Work by
.
.
.®_Wind™
****
Aku menjeda kegiatan memasak saat mendengar ada suara ketukkan pintu dari rumah kontrakan yang ku tinggali, setelah mematikan kompor aku berjalan mendekati pintu dan memutar kunci.
Seketika aku bergeming beberapa detik saat melihat adik tiriku bersama pacarnya datang bertandang.
“Mau ngapain kamu? Kalau kamu nyuruh saya buat pulang ke rumah, lebih baik kamu pergi dari sini.” ucapku datar dan tak memberikan sambutan baik pada keduanya.
“Ibu mau ketemu sama teteh, pulang sebentar ya?” ucap Haikal dengan tatapan sendu.
“Nggak, terima kasih. Kalian bisa pergi dari sini.” Aku yang hendak menutup pintu seketika terkejut saat ada sebuah tangan menahan pergerakannya, beruntung tidak sampai terjepit karena pintu ini terbuat dari kayu jati.
“Sebentar aja, teh?” ucap perempuan di sebelah Haikal yang ku yakini bernama Somi.
“Apa-apaan kamu ini?!” ucapku sedikit menyentak, aku masih sedikit terkejut karena perbuatannya tadi.
“Teh ... Ayo pulang sama Haikal sebentar aja? Ada yang mau ibu omongin sama teteh.” pintanya memelas. Matanya mulai memerah dan berkaca-kaca seolah ia sudah mulai putus asa.
“Sekali saya bilang nggak, ya nggak!!” aku membentak pada Haikal, hatiku terasa nyeri saat membentaknya.
Dia tidak salah apapun dan terlibat dalam permasalahan yang tengah aku hadapi. Aku membuang pandanganku ke arah lain sambil menarik napas panjang guna menghilangkan rasa nyeri di dadaku.
“Teh, Haikal mohon, sebentar aja. Habis itu teteh mau pulang lagi nggak masalah.” Kali ini Haikal memegang kedua tanganku sambil memohon.
Aku menghempaskan genggaman tangan Haikal dengan kasar sambil memandangnya sinis.
“Pergi kalian dari sini!”
Aku benar-benar menutup pintu dengan kasar hingga suara teriakan Somi yang melengking membuatku mengarahkan tatapan pada daun pintu. Disana, tangan Haikal benar-benar terjepit pintu. Aku segera membukanya agar tangan adikku tak terluka.
“Haikal!! Jangan bodoh kamu!” Aku berteriak kesal karena ulah Haikal. Aku melirik ke arah tangannya yang terjepit tadi, lumayan memerah dan ku rasa akan segera memar.
“Aku bakal buat keributan kalau teteh nggak mau pulang!” gertaknya menatapku kesal, aku menoleh ke sekitarku. Dan benar saja, para tetanggaku tertangkap tengah mencuri-curi kesempatan untuk mengintip ke arahku
Aku memejamkan mata untuk meredam amarahku.
“Oke! Nggak lebih dari tiga puluh menit.” Mendengar ucapanku, Haikal tersenyum lega saat aku mau menyanggupi permintaannya. Mengabaikan rasa sakit pada tangan juga jemarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imagine With Idol
FanfictionKumpulan kisah halu bersama idol kesayangan kalian. ❗BERISI BANYAK KEHALUAN BERSAMA IDOL KPOP ❗ 🚫13+ → Basa non baku → SLOW UPDATE → No!! BxB GxG → Request? monggooo.. #6 in leehangyul #7 in verivery #13 in nuest #17 in victon #27 in sf9 #36 in mon...