Bab 43

4.5K 850 45
                                    

43:: Rahasia Acha

☁️☁️☁️

Sejauh apa pun lari, masalah yang ada akan semakin membesar. Acha tidak tahu mengapa dalam dirinya sangat kacau, ada rasa pengkhianatan dan kecewa yang tidak bisa dia ceritakan kepada orang lain. Tetapi rasa itu semakin besar, dia tidak bisa menyelesaikannya, selain kabur, dan sembunyi dari orang-orang yang sudah melukai hatinya.

Gadis itu tahu sudah terlalu lama marah dan mengabaikan Batari. Ada rasa lain yang tidak bisa dia bagi, karena harapannya sudah lama hancur, dan tidak pernah dia duga sebelumnya. Dia merasa sudah terlalu berada di sisi Batari. Namun, yang dia dapatkan tidak setimpal dengan pengorbanannya.

Selama ini dia menahan diri agar perasaan terpendam itu hanya dirinya saja yang tahu, tetapi jika tidak dikatakan secara jujur, apa bedanya dia dengan Batari yang berbohong.

“Hai, Cha,” sapa seseorang yang masih saja menakutkan bagi Acha.

Acha membencinya, tetapi juga takut terhadapnya. Acha yang dipanggil pura-pura tidak mendengar terus berjalan menuju lapangan, dia ingin cepat pulang.

“Cha, gue butuh lo, sekarang dan selamanya—“

Perempuan itu menahan agar tidak luluh dan menangis, dia memantapkan hatinya. Dia tidak mau terus-terusan diteror oleh Batari, dia ingin hidup tenang, dan tidak kembali ke lingkaran hidup mantan temannya itu.

“Jangan berharap, emang lo percaya kata selamanya itu ada?”

“Cha, maaf,”

“Gue udah nggak bisa temenan sama lo, gue udah bilang ke Andra, dia yang bakal gantiin gue buat memahami, dan nemenin lo,” kata Acha memandangi Batari hatinya tercabik sakit. "Lo temenan aja sama Andra."

Dia sudah berusaha sedingin mungkin agar Batari memahami keinginannya dan berhenti mengganggunya. Acha tertegun melihat sorot mata Batari yang berbeda setelahnya.

“Beda, Cha,” balas Batari. “Gue masih sedih setiap malam keingat hubungan kita, gue pengen kita kayak dulu, gue pengen sama lo main lagi,” jelasnya.

“Lo mau drama bohong apa lagi? Gue udah nggak percaya, gue ini nggak ada sebenarnya buat lo. Emang selama ini lo menganggap gue ada? Lo yakin adalah teman gue? Gue beneran teman lo?”

Sial, Acha sudah tidak kuat di matanya sudah berlapis air mata sehingga pandangannya menjadi buram.

Kata-kata Acha membuat Batari tertegun, apakah semua yang Acha katakan benar? Acha sudah yakin dengan pilihannya, dia memiliki banyak alasan untuk menyingkir, menyudahi segala yang berhubungan dengan Batari.

Batari menangis tepat di hadapannya saat ini. “Gue minta maaf kalo selama ini sikap gue jahat sama lo. Jadi, lo bener-bener udah nggak mau percaya sama gue?”

“Lo sendiri percaya sama gue?” tanya Acha balik inilah saatnya dia mengatakan yang sebenarnya. Dia tahu bagaimana perasaan Batari, namun tidak dengan sebaliknya.

Batari mengangguk dengan polosnya.

"Gue punya satu rahasia. Percaya sama kejujuran gue."

Acha menghela napasnya agar otaknya bisa berpikir jernih berkat banyaknya oksigen yang dia hirup, mungkin udah saatnya Batari tahu mengenai perasaan dia yang sesungguhnya di balik selama ini. Sudah cukup lama dia memendam, menahan, dan sekarang dia ingin jujur.

Lebih baik kejujuran itu membuat mereka hancur, daripada pura-pura senang, tetapi hati sakit.

“Gue jujur sama lo saat ini, sejak masuk sekolah ini gue sebenarnya suka sama Andra, cowok lo. Selama ini gue hanya pendem. Sejak kalian dekat, gue cemburu, dan mengalah aja. Karena lo nggak pernah sebahagia itu sebelum ketemu sama Andra. Gue merelakan kalian, tanpa bilang yang sejujurnya. Tapi apa yang gue dapet dari lo? Lo nggak percaya sama gue.”

Hari Ini untuk EsokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang