1.2 [Ateez - Park Seonghwa] Holding You

506 69 2
                                    









Work By

®_Wind™















****







Sekarang sudah hari kelima Seonghwa tak muncul di hadapanku dan sudah selama itu juga ia tak mengantar jemputku seperti sebelumnya, semuanya menjadi aneh sejak Seonghwa menghilang tanpa kabar.


Setelah pengakuannya di pantai waktu itu, ia tak pernah lagi menghubungiku nomornya juga tidak aktif lagi dan itu semakin membuatku merasa cemas. Aku yakin, sebenarnya Seonghwa sedang punya masalah namun ia enggan mengatakannya. Aku hanya takut Seonghwa sudah tak mampu lagi mengatasi masalahnya sendiri dan melakukan hal buruk pada dirinya sendiri, aku khawatir Seonghwa sedang tertekan.


Aku kembali melirik ponselku lalu menekan tombol power yang menampilkan screen lock masih dalam keadaan semula, tanda tak ada notifikasi apapun yang masuk sejak aku bangun tidur. Aku menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi sambil mengotak-atik ponselku, menekan ikon log panggilan dengan nama 'Uwa' pada baris paling atas. Ragu-ragu aku kembali melakukan panggilan pada nomornya dan lagi, hanya operator jaringan yang menjawabnya.


Aku meletakkan ponsel lalu menghela nafas jengah, kenapa sulit sekali menghubungi pria itu?!


Aku beranjak dari meja kerja dan memutuskan untuk ke kamar mandi, ingin rehat sejenak meski tempatnya salah.


"Mau kemana? Kantin?" Tanya Bang Arjuna dengan ballpoint terselip diantara telinga dan kepalanya.


"Nggak Bang, mau ke toilet."


"Ngapain?"


"Bikin es kepal milo." Sahutku datar.


"Titip rujak ya!" Ucap Mba Indri. Aku memutar mataku malas. Sepertinya tidak ada yang waras di divisi ini.


"Iya, kalau warungnya udah pindah ke toilet." Ucapku lalu keluar ruangan menuju toilet. Saat akan sampai di toilet ada seseorang yang keluar dari toilet pria dan itu membuat langkahku terhenti sejenak. Aku tersentak kala mencium aroma parfum yang sering digunakan Seonghwa, setelah beberapa langkah pria itu menjauh dariku barulah aku menoleh. Pria dengan setelan hitam yang memiliki perawakan seperti Seonghwa itu sedetik kemudian menghilang di balik dinding, tanpa sadar aku malah mengikuti langkahnya entah untuk apa.


Aku sedikit terkejut saat tak mendapati siapapun di depanku.


'Nggak mungkin!' Pikirku. Di siang bolong begini tidak akan ada hantu 'kan? Tidak mungkin pria itu berjalan begitu cepat?! Dan terlebih di sepanjang koridor menuju toilet tidak ada lift atau tangga darurat. Aku kembali menghembuskan nafas panjang lalu melangkah menuju toilet. Aku keluarkan kembali ponsel yang sempat ku bawa untuk menghubungi Seonghwa dan operator kembali yang menjawabnya.


Aku menyalakan kran wastafel pelan sambil membasahi telapak tanganku.


'Sekarang malam tahun baru, ayo kita ketemu!' Aku tak tahu suara dari mana itu, lalu aku menatap cermin di depanku dan mematikan kran air kemudian kembali keruangan divisi. Aku akan sekali lagi melakukannya, tapi jika kali ini Seonghwa tak menjemputku lagi aku akan berhenti. Berhenti memikirkannya, mencemaskannya, atau khawatir tentang keadaannya.


Seonghwa juga sudah bilang tak bisa membalas perasaanku bukan? Lalu apa lagi yang harus aku harapkan? Terlebih ia yang menghilang tiba-tiba tanpa kabar yang membuatku bingung dengannya. Dan saat aku memasuki ruang divisi ternyata tampak riuh dengan suara rekan-rekanku yang sedang bersorak.


Imagine With IdolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang