53:: Jangan takut, jangan menangis
☁️☁️☁️
Bazel 10 tahun yang lalu....Seorang anak cowok yang tampan menggemaskan itu memperhatikan Papanya sedang memasukkan barang-barang ke dalam mobil, koper-koper besar ke bagian belakang mobil. Di kursi depan sudah ada sosok wanita sedang hamil besar. Dia tidak mengerti akan pergi ke mana, sebab semua barang yang besar sudah dibawa oleh truk kuning kemarin harinya. Perabotan rumahnya yang penting sudah dibawa oleh mobil besar, entah di kemanakan. Apa mungkin sudah dijual?
Bazel sudah nyaman dengan rumahnya tetapi katanya mereka akan pindah ke tempat yang lebih besar, dan halamannya luas sekali.
Sosok pria berwajah tampan dan muda itu mengacak puncak kepalanya. Dia mengangkat Bazel agar bisa masuk ke dalam kursi mobil yang tengah.
"Mulai sekarang kita akan bersama terus ya, Sayang," ucap Papa.
Bazel sangat senang mendengarnya, dia selama ini hanya bertemu dengan sang Papa hanya beberapa kali dalam seminggu. Dijanjikan seperti itu tentu sangat senang.
Mobil pun melaju dalam perjalanan Bazel sibuk bermain robot-robotan, sedangkan kedua orang tuanya berbicara hal itu.
"Mas, apa nanti Ibunya istri pertamamu nggak marah?"
"Yah, mau gimana lagi, sekarang udah saatnya kita lebih baik satu rumah. Lagian kita tinggal di rumahku, rumah sendiri."
"Iya, aku sih ngerti, tapi anak perempuanmu seumuran sama Bazel. Apa nanti mertuamu nggak mengamuk tau bahwa kamu punya istri kedua."
"Keluarga mereka lebih buruk, dan busuk. Mereka sama aku udah putus hubungan sejak aku keluar rumah," jawab sang pria dewasa. "Mereka, anak-anak kita masih kecil, jadi lebih baik dari sekarang kita memulainya."
"Baik, makasih ya, Mas. Kita bisa bareng-bareng berjuang setelah apa yang terjadi."
Wiratama tertawa bengis, dia sudah enam tahun hanya tinggal bersama anak perempuannya sebab sang istri pertama sudah meninggal. Sebelumnya dia tak bisa membawa Eliana ke rumahnya, dia masih menumpang di rumah Ranny Ayu, mertuanya.
Dia sudah membeli rumah yang menjadi impiannya melanjutkan kehidupan yang bahagia bersama Eliana."Tenang aja, kamu bisa kerja, Bazel akan dijaga sama Nanny Olla juga."
"Batari anaknya gimana ya, Mas?" tanya Eliana, dia tidak tahu karena memang tidak pernah bertemu sebelumnya. Hubungannya dengan Wiratama sangat dirahasiakan sejak lama.
"Dia-pendiem, penurut, dan kadang suka aneh. Dia suka ngomong sendiri, jangan kaget, ya kayak anak kecil lainnya yang suka main-main, dan ngobrol sama boneka."
"Beneran kan anak itu nggak bakalan nakal?"
"Kenapa takut? Bukannya Bazel yang cowok biasanya nakal?" Wiratama melihat ke belakang sang anak cowok itu anteng saja.
"Beda, kami kan baru datang sedangkan Batari akan menganggap Bazel orang asing."
"Nanti aku bantu deketin mereka, tapi gak janji. Aku nggak bisa deket sama Batari. Percayalah, mereka sama-sama anak baik."
"Baik," jawab Eliana belum tenang banget. Ya, perasaan wanita sebagai orang ketiga begitu, tidak akan tenang, takut tidak diterima oleh siapa pun.
"Kalo Batari membuat Bazel nggak nyaman bagaimana? Siapa yang bakal kamu pertahanin?"
"Ya jelas kalian." Wiratama menjawab santai.
"Seandainya anak itu nggak mau menerima kita?"
"Harus dibiasakan bersama."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hari Ini untuk Esok
Teen Fiction🏆Pemenang Wattys 2020 Kategori Young Adult 📌 Reading List @WattpadYoungAdultID's Semesta sedang Bercanda *** Rated 17+ Adyura Batari hidup dalam imajinasi. Dia mengabaikan sekitarnya terlalu serius masuk ke dalam dunia cerita yang dia buat. Isi ha...