9.1 [Nu'est - Baekho] Dear My Man

243 27 0
                                    




















Work by


®_Wind™










****






Di lain tempat, Baekho tengah menopang kepala di atas meja kerjanya. Ia merasa pening sejak pertemuannya dengan Harini tadi siang, ia benar-benar tidak menyangka akan bertemu wanita yang dia campakkan beberapa tahun lalu karena kesalahannya. Melihat bagaimana kondisinya sekarang, ia yakin jalannya tak mudah untuk ia lalui seorang diri. Baekho mengutuk dirinya dalam hati, bagaimana dahulu ia bisa sebegitu pengecutnya lari dari masalah yang ia buat sendiri tanpa merasakan bebannya sama sekali. Andai waktu itu dirinya tidak kabur ke Seoul selama beberapa bulan, mungkin semuanya akan berbeda. Ia tak akan kehilangan wanita yang di cintainya.

Baekho mendongakkan kepalanya dan mendapati sosok wanita muda tengah duduk anggun di sofa ruang kerjanya, dengan malas Baekho menggulirkan matanya lalu beranjak hendak meninggalkan ruangan.

“Ayo, kita makan malam.”

“Aku nggak punya waktu. Kamu makan aja sendiri.”

“Kita harus bicarain pertunangan kita, Baekho.” Wanita itu kemudian berdiri dari duduknya lalu mendekati laki-laki itu yang berhenti di depan pintu.

“Aku nggak pernah setuju sama perjodohan konyol yang kamu rencanain kalau kamu lupa.” ucap Baekho seraya menatap tajam wanita itu.

“Harus, kamu harus setuju. Apa lagi orang tua kita juga udah setuju.”

“Itu cuma rencana kamu aja Alya. Orang tuaku bahkan belum setuju tapi kamu malah ambil keputusan sepihak?! Sudah aku bilang berapa kali untuk berhenti atau kamu malah menyesal di kemudian hari.”

“Kenapa aku harus menyesal?”

“Karena aku sudah melamar perempuan lain.” ucapnya lalu meninggalkan ruangannya. Baekho berusaha berkilah dari perempuan cantik di hadapannya.

“Bohong! Aku nggak percaya sama omongan kamu, Baekho!”

“Satu lagi, mulai besok kamu nggak bisa sembarangan keluar masuk kantor aku. Jadi jaga sikap kamu.” Baekho kemudian berjalan menuju lift meninggalkan Alya yang menatapnya penuh amarah.


****




Subuh telah berkumandang sepuluh menit lalu, namun Harini sudah bangun dan sedang membuat sarapan untuk jagoan kecilnya. Ia masuk ke kamarnya dan memandang Bagas yang masih terlelap, semalam rencana mereka menginap di rumah Juwita batal karena Bagas baru ingat jika ada tugas sekolah yang harus di kumpulkan esok hari. Jadilah jam sembilan setelah selesai makan malam dan sedikit memberikan penjelasan pada Juwita tentang Bagas yang bertemu seseorang yang mirip dirinya, keduanya pulang ke rumah kontrakan yang di tinggalinya.

Harini menatap lekuk wajah Bagas yang masih terlelap, Wajahnya sangat mirip dengan ayahnya hanya saja mata serta garis bibirnya mirip Harini. Wanita itu mengelus wajah putranya lembut berusaha agar tidak membangunkannya dulu. Namun dirinya salah, perlahan mata jernih Bagas terbuka kemudian mengulet lucu di hadapannya.

Imagine With IdolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang