Work By
®_Wind™
****
Andin sedang memasukkan lipatan pakaian yang tadi ia jemur ke dalam lemari lalu kembali menutup pintu lemari itu setelah selesai merapikannya, saat dirinya hendak beranjak ia melihat suaminya itu baru saja memasuki kamar dengan tergesa. Setelah ia mengambil jaket kulit berwarna hitam miliknya di balik pintu ia menyambar kunci motor di atas laci nakas, segera saja wanita itu mendekatinya dan meraih pergelangan tangannya.
“Mau kemana? Ini udah malem,” kata Andin.
“siapa bilang siang, yank?” sahut Haechan.
“Nggak bisa keluarnya besok aja?”
“Nggak, temen-temen aku lagi butuh aku. Aku bakal pulang nanti jam dua.” Mendengar perkataan Haechan itu, Andin segera melepaskan tangannya yang tengah memegang pergelangan tangan prianya.
“Kamu itu pulang jam segitu pasti bawa 'oleh-oleh', nggak mungkin nggak!” kesalnya seraya bersedekap dada.
“Kamu nggak perlu khawatir, aku bakal baik-baik aja.” Andin memutar bola matanya malas kemudian dengan gerakan secepat kilat ia merampas kunci motor di tangan Haechan.
“Ngapain sih kamu masih bergaul sama mereka? Aku udah bilang berkali-kali kalau mereka nggak baik–”
“Berapa kali kamu ngomong kayak begitu nggak akan aku tanggapi, mereka kenal aku lebih dulu di banding kamu. Dan kamu bukan siapa-siapa, nggak tahu apapun tentang mereka.” Haechan memotong perkataan Andin sambil memandang tajam istrinya, ia mendekat pada Andin lalu menarik wanita tersebut dalam dekapan sambil meraih kunci motor yang sempat di rampasnya.
Beberapa detik kemudian lelaki itu meninggalkan Andin yang mematung di tempatnya berdiri. Mata wanita itu mulai memanas lalu ia memejamkan matanya sejenak, hatinya juga ikut merasa perih saat mendengar ucapan yang Haechan lontarkan.
Ia menghembuskan napasnya guna menenangkan hatinya. Ya, Andin sadar betul jika ia memang bukan siapa-siapa bagi Haechan meski status mereka adalah pasutri.
Enam bulan lalu, orang tua lelaki itu tiba-tiba saja melamarnya dengan mendatangi kediamannya tanpa Haechan. Hal itu tentu saja membuat Andin dan keluarganya sangat terkejut, apa lagi Andin yang saat itu hanyalah seorang asisten rumah tangga di rumah Haechan.
Hal itu justru membuatnya semakin tertekan kala ia mengetahui tujuan orang tua lelaki itu melamar dirinya adalah untuk di jadikan istri pemuda yang baru menginjak delapan belas tahun itu, lantaran pemuda tersebut kerap kali pulang subuh dengan 'oleh-oleh' luka memar di wajah dan beberapa bagian tubuhnya. Itu sebabnya orang tua Haechan melakukan hal itu agar anak semata wayangnya itu ada yang menjaga selagi mereka bekerja.
Dengan berbagai pertimbangan dari kedua belah pihak, mau tak mau akhirnya Andin sedikit terpaksa menyetujui keinginan orang tua pemuda itu.
Apa pemuda itu tahu? Tentu. Bahkan lelaki itu terlihat biasa saja setelah proses pengucapan ijab usai, Andin sudah berpikir jika nanti ia akan di benci oleh pemuda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imagine With Idol
FanfictionKumpulan kisah halu bersama idol kesayangan kalian. ❗BERISI BANYAK KEHALUAN BERSAMA IDOL KPOP ❗ 🚫13+ → Basa non baku → SLOW UPDATE → No!! BxB GxG → Request? monggooo.. #6 in leehangyul #7 in verivery #13 in nuest #17 in victon #27 in sf9 #36 in mon...