Sooyoung berjalan memasuki panggung dengan begitu anggun. Gadis itu mengenakan kostum berwarna putih dengan ornamen bulu pada bagian rok dan bandana yang mempercantik penampilannya. Ia akan menampilkan swan lake untuk tahap kali ini menuju tiga besar.
Musik mulai mengalun dan Sooyoung mulai bergerak sesuai irama. Berjinjit dan meloncat mengikuti ketukan pada nada. Ia berhasil menggambarkan emosi dari karakternya dengan sangat baik hingga membuat beberapa juri berdecak kagum karenanya. Sooyoung mulai melakukan beberapa putaran dan musik mulai mengalun cepat. Tiga putaran, lima putaran, hingga saat putaran ketujuh Sooyoung merasakan sakit pada pergelangan kakinya, membuat gerakan gadis itu tak seimbang dan ia pun jatuh terduduk.
Hening, tepukan tangan riuh yang sedari tadi terdengar mendadak sunyi. Sooyoung berusaha mengatur nafas dan mendongakkan kepala. Menatap para juri yang kini melihat kearahnya dengan tatapan aneh. Gadis itu menghela nafas pelan dan menggigit bibir bawahnya. Ia tau arti dari tatapan mereka.
Seohyun berjalan ke tengah panggung dan meminta maaf kepada para juri sebelum akhirnya menghampiri Sooyoung dan berjongkok untuk melihat kondisi gadis itu.
"Ada apa? Kau baik-baik saja?"
Tanya Seohyun terdengar khawatir melihat Sooyoung yang meringis sembari memegangi pergelangan kakinya.
"Sepertinya cedera beberapa bulan lalu kambuh lagi kak."
Sahut Sooyoung membuka sepatu balet dan melihat pergelangan kakinya yang tampak memerah. Seohyun mengangguk mengerti dan membantu Sooyoung berdiri. Wanita itu kembali membungkuk meminta maaf sebelum akhirnya pergi dari panggung.
Gadis itu terduduk lesu di tepi ranjang kamar. Ia menatap kakinya yang dililit perban. Sooyoung kembali menghela nafas panjang. Pupus sudah harapannya untuk menjadi bagian dalam festival yang begitu ia idam-idamkan. Yang dilakukan gadis itu saat ini adalah mengemasi barang-barangnya. Ia bersiap untuk terbang kembali ke negara asalnya. Tak ada guna juga untuk berlama-lama di negara orang.
"Kau baik-baik saja pulang sendiri?"
Tanya Seulgi yang baru masuk ke dalam kamar. Gadis itu tetap tinggal karena ia berhasil lolos tiga besar. Yang artinya ia akan turut andil dalam festival balet dunia.
Sooyoung menengok dan menarik senyum paksa. Gadis itu mengangguk mantap dan menutup resleting kopernya.
"Kapan jadwal keberangkatanmu?"
"Besok pagi jam tujuh. Jadi aku harus berangkat dari sini jam setidaknya jam empat atau jam lima."
Gadis itu mengangguk mengerti dan memeluk Sooyoung singkat.
"Setibanya di Korea, jangan lupa untuk memeriksakan kakimu. Kau harus menjalani terapi penyembuhan."
"Terima kasih."
Sahut Sooyoung mengangguk pelan dan membalas pelukan sang sahabat. Suara notifikasi pesan dari ponsel Sooyoung membuat mereka melepas pelukan. Ia meraih ponselnya dan membaca pesan dari Sehun. Dengan segera gadis itu pun membalasnya.
Kak Sehun
Hei gadis kecil.. || 19:02
Bagaimana hasilnya?19:03 || Aku gagal hehe
Tidak apa-apa jika || 19:03
kau gagal. Kau bisa
melakukannya dengan
baik lain kali.19:04 || Terima kasih kak
Jadi apa kau akan || 19:05
pulang?19:06 || Tentu saja.
