Work by
.
.
.
.©_Wind™
****
Kedua sejoli itu tengah menghindar dari hingar-bingar acara reuni yang diadakan oleh sekolah mereka dulu, di atas rooftop mereka masih betah dalam keheningan yang menyelimuti.
Hongjoong menarik napas sebelum memutuskan untuk memulai pembicaraan.
“Kamu ... kelihatan baik-baik aja, tanpa aku.” Kedua sudut bibirnya tertarik sedikit ke atas tanpa menatap wanita cantik di sampingnya.
“Nggak juga.” balas Lita lalu menundukkan kepalanya, menatap sepasang sepatu yang ia pakai.
“Kamu, agak kurus ya?” katanya lagi setelah hampir satu menit tak bersuara.
Hongjoong menoleh pada Lita kemudian terkekeh.
“Padahal aku udah rutin fitness di lapas.” Perkataan Hongjoong berhasil mengambil alih perhatian Lita, wanita itu menatap tak percaya pada lelaki di sebelahnya.
“Masa?” Bukannya menjawab, lelaki itu malah tertawa lebih keras melihat reaksi yang ditunjukkan oleh Lita.
“Ya nggak lah! Mana ada tempat fitness di lapas?”
“Kamu masih gampang aku kerjain ternyata.” ucap Hongjoong kemudian menoleh pada Lita. Wanita itu tersenyum simpul menanggapi ucapan Hongjoong. Lelaki itu masih ingat dengan kebiasaan buruknya yang mudah di kelabui.
“Oh, iya. Aku lupa.” ucap Lita pelan sambil menggaruk belakang kepalanya. Lelaki itu mengalihkan pandangannya menatap pemandangan malam di depannya.
“Eros, nggak ada cerita tentang aku?” tanya Hongjoong sedikit ragu, Lita menoleh pada lelaki tersebut dan menatapnya lamat.
“Cerita apa?” Lita justru bertanya balik pada Hongjoong, hanya sebagai pancingan untuk lelaki itu meneruskan kata-katanya. Pria itu mengambil napas sejenak untuk memulai perbincangan yang lebih serius.
“Tentang yang sebenarnya terjadi?” Lita menggeleng setelah mendengar ucapan Hongjoong.
“Sebenarnya ... Bukan aku yang bunuh sepupu kamu. Aku, pernah bilang kayak gitu ‘kan sama kamu?” ucapnya membuat atensi Lita seolah terkunci padannya.
“Tapi, kamu ada di lokasi kejadian Mahesa. Mana mungkin kamu nggak terlibat?!” kata Lita sedikit menekan perkataannya. Hongjoong menoleh saat wanita itu menyebut nama aslinya, dari cara Lita menatap dirinya lelaki tersebut tahu jika perempuan itu sedang menahan amarah padanya.
“Tapi emang benar, demi Tuhan! Aku nggak lukain apa lagi sampai bunuh sepupu kamu!” Lita mengalihkan pandangannya ke arah lain, hatinya kembali sakit saat lelaki di sampingnya itu kembali mengungkit masa lalu.
“Itu semua karena sepupu kamu yang nggak tahu kalau lagi ada tawuran di sekitar sana.” ujar Hongjoong yang masih tak di indahkan oleh Lita, perempuan itu masih merasa enggan untuk menatap Hongjoong.
“Aku akui, aku emang terlibat dalam tawuran itu, Tapi aku beneran nggak tahu kalau ada sepupu kamu di sana. Dia bilang katanya mau beli alat tulis di toko seberang,” lelaki itu menjeda ucapannya sebentar, tenggorokannya terasa kering tiba-tiba saat kilasan kejadian saat itu terputar lagi di kepalanya.
“Tapi nahasnya ... sepupu kamu yang nggak tahu apa-apa malah dapet sabetan celurit dari anak sekolah lawan.” kata Hongjoong yang berhasil menyelesaikan kalimatnya dengan mata memerah. Ia kembali menarik napas sebanyak mungkin untuk menjelaskan kejadian sebenarnya pada Lita.
“Waktu itu, aku habis tolongin teman aku yang terkena senjata tajam dan saat aku kembali lagi buat turun ke jalan, aku liat sepupu kamu lagi melawan salah satu anak dari sekolah lawan. Sampai dimana, aku lihat dengan mata kepalaku sendiri dia disabet pakai celurit dan jatuh ke aspal begitu aja.” Lita mengulum kedua bibirnya menahan isakkan yang hampir saja lolos dari mata kirinya.
“Aku langsung lari ke arahnya dan berusaha buat hentikan pendarahannya, tapi sialnya waktu itu polisi udah keburu datang duluan dan aku nggak bisa mengelak.” Hongjoong menghela napasnya kasar setelah menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.
“Kenapa kamu nggak melakukan pembelaan waktu kamu di sidang? Hal itu justru buat kamu di tandai sebagai pelakunya!?”
“Aku udah berusaha, waktu itu juga beberapa teman sekelas kamu juga bantu aku di pengadilan ‘kan?! Tapi sama pihak pengadilan dan kepolisian di tolak karena masih kurangnya bukti.” jelas Hongjoong dengan suara yang sedikit bergetar. Lelaki itu menarik napas sebanyak mungkin kemudian mengembuskannya dengan kasar.
“Maafin aku karena nggak sempat bawa sepupu kamu ke rumah sakit.” katanya lalu mengusap wajahnya kasar.
Lita membalikkan badannya dan bersandar pada dinding pembatas, raut wajah wanita itu menampakkan segala kesedihannya. Ia menahan isakkan hingga tubuh mungilnya bergetar, bagaimana tidak? Sepupu tersayangnya mati di hadapannya dengan sang kekasih yang saat itu sama-sama berada di lokasi kejadian. Di tambah dengan berita hoax yang bertebaran membuat Lita semakin berburuk sangka pada Hongjoong.
“Maaf, karena masalah ini ... hubungan kita juga ikut berakhir. Harusnya aku dengarin ucapan kamu buat berhenti ikut-ikut hal remeh kayak gitu.” Hongjoong meraih sebelah tangan Lita dan menggenggamnya dengan erat.
“Aku tahu, mungkin ucapan aku kali ini terdengar kurang ajar. Tapi ... aku berniat untuk ajak kamu kembali sama-sama lagi kayak dulu. Aku ingin memperbaiki semuanya dari awal.”
Mendengar hal demikian, Lita menarik tangannya dari genggaman Hongjoong.
“Nggak semudah itu Hongjoong,” Lita menjeda kalimatnya untuk menatap lekat lelaki yang berstatus sebagai mantan kekasihnya tersebut.
“Keluarga aku pasti sulit untuk menerima kamu lagi setelah apa yang menimpa sepupu aku dulu.”
“Iya, aku tahu. Dan aku bersedia sampai keluarga kamu bisa terima dan maafin aku.” Lita menatap Hongjoong penuh arti sebelum akhirnya menganggukkan kepalanya pelan.
Fin.
Ini lanjutan nya ya...
Gimana garing? Emang 😂
Udah gitu part lanjutannya sedikit ya?Habis ini mau siapa lagi??
Jangan lupa komen di kolom request, oke??7 Januari 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Imagine With Idol
FanficKumpulan kisah halu bersama idol kesayangan kalian. ❗BERISI BANYAK KEHALUAN BERSAMA IDOL KPOP ❗ 🚫13+ → Basa non baku → SLOW UPDATE → No!! BxB GxG → Request? monggooo.. #6 in leehangyul #7 in verivery #13 in nuest #17 in victon #27 in sf9 #36 in mon...