Sooyoung membuka lemari dan menarik sebuah tas koper besar yang terletak di rak paling bawah. Membawanya keatas ranjang dan membuka resleting koper tersebut. Memasukkan banyak pakaian yang telah terlipat rapi kedalamnya.
Sooyoung mengambil sebuah figura berukuran kecil diatas nakas. Sebuah figura berisi foto keluarga yang mereka ambil saat Sooyoung dan Joy masih berusia sepuluh tahun. Seulas senyum manis terlukis di wajah gadis itu. Memandangi foto dihadapannya cukup lama sebelum memasukkan ke dalam koper.
Sebuah ketukan membuat gadis itu menoleh kearah pintu. Ji Hyun tengah berdiri di sana dan memandang sendu pada sang anak. Setelah terdiam beberapa saat, wanita paruh baya itu pun mulai melangkah dan duduk di sebelah Sooyoung.
"Kau benar-benar ingin pergi?"
"Ibu sudah menanyakan hal yang sama sebanyak lima kali."
Sahut Sooyoung tersenyum tipis sementara Ji Hyun hanya menghela nafas pelan dan mengangguk mengerti.
"Benar. Kau juga butuh waktu untuk-"
"Ibu.."
"Kau benar baik-baik saja?"
"Aku sangat baik-baik saja. Aku akan berjuang untuk menggapai cita-citaku. Menjadi ballerina yang dikenal dunia dan membanggakan ayah dan ibu."
"Tidak sayang. Kau tak perlu melakukannya lagi."
Sooyoung terdiam dan menatap bingung pada Ji Hyun. Wanita paruh baya itu menyampirkan rambut Sooyoung dan membelai lembut pipi sang anak.
"Sudah cukup kau berusaha terlalu keras untuk menyenangkan kami. Jangan melakukannya lagi. Mulai saat ini kau harus melakukan apapun yang kau inginkan."
"Ibu.."
Ji Hyun tersenyum dan menarik Sooyoung ke dalam pelukan. Memberinya tepukan ringan pada pundak gadis itu. Membuat hati Sooyoung begitu terenyuh. Ia memejamkan mata bersamaan dengan buliran bening yang mengalir dari pelupuk matanya.
-
Si Ho, Ji Hyun, Joy, dan Jaehyun pagi ini mengantar Sooyoung ke bandara. Hari ini adalah jadwal penerbangan gadis itu menuju Paris, Prancis untuk melanjutkan studi sebagai seorang ballerina. Sooyoung, gadis itu tampak cantik dengan pakaian semi formal yang ia kenakan serta rambut hitam panjang yang ia biarkan terurai.
Kelima orang itu saat ini tengah berdiri di dekat gate keberangkatan. Joy berjalan mendekat dan memeluk Sooyoung hangat kemudian melepasnya.
"Maafkan aku."
Ucap gadis itu di sela tangisnya. Sooyoung tersenyum tipis dan menghapus air mata yang membasahi pipi Joy yang tampak sedikit chubby. Ia menatap sekilas pada perut Joy yang mulai terlihat membesar. Gadis itu pun berjongkok dan mengusap lembut perut saudara kembarnya.
"Baik-baik di perut ibumu ya. Bibi akan segera kembali."
Ucap Sooyoung dan kembali bangkit, menatap Joy teduh. Ia menggenggam kedua tangan gadis itu.
"Semuanya akan baik-baik saja. Tak perlu merasa bersalah kepadaku. Hiduplah dengan baik bersama Jaehyun."
Ucap Sooyoung mengalihkan pandangannya pada pria yang kini menatapnya sendu. Ia kembali beralih pada Joy dan tersenyum manis.
"Jangan pernah melepaskannya. Karena aku tau ia tak akan melepaskan genggamanmu terlebih dahulu."
Lanjut Sooyoung dan Joy hanya menanggapi dengan anggukan pelan. Sooyoung kembali tersenyum dan melepaskan genggaman tangannya. Berjalan menuju Si Ho serta Ji Hyun dan memeluk mereka bergantian.
"Ayah akan berkunjung sesekali."
Ucap Si Ho setelah pelukan mereka terlepas. Sooyoung mengangguk pelan dan berbalik, hendak melangkahkan kakinya.
"Sooyoung!"
Sebuah panggilan menghentikan langkah gadis itu. Ia berbalik dan mendapati Sehun yang berada tak jauh darinya. Pria itu berjalan mendekat hingga kini berada tepat dihadapan Sooyoung. Kedua pasang mata mereka bertemu, saling memandang satu sama lain.
"Kak.."
Tanpa berbicara, Sehun menarik Sooyoung lebih dekat. Mendekap erat tubuh ramping gadis itu. Menghirup dalam aroma parfum khas milik Sooyoung. Sementara gadis itu hanya terdiam sembari membalas pelukan Sehun.
"Carilah kebahagiaanmu disana. Semua yang tak bisa kau dapatkan selama disini, kau harus mendapatkannya. Dan juga jika saat kita bertemu kau belum mendapatkan kebahagiaan itu-"
Sehun terdiam sejenak, menggantungkan kalimatnya dengan ragu. Ia menarik nafas panjang dan menghembuskannya.
"Jika saat itu kau belum mendapatkan kebahagiaanmu, datanglah padaku dan hidup bersama denganku."
Bisik Sehun tepat di telinga Sooyoung. Membuat tubuh gadis itu mematung seketika. Terlalu terkejut dengan kalimat yang tak di sangka-sangka akan terucap dari bibir pria itu.
"Aku melamarmu secara tidak langsung. Tapi aku tak akan menahanmu untuk tinggal. Aku memberimu waktu untuk berpetualang. Mencari tempat lain yang mungkin bisa membuatmu merasa lebih nyaman. Tapi jika kau belum juga menemukan kenyamanan itu, maka kembalilah padaku."
Lanjut Sehun dan mulai melepas pelukannya. Mengusap pelan puncak kepala gadis itu kemudian tersenyum tampan pada Sooyoung yang berusaha menetralisir keterkejutannya.
"Pesawatmu akan segera berangkat. Sebaiknya kau bergegas."
Ucap Sehun menyadarkan Sooyoung pada lamunannya. Gadis itu pun tersenyum dan melambaikan tangan pada empat orang dihadapannya. Berbalik dan kembali melanjutkan langkahnya.
~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Affairs With My Sister's Boyfriend [END]
Fiksi Penggemar{FANFICTION} Kita bermain api tanpa tau cara untuk memadamkannya. Saling mempermainkan satu sama lain. Dan akhirnya saling terluka.