Part 27 - Missing you

494 89 12
                                    

Gesang duduk di kamarnya sore ini. Dia sudah mengenakan kemejanya. Matanya menatap kesekeliling ruangan berukuran sedang itu. Saat ini, entah kenapa dadanya bergemuruh lagi. Gemuruh yang selalu ada ketika banyak bayang-bayang wajah Garen menari dimatanya.

Dulu

Tangannya melempar dart itu ke papan di dinding. Wajahnya muram sekali. Dia bahkan belum makan sedari pagi.

"Kenapa lagi sama Liki? Berantem mulu lo kaya laki-bini." Garen sudah duduk dihadapannya.

"Gue nggak paham kenapa nyokapnya nggak suka sama gue." Dia melempar satu dart lagi sekuat tenaga.

"Gue tahu gue bukan laki-laki paling baik sedunia. Gue suka berantem, tawuran, kadang suka emosi juga sama Liki kalau dia mulai nggak nurut gue bilangin, kepintaran gue juga biasa aja..."

"Dibawah rata-rata." Ujar Garen terkekeh.

"Ya apalah. Tapi kenapa coba nyokapnya bisa sebel sama gue begitu."

Garen tertawa lebih keras lagi. "Heh Ge, lo baru aja menjabarkan semua alasan atas pertanyaan lo sendiri. Lo sadar ga sih?"

Gesang diam sejenak, berusaha mencerna. Lalu dia mendesah keras karena paham Garen ada benarnya. "Tapi gue beneran cinta Liki aja Ren. Sampai dititik ada cewek seseksi apapun gue nggak berpaling."

"Masa? Kemarin si Anya lo suit-suitin tuh."

"Hah, itu cuma bercandaan doang. Lo harusnya bisa bedain dong Ren. Cewek ga jelas kayak Anya mah ga masuk hitungan gue."

Garen menghembuskan nafasnya perlahan. "Gue ga jago soal hubungan cewek-cowok begini Ge. Gue aja nggak paham rasanya jatuh cinta kayak apa?"

Gesang berhenti bergerak. Dia berpikir mungkin ini saatnya dia mencoba mencari tahu perasaan Garen pada Aryan, yang sudah dia tahu memendam perasaan.

"Masa lo nggak pernah deg-degan gitu kalau lagi deket-deket cowok. Entah siapa cowoknya."

Garen sudah berbaring saja di kasur Gesang. "Deg-degan ya? Hmmm...sama elo...mmm gue, nyaman. Rasanya aman. Kayaknya gue bisa cerita apa aja sama lo, gue bisa jadi diri gue sendiri. Nggak perlu pura-pura kuat sekalipun lo nyebelin banget karena suka over protektif...gue bukan vas bunga yang gampang pecah Ge." Garen terkekeh sejenak.

Gesang juga tersenyum mendengar pengakuan sahabatnya itu. "Kalau sama Aryan gimana?"

"Aryan ya?" Garen diam sejenak. "Kebanyakan sih ga deg-degan. Tapi suka deg-degan juga kadang-kadang."

"Serius lo?" Gesang mulai berpindah ke kasurnya juga.

"Iya deg-degan kalau kalian lagi pada jotos-jotosan tuh. Lo pikir gue deg-degan apaan?" Sahut Garen tiba-tiba dengan ekspresi galaknya. Dia bangkit dari tidurnya dan duduk di kasur Gesang. Entah kenapa dia berusaha menutupi jawabannya yang terakhir tadi.

Gesang tertawa. "Bagus deh. Gue dan Aryan posesif banget soalnya sama elo. Kita nggak mau berbagi lagi. Jadi bagus lo nggak punya pacar sekarang. Karena kalau nggak..." Gesang memasang gerakan mengiris lehernya sendiri.

"Abis tu cowok sama kita."

"Kayaknya kalian ga usah khawatir soal itu. Gue juga males kalau punya cowok dan married cuma buat dipukulin doang kayak Nyokap dirumah. Ngapain amat. Mending jomblo seumur hidup."

Gesang diam. Entah kenapa dia merasakan kegetiran kalimat Garen terakhir itu. Lalu dia menghembuskan nafasnya perlahan.

"Lo tinggal aja disini selamanya Ren. Bokap, Nyokap, Mas Danang, semua disini sayang sama lo. Apalagi gue. Kalau ga ada Liki, kan lo tahu gue maunya married sama elo. Lo aja nolak gue terus kemarin-kemarin, keduluan Liki nerima gue kan? Gimana?"

Bad BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang