-40- (END)

3.3K 201 32
                                    

Happy reading

***

"Abang, Bintang cantik?" Bintang menatap lurus, memperlihatkan penampilannya dalam balutan gaun yang diberikan oleh Romy. Rambut panjangnya diikat kuda. Wajahnya memang tampak polos, tidak ada make up yang menghiasinya. Namun karena itulah, keindahan Bintang terlihat alami.

"Kamu selalu cantik, manis." Aksa mendekat lalu menatap lekat. "Kamu cocok sama gaun itu, pas banget sama kamu."

"Makasih...."

Pandangan Aksa tidak beralih, dia tidak berkedip. Bintang menghipnotisnya.

"Bintang mau pulang."

"Hah?" Aksa tidak mendengarkan dengan baik, pikirannya terlalu fokus akan keindahan Bintang.

"Bintang mau pulang." Bintang naik ke tempat tidur, melepas gaun itu lalu melipatnya.

"Dokter bilang besok kamu bisa pulang, tunggu sehari lagi, ya?"

"Lama."

"Kan ada aku di sini, kamu nggak kesepian."

"Bintang capek tidur, Bintang mau main ayunan."

"Kan besok udah bisa pulang...." Aksa mengelus tangan Bintang, tersenyum lembut.

Tiba-tiba seseorang muncul dari balik pintu, tersenyum lebar memperlihatkan deretan giginya. Rendy datang membawa beberapa buah.

"Bintang, besok kamu mau pulang, ya?" tanyanya.

"Iya."

"Wah... pasti seru, tuh! Kamu nggak akan bosan lagi."

"Iya."

"Aksa, orang tua kamu mana? Kok nggak di sini?" Romy beralih kepada sahabatnya, mengeluarkan beberapa buah yang dibelinya tadi.

"Mereka kan, sibuk. Papa lagi banyak orderan, mama aku juga kayak gitu. Makanya aku sendiri."

Rendy mematung sebentar. Matanya melirik sengit. Aksa langsung menjitak kepala itu, dia cukup peka akan mimik wajah yang Rendy tunjukkan. Pasti cowok itu berpikir yang aneh-aneh.

"Apa? Kamu mikir apa tadi?"

"Nggak, kok...."

"Bohong! Ngaku!"

Rendy bersembunyi di belakang Bintang, menunjuk Aksa seperti anak kecil. "Bintang, Aksa mau mukul aku. Tolongin...."

"Ih! Jijik!" Aksa berdecih.

Bintang tersenyum bahagia. Matanya menyipit lucu. Aksa lagi-lagi terpesona. Mulutnya setengah terbuka dengan mata yang berbinar. Belum sempat Aksa menyadarkan dirinya sendiri, Bintang malah membuatnya semakin melayang.

Chup.

Bintang menciumnya. Di bibir! Dengan Rendy yang masih ada di sana.

***

Bintang sembuh, kakinya juga membaik walau jalannya masih tertatih. Pak Wiryo dan Bu Mala ikut bahagia, terkhususnya Aksa. Dia menggendong Bintang berkeliling rumah, sebagai bentuk hadiah karena Bintang baik-baik saja.

Kepulangan Bintang menciptakan keceriaan bagi siapa pun. Tak ada lagi keresahan yang selalu menghantui setiap malam. Aksa bersyukur karena orang yang paling disayanginya mampu bertahan.

"Abang, jalan-jalan."

"Ini kita udah jalan-jalan."

Bintang menggeleng kencang. "Ini jalan rumah, bukan jalan luar."

Little Sister Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang