-31-

1.2K 111 8
                                    

Happy reading

***

Bintang sedang tidak ada di rumah. Romy mengajaknya ke panti, bertemu dengan teman-teman. Bintang tadinya ogah, tetapi Romy memaksa. Aksa belum pulang, kemungkinan besar dia akan murka saat mengetahui Bintang pergi tanpa pamit.

“Kamu jangan sedih terus, Aksa nggak ninggalin kamu. Dia cuman main ke rumah teman, dia rindu.”

“Bintang takut  Abang marah.”

Romy mengelus kepala Bintang sayang, menarik tubuhnya pelan, memeluknya. Bintang hanya diam saja, cukup menikmati belaian lembut Romy.

Sebelumnya Romy mengira bahwa Aksa akan langsung pulang setelah perdebatan mereka tadi. Romy bisa merasakan kalau cowok itu murka akan kata-katanya, Romy tahu kalau Aksa sangat menyayangi Bintang, dilihat dari tatapannya.

“Kamu mau nginap di sini?” tanya Romy.

“Bintang mau ketemu Abang. Nanti Bintang rindu.”

Sakit. Itulah yang dirasakan Romy saat ini. Semua yang dilakukannya sia-sia, dia tidak bisa mendapatkan Bintang kembali, kecuali dengan pemaksaan dan sedikit kekerasan. Tapi Romy tidak segila itu untuk mendapatkan apa yang dimaunya. Romy tidak tega kalau Bintang sudah menangis.

“Bintang….”

“Iya?”

Romy berdeham, tangan kanannya masih mengelus kepala Bintang. “Waktu kamu diadopsi, kamu ngapain aja? Aku mau tahu.”

Bintang tersenyum. Kenangan yang paling indah baginya adalah saat pertama kali bertemu Aksa. Bintang selalu diutamakan, diberi kasih sayang yang penuh. Aksa pun begitu, dia girang karena memiliki seorang adik. Aksa senantiasa memeluknya, menciumnya, tidur bersamanya. Bintang rindu semua itu.

“Abang baik, Abang sayang Bintang.”

“Kalau sekarang?”

“Abang masih sayang. Abang juga cium Bintang.”

Romy mematung. “Cium? Kapan?”

“Abang pernah cium sini.” Bintang menyentuh pipinya.

“Disitu, ya?”

Bintang terkekeh. “Di sini juga.” Lalu Bintang menunjuk bibirnya.

“Kapan?!”

“Belum lama. Bintang suka cium. Abang cium lembut, Abang bibir gerak-gerak.”

Romy tidak sepenuhnya paham akan maksud Bintang. Romy butuh penjelasan yang lebih mendetail.

“Bibirnya gerak-gerak?”

Bintang mengangguk mantap. “Iya, Bibir Bintang dimakan.”

“Hah?!”

“Bintang suka cium.”

Emosi Romy naik ke puncak tertinggi, semuanya sudah sangat jelas. Romy tidak menyangka kalau Aksa akan berbuat seperti itu. Romy murka.

“Dia cium kamu kenapa?!”

Bintang mengerjap polos. “Abang sayang Bintang.”

“Itu bukan sayang!” Romy berdiri, napasnya memburu. “Aksa benar-benar!!!”

“Kak Romy marah? Kenapa?”

“Pokoknya kamu nginap di sini! Nggak boleh ngebantah!”

“Tapi….”

“Kamu di sini! Nggak usah banyak komentar! Aku nggak mau kamu dilecehin sama dia! Aksa harus tanggung jawab! Dia nggak boleh gituin kamu!!!”

Bintang melotot tidak terima. “Bintang mau pulang!”

Little Sister Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang