Sooyoung dan Jaehyun berjalan keluar dari kamar Sehun. Dengan wajah sembab mereka. Gadis itu menarik lengan Jaehyun, memposisikan untuk berdiri disamping Joy.
"Pulang dan beristirahatlah. Besok aku akan kembali ke rumah dan berbicara dengan orang tua kita."
Joy membalas ucapan Sooyoung dengan senyuman. Ia berjalan mendekat dan memberi pelukan saudara kembarnya itu.
"Maafkan aku dan terima kasih."
Bisik Joy di telinga Sooyoung sebelum ia melepas pelukan mereka. Setelahnya, Jaehyun dan Joy pun bergegas meninggalkan apartemen Sehun. Sementara Sooyoung masih terdiam di depan pintu. Menatap hampa kepergian dua orang yang telah menorehkan luka dihatinya namun tak bisa membuatnya membenci terlalu lama.
Gadis itu tertunduk sejenak, menghela nafas panjang sebelum akhirnya berbalik. Langkahnya terhenti begitu mendapati sosok Sehun yang tengah menatapnya teduh. Pria itu menarik senyum tampan sembari merentangkan kedua tangannya.
"Kemarilah.."
Sooyoung tersenyum tipis dan mulai melangkahkan kakinya mendekat. Menerima pelukan Sehun dan memejamkan matanya sembari menarik nafas panjang.
"Kau sudah melakukannya dengan baik."
Sooyoung mengangguk pelan dan semakin mempererat pelukannya.
"Ini semua berkat kakak. Terima kasih."
Sahut Sooyoung dan Sehun hanya membalasnya dengan senyuman tipis.
Dilain waktu, setelah tiba di depan rumah Joy, keduanya berdiri di depan pagar. Saling memandang satu sama lain tanpa ada satupun kalimat yang terucap dari bibir mereka. Hingga Jaehyun menarik nafas panjang dan memberanikan diri untuk menatap gadis dihadapannya.
"Joy.."
"...."
"Aku tak akan lari dari tanggung jawabku. Meskipun orang tuamu tetap tak memberi izin, aku akan berusaha lebih keras lagi. Demi bayi di dalam kandunganmu, demi anak kita."
"Jaehyun.."
"Mungkin untuk saat ini aku belum bisa memberikan apa yang kau inginkan. Tapi aku akan berusaha untuk tidak menyakitimu lebih dari ini."
"Kau tidak harus memaksakan dirimu."
"Aku akan mencoba untuk menerima dan mencintaimu. Beri aku waktu untuk membiasakan diri."
Joy tak mampu lagi membendung buliran bening yang sedari tadi menggenang di pelupuk matanya. Gadis itu mengangguk cepat dan menarik Jaehyun ke dalam pelukannya.
-
Sooyoung berdiri cukup lama di depan rumah keluarga Park, terdiam beberapa saat sebelum kembali melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah.
Setibanya di dalam, Sooyoung di sambut hangat oleh Si Ho dan juga Ji Hyun. Mereka menanyakan banyak hal pada Sooyoung. Termasuk perkiraan waktu yang dibutuhkan gadis itu untuk kembali berkecimpung dalam dunia balet.
Saat tengah asik berbincang, suara bel berbunyi membuat kedua orang paruh baya itu saling bertukar pandang. Joy berjalan menuruni tangga dengan terburu-buru. Mendahului asisten rumah tangga yang hendak membukakan pintu untuk tamu mereka.
Beberapa saat kemudian, raut wajah Si Ho dan Ji Hyun berubah menjadi tegang begitu mendapati sosok Jaehyun yang kini melangkah mendekat. Mereka mengalihkan pandangannya menatap Sooyoung yang kini tengah tersenyum manis.
"Duduklah."
Ucap Sooyoung mempersilahkan Jaehyun untuk duduk.
"Sayang.."
"Ayah, Ibu.."
Sooyoung menatap kedua orang tuanya secara bergantian dengan senyum yang tak pernah lepas dari bibirnya.
"Ijinkan mereka untuk menikah."
Lanjut Sooyoung menambah keterkejutan di wajah Si Ho dan juga Ji Hyun. Sementara Jaehyun dan Joy saling berpegangan tangan, berusaha untuk tidak goyah.
"Sooyoung, apa maksudmu? Jaehyun kan.."
"Hubungan kami sudah berakhir ayah. Tidak perlu memikirkan bagaimana perasaanku."
"Apa kau bodoh? Kau mengijinkan pria yang kau cintai untuk saudaramu? Mengapa kau mau melakukan hal seperti itu?"
"Karena aku juga seorang wanita."
Sooyoung kembali bersuara, memotong ucapan Si Ho. Gadis itu pun bangkit dari duduknya.
"Joy lebih membutuhkan Jaehyun dibandingkan aku. Anak dikandungannya membutuhkan sosok seorang ayah. Kalian tidak boleh memisahkan anak dari ayahnya bukan?"
Gadis itu semakin melebarkan senyumnya. Senyuman yang justru semakin membuat dua orang dihadapannya merasa semakin sedih.
"Sooyoung.."
Si Ho menggantungkan kalimatnya begitu melihat Sooyoung berlutut dihadapan mereka. Buliran bening yang mengalir dengan begitu saja di wajah tersenyum gadis itu membuat tenggorokan Si Ho tercekat.
"Ayah.."
"Apa yang kau lakukan?"
"Selama ini aku tak pernah meminta apapun kepada kalian. Aku tak pernah menolak keinginan dan perintah ayah dan ibu. Aku juga tak pernah membangkang, benar kan? Dan ini adalah permintaan pertama dalam 22 tahun hidupku."
"Sayang.."
Ji Hyun bangkit dan berjalan mendekat. Menyamakan posisinya dengan Sooyoung dan mengusap pelan punggung anak gadisnya itu.
"Aku mohon, ijinkan mereka untuk menikah."
Lanjut Sooyoung menundukkan kepala dan menghapus air mata yang membasahi pipinya. Si Ho mengalihkan pandangannya dan menghela nafas pelan. Menatap Joy dan Jaehyun secara bergantian kemudian tertunduk untuk beberapa saat. Pria paruh baya itu pun bangkit dan berjalan mendekat. Membantu Sooyoung untuk berdiri kemudian mengalihkan pandangannya pada Jaehyun.
"Jaehyun."
Panggil Si Ho membuat pria itu turut bangkit dan berdiri tegap.
"Apa kau yakin bisa menjadi suami dan ayah yang baik?"
"Aku akan mencoba melakukan yang terbaik."
Si Ho kembali menatap Joy yang kini menundukkan kepala. Ia pun berjalan mendekat dan berjongkok dihadapan Joy, memandang lekat wajah sang anak.
"Ayah.."
"Kau mencintainya?"
Bibir Joy bergetar menahan tangis dan jemarinya yang saling bertautan. Gadis itu hanya dapat mengangguk pelan sebagai jawaban. Si Ho tersenyum tipis sembari membelai lembut rambut Joy.
"Jaehyun, kau mungkin sudah gagal memenuhi janjimu untuk membahagiakan Sooyoung. Tapi aku ingin kau memegang janjimu untuk selalu membahagiakan Joy. Memberinya kebahagiaan yang tak ia rasakan saat bersama kami."
"Ayah.."
"Bisakah kau melakukan itu?"
Tanya Si Ho yang kini kembali menatap Jaehyun. Pria itu pun mengangguk mantap sebagai jawaban.
"Bagus. Maka menikahlah, lebih cepat lebih baik."
Lanjut Si Ho membuat Joy tak mampu lagi menahan kebahagiaannya. Ia pun memeluk sang ayah dan menangis sejadinya. Membuat pria paruh baya itu membalas pelukan anak sulungnya dan tersenyum tampan. Sedangkan Sooyoung memeluk sang ibu, menumpahkan tangis haru bersama. Pagi itu, kehangatan keluarga Park yang telah lama hilang kini mereka temukan kembali.
~~~
Hampir tamat gaes 😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Affairs With My Sister's Boyfriend [END]
Fanfiction{FANFICTION} Kita bermain api tanpa tau cara untuk memadamkannya. Saling mempermainkan satu sama lain. Dan akhirnya saling terluka.