Part 30 - The Big Family

543 84 10
                                    

Buat kalian...yang nungguin manis dan konyolnya mereka...Enjoy!!

***

Gesang sudah meninggalkan jasnya di mobil. Dia berlari, sama seperti Aryan yang tadi berlari. Dia ingin segera bertemu dengan teman hidupnya itu. Ya, mereka bahkan tidak menunggu sampai acara sekolah selesai. Setelah turun panggung, mereka langsung pergi kesini. Kaliki sudah mengganti sepatu haknya dengan kets saja. Karena dia juga sama rindunya.

Mereka berhenti tepat didepan pintu. Gesang mengatur nafasnya sesaat.. Suster Dina keluar dari ruangan itu dan menatap Gesang sambil tersenyum. Mengerti benar, kamar Nagaren akan lebih ramai malam ini.

"Gantian ya. Dan nggak boleh berisik. Pasien di kamar lain sedang istirahat." Suster itu hanya menepuk pundaknya saja kemudian berlalu.

Sebelum masuk, Gesang menatap wajah Kaliki. Satu tangannya membingkai wajah gadisnya itu.

"Sayang, maafin aku. Aku cuma cinta kamu. Jangan salah paham soal Garen atau sikapku sekarang."

Kaliki tertawa geli. "Bukan cuma kamu yang sayang Garen Ge. Kita juga sayang, aku juga sayang." Dia mengecup pipi Gesang sejenak. "Sana, temuin Garen. Dia pasti nunggu kamu."

Lalu dia membuka pintu. Aryan sedang berdiri mengambilkan Garen segelas air. Sementara Garen duduk ditempat tidurnya. Wajah gadis kesukaannya itu langsung tersenyum saja menatapnya. Senyum yang Gesang sangat suka.

Tanpa pikir panjang, Gesang melangkah cepat menuju tempat tidur Garen. Dia memeluk Garen perlahan. Mencium kepalanya berkali-kali sampai Garen terkekeh sendiri.

"Kalian seragaman." Garen tambah tertawa lagi. Dia masih berada di dalam pelukan kuat Gesang. "Sumpah kecuali seragam sekolah, kelakuan kalian absurd banget pakai seragam begini. Dan kemeja dan celana bahan? Ya ampun Ge, selera seragam kalian parah banget jeleknya."

Gesang juga tertawa. Dia lega, dia bahagia saat ini. "Ketawain kita sepuas lo. Terserah deh. Asal lo ada disini Ren. Gila gue seneng banget."

Selama beberapa saat mereka masih berpelukan lama-lama. Semua teman-teman mereka sudah tiba dan sudah berada didalam kamar rawat Garen. Semua diam melihat dua sahabat itu melepas rindu. Liki bahkan sudah dirangkul Aryan sambil meneteskan satu-dua air mata.

Lalu Ramdan dan Alta berdehem keras. "Woi, gantian woi. Lo pikir kita patung-patungan yang ada di swalayan."

Gesang melepaskan pelukannya. "Lo pada gangguin gue aja sik. Sana pada pulang."

"Ini lo beneran ngajakin ribut sih Sang. Macam lo pikir lo doang yang pingin pelukan sama Garen begitu?" Ujar Dana.

"Lo peluk Garen gue timpuk beneran lho." Ujar Aryan pada Dana.

"Lah, posesip. Emang lo udah diterima cintanya sama Garen? Garen tuh selama ini cuma sayang sama gue aja. Kalian aja pada nggak tahu, ya Ren?" Sahut Dana lagi.

Garen tertawa geli mendengar canda tawa kawannya.

"Iye kita nggak tahu. Karena omongan lo tadi cuma ada dalam mimpi. Nginggo aje lo malem-malem begini. Gue jitak lo Dan, biar lo yang amnesia." Boy menatap Dana sebal.

Kaliki sudah duduk di pinggir tempat tidur Garen. Memeluk Garen dari samping. "Lo lihat kan Ren? Mereka makin sinting nggak ada lo."

Suasana canggung tadi sudah mencair. Mereka sudah saling meledek dan tertawa. Berlomba menceritakan apa-apa yang sudah terjadi pada Nagaren.

Misal, gosip Alta dan Dinda yang mau menikah saja. Sudah tentu ini tidak benar karena Alta langsung menjitak kepala Ramdan. Laporan tentang Dedi yang hampir pipis dicelana karena sangat grogi ketika menyatakan cintanya pada Tuti. Yang ini benar, karena wajah Dedi merah padam dan semua riuh menggodanya. Atau perkelahian tahun ini antara Kaliki dan Anya di kantin dulu. Juga banyak cerita yang lainnya.

Bad BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang