Work by
®_Wind™
“Kalau ada satu pertanyaan yang bisa membalikkan keadaan seperti semula, aku cuma mau ajuin satu aja.
‘Bisa kamu lepas aku gitu aja?’
Karena sejujurnya, aku lelah sama kamu. Sudah cukup terwakili bukan perasaanku?”
****
Masih terlalu pagi untuk aku memulai rasa sakit darinya.
Bagaimana bila pagimu sudah di suguhkan oleh pujaan hatimu yang berselingkuh di depan mata? Perselingkuhan, peristiwa yang sangat klise bukan?Muak? Tak perlu kalian tanya.
Namun sayangnya aku hanya bisa diam tanpa mampu melabrak wanita yang tengah menggandeng kekasihku itu. Sudah banyak teman-temanku yang menyarankan untuk segera mengakhiri hubungan kami atau melabrak si selingkuhan, bahkan teman di kelasku pun banyak yang dengan sukarela ingin membantuku untuk kegiatan labrak-melabrak. Bagiku, itu hanya kegiatan buang-buang waktu yang tak di sadari manusia. Gak berguna, meskipun semua orang akan memakai konteks ‘demi kelangsungan sebuah hubungan’.
Dan yang menjadi pertanyaanku, bukankah kita harus melepaskan sesuatu yang seharusnya ingin pergi? Akan sangat tak baik jika terus memaksakan ‘kan?
Tapi kembali lagi pada setiap individu manusia yang tak akan pernah sama satu dengan yang lainnya. Hingga tak terasa langkah kakiku sudah memasuki ruang kelas, seakan kejadian di parkiran sekolah tadi tak pernah kulihat dan terjadi.
Setelah mendudukkan diri di bangku, tak lama Bangchan memasuki ruang kelas dan menuju bangkunya yang sebaris dengan teman-teman sepermainannya. Langsung berbaur dengan senyum di selingi dengan tawa ringan di paras rupawannya, sejenak Bangchan menoleh padaku namun aku segera mengalihkan pandangan agar tak semakin sesak.
“Hey! Pagi.” Sapanya, Bangchan. Pria yang ingin sekali ku hindari.
“Udah sarapan belum? Temenin sarapan dong, Ay??” Aku kembali menatapnya datar.
“Gak biasanya telat sarapan? Udah ngerjain PR kamu?” Bangchan menggeleng.
“Sengaja, aku mau sarapan bareng sama kamu. Sebagai permintaan maaf karena dari seminggu lalu aku sibuk kepanitiaan pensi.” Jelasnya sambil menyodorkan kotak makanan berwarna hijau daun padaku.
“Tapi aku udah sarapan sama orang rumah, aku temenin aja ya? Tapi aku gak ikut sarapan sama kamu? Aku masih kenyang.” Bangchan menghela napasnya pasrah.
“Yaudah, kamu suapi aku. Aku mau nyalain PR punya Woojin dulu sebentar, cuma beberapa nomer aja kok.” Aku mengangguk lalu menarik sedikit kotak bekal yang Bangchan bawa.
“Kamu udah ngerjain PR, Ay?”
“Aku udah selesai, Chan.” Tak lama Bangchan menoleh padaku.
“Kamu kenapa, Ay?”
“Nggak apa-apa Chan, kamu kira aku kenapa emang?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Imagine With Idol
Fiksi PenggemarKumpulan kisah halu bersama idol kesayangan kalian. ❗BERISI BANYAK KEHALUAN BERSAMA IDOL KPOP ❗ 🚫13+ → Basa non baku → SLOW UPDATE → No!! BxB GxG → Request? monggooo.. #6 in leehangyul #7 in verivery #13 in nuest #17 in victon #27 in sf9 #36 in mon...