Baiklah. Hubungi aku || 19:06
jika kau sudah sampai
di Korea. Aku akan
memenuhi janjiku.19:06. || Wah hebat! Kakak
masih mengingatnya.19:07 || Tentu saja!
Sooyoung meletakkan ponsel di atas ranjang dengan senyumnya yang merekah. Kesedihannya seakan hilang begitu saja begitu ia berbalas pesan dengan mantan calon kakak iparnya itu. Membuat Seulgi yang masih berada di sampingnya menatap jengah.
"Apa itu Jaehyun?"
Sooyoung mendongak dan menatap bingung kearah sang sahabat. Gadis itu pun menggeleng pelan.
"Bukan. Ini kakakku."
"Joy?"
"Bukan."
"Kakakmu kan Joy? Memangnya kau punya kakak lain?"
"Ah bukan begitu juga. Intinya aku menganggapnya seperti kakakku."
Sahut Sooyoung dan Seulgi hanya mengangguk mengerti.
-
Sooyoung berjalan menarik kopernya begitu gadis itu keluar dari gerbang kedatangan. Ia melepas kacamata hitam yang sedari tadi menggantung di hidung mancungnya. Gadis itu menarik senyum cantik begitu mendapati pemandangan jalanan kota Seoul yang terlihat jelas dari balik kaca bandara.
"Akhirnya Korea setelah sebulan berlalu."
Gumam gadis itu masih dengan senyuman manisnya. Sooyoung mengangkat sedikit lengannya, melirik kearah jam tangan yang menunjukkan pukul sembilan pagi. Setelah menempuh belasan jam perjalanan, tubuhnya terasa sedikit letih. Namun ia tak ingin segera kembali ke rumah.
Tujuan utamanya saat ini adalah menemui sang kekasih. Sudah lama ia tak mendengar suara bariton khas milik Jaehyun. Bahkan pria itu jarang menghubunginya karena sibuk melatih muridnya yang akan segera mengikuti turnamen.
Dengan segera Sooyoung memasuki taksi yang terparkir dan meminta sang sopir untuk membawanya pada alamat rumah Jaehyun. Setelah memakan waktu hampir 20 menit, gadis itu pun telah tiba di depan pintu rumah Jaehyun. Sooyoung ingin membunyikan bel, namun ia urungkan. Ia yakin jika sang kekasih masih terlelap, jadi ia tak ingin mengganggunya. Tanpa banyak berpikir gadis itu pun mulai menekan tombol password dan tak lama pintu rumah terbuka.
Senyuman terukir di bibir Sooyoung begitu ia memasuki rumah sang kekasih. Tak banyak yang berubah dari rumah yang telah sebulan lebih tak ia datangi. Wangi pengharum ruangan yang ia rindukan dan juga akuarium besar berisi beberapa ekor ikan koi yang sangat senang ia mainkan.
"Halo anak-anak, ibu pulang.."
Sapa Sooyoung pada beberapa ikan koi yang asik berenang. Gadis itu pun mengalihkan pandangannya pada pintu kamar. Ia sangat yakin jika Jaehyun masih tertidur disana. Hanya mengenakan boxer dan membiarkan tubuh berototnya tak mengenakan sehelai kain pun. Ia melangkah pelan menuju pintu tersebut dan membukanya perlahan. Berjinjit mendekati kasur, berusaha tak menghasilkan suara sedikitpun.
Saat gadis itu berada tepat di sebelah ranjang, langkahnya terhenti. Matanya membulat begitu mendapati sosok yang tertidur di ranjang bukanlah sang kekasih. Melainkan sosok perempuan yang sangat ia kenali. Sosok itu mulai meregangkan tubuhnya dan mulai terbangun dari tidurnya.
"Apa yang kau lakukan disini Soo Jeong?"
~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Affairs With My Sister's Boyfriend [END]
Fanfiction{FANFICTION} Kita bermain api tanpa tau cara untuk memadamkannya. Saling mempermainkan satu sama lain. Dan akhirnya saling terluka.