nomor dua sempat lalai."

"Ayah jangan khawatir sama bunda. Ada ayah lain yang bisa jagain juga jadi pilar baru di rumah."

Sial,air matanya mulai menggenang.

"Ayah sudah bertemu kakak di sana ya? Pasti kalian sedang duduk santai makan biskuit,kaya yang biasa kalian lakuin dulu."

"Ayah,jangan khawatirkan Ardan. Tau nggak,Wicak jauh lebih cerewet dari bunda tau." Dan bahunya ditepuk Wicak.

Ardan tertawa sebentar,"intinya Ardan sudah baik-baik aja. Ada banyak teman Ardan,juga abang-abang di kos yang sabar masakin Ardan."

MAGIC √ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang