23

705 88 5
                                    

Jaehyun kembali meneguk segelas cocktail di hadapannya. Lima jam telah berlalu dan pria itu masih belum beranjak dari tempat duduk. Taeyong sahabatnya yang kebetulan hari ini bertugas sebagai bartender hanya bisa berdecak malas melihat tingkah pria dihadapannya.

"Kau akan terus begini?"

"Memangnya apalagi yang bisa aku lakukan.."

Sahut Jaehyun dan mengusap wajahnya, berusaha menghilangkan sisa-sisa air mata di pelupuk matanya.

"Dunia tidak berakhir hanya karena kau putus cinta. Kau bisa mencari puluhan gadis seperti Sooyoung di luaran sana."

Bukannya merasa terhibur dengan ucapan Taeyong, pria itu justru kini menatap tajam kearahnya.

"Jaga bicaramu. Sooyoung tak bisa disamakan dengan siapapun."

"Cih.."

Taeyong kembali mendengus kesal dan lebih memilih melanjutkan pekerjaannya membersihkan gelas.

"Lama tak berjumpa."

Sebuah suara yang sangat Jaehyun kenal membuat pria itu menoleh dan tak lama setelahnya ia memutar bola matanya malas begitu mendapati keberadaan Joy yang kini terduduk di sebelahnya.

"Apa yang kau lakukan disini?"

"Memangnya aku tak boleh kesini? Aku adalah pelanggan tetap bar ini."

Sahut Joy cuek dan mengedarkan pandangannya ke tiap sudut bar yang tampak sepi. Gadis itu kemudian menatap pada Taeyong yang kini juga menatapnya.

"Kenapa bar sepi?"

"Ini weekend."

Sahut Taeyong dan Joy mengangguk mengerti kemudian tersenyum.

"Apa yang ingin kau pesan?"

"Samakan dengan minumannya."

Sahut Joy yang kini kembali mengalihkan perhatiannya pada Jaehyun yang membenamkan wajahnya pada meja bar.

"Kau masih patah hati?"

Ejek Joy menepuk pelan bahu Jaehyun namun pria itu lebih memilih tidak menghiraukannya.

"Karena siapa juga jika bukan karenamu?"

Celetuk Taeyong yang kini meletakkan minuman pesanan Joy. Gadis itu hanya mengedikkan bahu sembari menikmati segelas cocktail miliknya.

Tak lama pintu bar terbuka dan terdengar sebuah percakapan yang menarik perhatian Jaehyun. Suara gadis yang sangat ia kenal. Pria itu mendongak dan mencari asal suara. Jaehyun membulatkan matanya begitu mendapati sosok Sooyoung tengah terduduk di pojok ruangan bersama Sehun. Pria itu menggeram menahan amarah. Tentu Joy yang sedari tadi masih berada di sebelahnya menyadari hal itu. Gadis itu pun mengikuti arah pandangan Jaehyun dan membuatnya mengerti dengan apa yang terjadi.

Jaehyun berdiri dan mulai berjalan sempoyongan mendekati keduanya yang masih belum menyadari kehadirannya.

"Sooyoung.."

Panggil Jaehyun membuat atensi dua orang yang tengah asik berbincang itu teralihkan padanya. Bibir Sooyoung mengatup begitu melihat sosok yang sangat ia rindukan selama beberapa hari belakangan. Sosok yang berhasil memporak-porandakan perasaannya.

"Jaehyun, lama tak berjumpa."

Sapa Sehun namun pria itu tak menggubrisnya. Jaehyun meraih pergelangan tangan Sooyoung dan mencoba menariknya, namun gadis itu menepis genggamannya. Jaehyun menatap tajam kearah Sooyoung dan hendak menarik kembali tangan Sooyoung namun kali ini Sehun bangkit dan menghalanginya.

"Ada apa?"

Tanya Sehun menatap keduanya bingung. Sementara Sooyoung hanya membuang muka. Berbeda halnya dengan Jaehyun yang menatap tak suka pada Sehun.

"Bukan urusanmu."

Sahut Jaehyun menarik tangan Sooyoung dan Sehun kembali menahannya.

"Jaehyun, kau mabuk dan sedang dalam kondisi tak baik saat ini. Kau tak lihat dia tak ingin ikut denganmu?"

Ucap Sehun yang sukses membuat emosi Jaehyun tersulut. Ia menghempaskan genggaman Sehun dan menarik kerah kemeja pria itu. Sooyoung terbelalak melihat pemandangan dihadapannya. Gadis itu pun bangkit dan berusaha melerai dua orang yang tubuhnya jauh lebih besar darinya.

"Hentikan! Jaehyun, apa yang kau lakukan! Lepaskan sekarang juga!"

Pekik Sooyoung menarik paksa pria itu namun ia tak cukup kuat. Hingga tiba beberapa orang yang berusaha melerai keduanya. Lebih tepatnya melerai Jaehyun karena sedari tadi Sehun nampak begitu tenang dan tak turut tersulut emosi. Pria itu membenarkan posisi dasinya yang sedikit kusut dan menatap Jaehyun intens.

"Maafkan aku kak. Ini semua karenaku."

"Kau tak perlu meminta maaf. Ini bukan salahmu dan dia sedang mabuk. Jadi aku masih bisa memakluminya."

Jaehyun berhasil terlepas dari dua orang yang menahannya dan ia hendak menyerang Sehun kembali namun kini Sooyoung berdiri tepat dihadapan Sehun. Membuat langkah Jaehyun terhenti.

"Apa? Kau akan memukulnya? Pukul aku terlebih dahulu."

"Minggir."

Ucap Jaehyun menatap Sooyoung dingin. Tatapan yang membuat uluh hati gadis itu terasa sesak. Sooyoung berusaha keras untuk tidak menangis kini.

"Hentikan Jung Jaehyun. Sampai kapan kau akan seperti ini?"

"Sampai kau kembali padaku."

Nada pria itu melemah dengan tatapannya yang berubah sendu.

"Setelah semua yang terjadi? Kau masih berharap aku akan kembali?"

"Sooyoung, beri aku kesempatan untuk menjelaskan semuanya."

"Apa lagi yang perlu kau jelaskan? Kau tidur dengan kakakku! Apa ada penjelasan yang dapat membuatku mengerti atas tindakanmu?!"

Pekik Sooyoung menumpahkan semua amarah yang selama ini ia pendam. Sebuah pergerakan dari belakang mengalihkan atensi Sooyoung. Sehun bergerak cepat dan melayangkan bogeman mentah pada wajah Jaehyun membuat pria yang saat ini tengah mabuk itu pun jatuh tersungkur. Sooyoung menutup mulut dengan kedua tangan dan matanya yang membelalak terkejut.

"Kak!"

"Dia kah penyebab kau murung selama beberapa hari ini?"

Tanya Sehun yang kini menggulung lengan kemeja dan melonggarkan dasinya. Sementara Sooyoung hanya terdiam.

"Kau tidur dengan Joy? Dasar tidak tau malu. Setelah apa yang terjadi bisa-bisanya kau masih menemui Sooyoung. Jangan pernah berpikir untuk menemuinya lagi!"

Bentak Sehun sembari mengacungkan telunjuknya pada Jaehyun yang kini tengah terduduk. Kedatangan Joy di antara mereka membuat suasana hening seketika.

"Aku sudah memesan taksi. Bawa ia masuk ke dalam taksi kak."

Ujar Joy pada Taeyong yang kini memapah Jaehyun. Pria itu pun mengangguk setuju dan bergegas pergi. Joy menatap Sooyoung dan Sehun yang kini memandang benci padanya.

"Sooyoung, kau bodoh rupanya."

Ucapan Joy membuat gadis itu mendongak dan menatap bingung kearahnya.

"Kau cukup mengenal seperti apa aku. Dan kau lebih mengenal seperti apa Jaehyun. Terima kasih karena membuangnya untukku. Sekarang aku memiliki lebih banyak kesempatan untuk mendapatkannya."

"Soo Jeong, kau.."

"Jangan mengkritikku Sehun. Aku bukan lagi kekasih yang bisa kau kritik."

Sahut Joy dan melenggang pergi meninggalkan Sehun dan Sooyoung yang kini kembali terduduk dan mulai terisak. Sehun menatap Sooyoung iba dan duduk di sebelahnya. Perlahan ia menarik Sooyoung ke dalam pelukannya. Memberi tepukan ringan pada gadis itu, mencoba untuk memberinya ketenangan.

~~~

Affairs With My Sister's Boyfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang