Work by
®_Wind™
****
Sudah hampir tiga minggu sejak pertama kali aku bertemu Seonghwa, aku jadi semakin dekat dengannya. Dia selalu mengantar jemputku meski aku tidak meminta dan aku selalu minta di turunkan di halte yang tak jauh dari tempatku bekerja, Seonghwa merasa tak keberatan dengan hal itu. Bisa jadi bahan gosip di divisiku nanti jika ada yang lihat. Aku terlalu malas untuk sekedar memberi klarifikasi dengan orang di divisi, memang aku publik figur? Lagi pula itu juga hal privasi yang tak perlu orang lain ikut campur.
Aku juga selalu bertemu dengan Seonghwa dimana pun aku berada. Ya ... Menurutku ini agak aneh, aku bahkan sempat berpikir jika dia menguntitku dari aku bangun sampai aku kembali untuk tidur.
Aku mulai membereskan peralatan kantor yang bertebaran di meja saat aku melihat jam sudah pukul tiga sore dan hari ini Jumat, Seonghwa seperti biasa akan menjemputku di halte dekat kantor tanpa aku harus menelepon. Sejujurnya aku sedikit sungkan, karena jika aku ada lembur mendadak itu artinya Seonghwa harus pulang terlebih dahulu seperti dua hari lalu. Dan beruntung hari ini tidak ada lembur dan deadline sudah selesai sejak kemarin. Aku bergegas ke kamar mandi sebelum pulang, sedikit merapikan dandanan sebelum bertemu dengan ... Crush?
Aku yakin tak ada yang tidak menyukainya, apa lagi aku tahu sebelum kita bertemu kembali Seonghwa itu ... hah! Jujur, jadi agak buluk sih setelah mengenal teman-teman semasa SMP dulu. Maaf jika mulutku kasar tapi dulu ia suka sekali main bola bahkan ia masuk ekskul olahraga dan membuat kulitnya agak gelap. Aku terkekeh mengingat Seonghwa yang dulu dan sekarang, benar-benar perubahan yang sangat fantastis. Seonghwa yang sekarang adalah sosok yang tampan bagai pangeran negeri dongeng, sementara aku adalah si buruk rupa. Sumpah! Seonghwa yang sekarang seperti titisan malaikat.
Setelah merapikan pakaianku yang sedikit keluar dari dalam celana bahan aku kembali ke meja kerjaku.
“Wih ... Kembang desa, wangi amat?! Mau ritual kemana lo?” ujar Bang Arjuna, kepala divisiku yang sedang mengunyah rujak dengan rekanku yang lain.
“Buset! Menyan lewat ya?!” sahut Mbak Indri yang sedang merapikan lembaran proposal di sampingku.
“Ya ampun ... Kalian kenapa sih?! Syirik bilang bu ... Giliran buluk aja di hujat mulu, terus sekarang aku udah rapi sedikit masih kalian hujat juga.” ucapku sambil menyandarkan punggung di sandaran kursi.
“Ya nggak begitu sih ... Cuma dari auranya kamu tuh kayak lagi ada sesuatu gitu, ya nggak kawan?” kata Mbak Indri sambil mencolek pelan bahuku.
“Lo punya Doi, ya?” ucapan Bang Arjuna seketika membuat ramai satu divisi, beruntung sudah jam pulang kantor mengingat ini hari Jumat dan waktunya hanya setengah hari kerja.
“Nggak kok Bang, orang habis dari sini mau shopping.”
“Shopping sambil gandeng gebetan ‘kan?” ucap Mbak Gita yang baru saja lewat di belakangku membuat suasana kembali riuh. Sementara itu, ponselku bergetar diatas meja membuat atensi Mbak Indri tertarik.
“Ih! Siapa tuh Uwa?! Dikasih emotikon hati lagi.” ucap Mbak Indri heboh membuat riuh yang tadinya sudah mereda kini kembali menggema. Ya ampun! manusia satu ini ingin ku masukan ke dalam gentong rasanya kalau saja aku tak ingat jika aku manusia paling muda di divisi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imagine With Idol
FanfictionKumpulan kisah halu bersama idol kesayangan kalian. ❗BERISI BANYAK KEHALUAN BERSAMA IDOL KPOP ❗ 🚫13+ → Basa non baku → SLOW UPDATE → No!! BxB GxG → Request? monggooo.. #6 in leehangyul #7 in verivery #13 in nuest #17 in victon #27 in sf9 #36 in mon...