1

5.3K 182 8
                                    

Seorang gadis tengah berada di dalam sebuah ruangan kedap suara dengan cermin besar dihadapannya. Ia mulai memainkan musik dan berjalan menuju titik tengah ruangan tersebut. Memperhatikan pantulan dirinya dihadapan kaca besar.

Ia mulai menjinjitkan kedua telapak kakinya. Bergerak dengan begitu anggun sembari mengangkat dagunya terlihat angkuh. Mengangkat kaki kanan dan menyentuhkannya ke lutut kaki kiri serta kedua tangan yang ia angkat ke atas membentuk huruf O. Berputar beberapa kali hingga akhirnya kembali menapakkan kakinya ke lantai.

Gadis itu kembali berjinjit dan mengambil langkah lebar ke samping dengan tangan yang ia bentangkan bagai sayap merpati. Dan berbagai gerakan-gerakan anggun lainnya hingga pintu terbuka membuat gadis itu menghentikan kegiatannya. Ia menoleh kearah pintu dan tersenyum.

"Sooyoung, aku menghubungimu sedari tadi."

Teriak seorang gadis yang memiliki wajah mirip dengannya, tengah berdiri di ambang pintu meneriakkan nama gadis itu. Sementara Sooyoung berjalan menghampiri gadis yang sedari tadi sibuk menggendong tas cello miliknya.

"Soo Jeong, kapan kau kembali dari Italia?"

Sapa Sooyoung yang kini membantu menurunkan tas milik saudaranya. Sementara perempuan bernama Soo Jeong itu mendengus mendengar perkataan sang adik.

"Sudah kubilang jangan panggil aku dengan nama asliku. Panggil aku Joy. Park Joy!"

Sooyoung pun terkekeh mendengar omelan sang kakak dan mengangguk mengiyakan.

"Kenapa kau begitu benci dengan namamu? Namamu kan tidak jelek."

"Ya, memang tidak jelek. Tapi tidak bagus juga."

"Kau belum menjawab pertanyaanku. Kapan kau kembali dari Italia?"

"Semalam. Aku menghubungimu sejak semalam dan kau tidak menjawabnya. Kenapa kau tidak pulang ke rumah?"

"Ah ponselnya kumatikan. Aku ingin berlatih giat agar bisa terpilih lagi untuk pertunjukan selanjutnya."

"Kau terlalu bekerja keras. Dengan kemampuanmu yang saat ini pun kau sudah pasti terpilih."

Ujar Joy yang kini terduduk di lantai diikuti Sooyoung. Gadis itu menggeleng pelan, tidak menyetujui pendapat sang kakak.

"Aku tidak boleh lengah. Tentu saja sainganku akan berlatih lebih giat agar bisa terpilih sebagai pemeran utama."

"Kali ini apa yang akan ditampilkan?"

"Don quixote."

"Bukankah itu gerakan-gerakan yang cukup ceria? Mengapa kau berlatih dengan tampang angkuh?"

"Itulah salah satu kendalaku. Aku terlalu sering menampilkan swan lake dan Giselle. Jadi aku sedikit sulit mengubah ekspresi wajahku."

Keluh Sooyoung menyandarkan bahunya ke dinding ruangan.

"Kau bisa melakukannya sembari membayangkan wajah orang yang kau sukai."

"Hm?"

"Guru musikku mengatakan ini. Saat kau memainkan musik sedih, kau harus memikirkan hal-hal yang dapat menyakitimu. Sebaliknya, jika kau memainkan musik yang begitu ekspresif, kau harus membayangkan orang yang kau sukai. Aku rasa hal itu juga akan berlaku pada balet."

Sooyoung mengubah posisinya menjadi duduk tegak dan menghadap kearah Joy dengan raut wajah serius.

"Kau harus membayangkan hal-hal yang menarik untuk pementasan ekspresif bukan? Maka pikirkanlah Jaehyun."

Sooyoung membolakkan matanya begitu mendengar nama pria itu yang keluar dari bibir sang kakak.

"Mengapa harus Jaehyun?"

Affairs With My Sister's Boyfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang