16

1.2K 320 18
                                        

"Dari mana?"

"Ngerjain tugas."

Ardan ingin masuk kamarnya namun dihadang Adrian di ambang pintu.

"Dengan pulang mengendap-ngendap seperti itu di jam tiga pagi?"

Ardan mendecik,"ah mulai lagi! Kenapa sih dipermasalahkan? Gue udah jujur,Kak!"

"Kakak lo ini nggak buta,Tam. Kebohongan lo keliatan jelas sekali. Lo nggak mikir kalau kakak pernah sekolah juga dulu?" tangan Adrian masih terlipat di depan dadanya.

"Jangan samain jaman gue sama Kakak dong!"

"Tama,ini udah nggak sekali lagi lo pulang selarut ini. Bisa nggak sih lo jujur?"

Ardan menatap nanar kakaknya,"lo bilang jujur? Dua tahun kakak sembunyiin penyakit ayah,itu juga bagian dari kejujuran?"

Ardan memaksa masuk kamarnya, menabrak bahu kakaknya. Dan suara pintu yang tertutup keras terdengar.

Ternyata dosa Adrian masih belum terhapus.

***

"Mau pulang bareng?" Ajak Wicak.

"Ah nggak,Cak. Gue mau nugas. Tugas metik Pak Ardi banyak banget."

Lagi?

"Itu alasan yang sama dari dua hari yang lalu,Tam."

"Memang seperti itu adanya."

"Lo yakin nggak bohong?"

Ardan tertawa sebentar,"enggak dong. Lo kaya baru hidup sama gue dua hari aja."

"Tama,kata Kak Dana lo pulang larut terus. Gue nggak mau ngelarang lo ini itu,cuma gue takut. Banyak kasus begal akhir-akhir ini."

"Santai. Nggak papa kok gue. Eh gue duluan,Cak." Bahu itu ditepuk Ardan,dan pelaku berjalan pergi dengan dua temannya. Kemal dan Surya.

Gue kangen lo yang dulu,Tama.

***

"Yang bener,Pak?"

"Iya. Saya kadang lihat adik mu keluar dari diskotik baru yang diujung jalan sana."

"Ah Bapak,nggak mungkin. Adik saya anak baik kok."

"Hmm,yaudah kalau kamu nggak percaya. Saya sudah konfirmasi soal stok di toko ya."

"Iya,Pak."

"Yasudah,Assalamualaikum."

"Walaikumsalam."

Adrian mematikan panggilan itu. Meletakan sapu itu di lantai terasnya.Pikirannya makin tidak jelas sekarang. Meski hati tidak ingin percaya tapi banyak fakta juga saksi.

Ardan sering sekali pulang larut dengan alasan tugas juga pakaiannya kacau sekali,menerima kabar kalau dia pernah bolos ekskulnya. Dan yang paling terakhir,Adrian mencium aroma rokok dan alkohol dari baju adiknya. Uang darinya pun selalu habis,cepat sekali.

Oh Tuhan,kepala Adrian pening sekali. Belum lagi isu begal dimana-mana yang sungguh karena itu Adrian jadi luar biasa khawatir saat Ardan pulang larut.

Juga Bundanya yang mulai sering membawa lelaki asing bernama Dito itu ke rumahnya. Membuat Adrian semakin pening,kepalanya seperti akan siap meledak kapan pun.

Tak lama Wicak melintas,melewati rumahnya.

"Wicak!"

Yang dipanggil menoleh dan menghampiri kakaknya itu,"ya,Kak?"

MAGIC √ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang