5

1.3K 128 0
                                    

"One and two and three melompat."

"Four and five and six berputar. Lebarkan langkahmu Park Sooyoung. 10 putaran fouettes."

"Perhatikan ekspresimu, mengapa kau selalu terkesan angkuh padahal kau orang yang ramah di kehidupan nyata?!"

"Kau yakin bisa mengalahkan Helena jika terus seperti ini?"

Begitulah ucapan-ucapan yang sang pelatih lontarkan sementara Sooyoung tetap berusaha untuk fokus dengan gerakan-gerakan baletnya mengikuti sesuai arahan.

"Kau selalu memiliki caramu sendiri untuk memotivasi muridmu dan itu sangat aneh."

Ujar seorang gadis ramping yang kini berdiri tepat di sebelah Seohyun. Wanita itu menoleh dan menatapnya sebal.

"Dimana sopan santunmu Kang Seulgi? Selain mentormu, aku juga istri dari kakak sepupumu."

"Kau pikir aku masih akan menganggap Kyuhyun sebagai kakakku setelah apa yang ia lakukan padaku?"

Sahut Seulgi dan berlalu meninggalkan Seohyun yang memilih kembali memberi Sooyoung arahan.

Setelah berlatih cukup lama, Seohyun memberi sedikit jeda bagi gadis itu untuk beristirahat. Sooyoung terduduk di sudut ruangan sembari menghapus keringatnya dengan handuk. Ia memijat kakinya yang sedikit terasa pegal. Gadis itu meraih ponselnya dan mengetikkan sebuah pesan untuk sang kekasih.

12:12 || Aku lelah sekali T.T


Jaehyun
Ingin mendapat pelukan || 12:13
dariku nona?

Membaca balasan pesan sang kekasih yang secepat kilat membuat gadis itu tersenyum disela wajah lelahnya.

12: 14. || Mauuuuu ❤❤❤
Jemput aku tepat
jam 7 sayang. Aku
akan menunggu.

Jaehyun

Siap tuan putri ^•^ || 12:14

Sooyoung meletakkan kembali ponselnya ke dalam tas dan bangkit dari posisinya membuat Seohyun menatapnya heran.

"Kau akan berlatih lagi?"

"Ya."

"Kau baru saja beristirahat lima menit."

"Dan aku sudah mengisi penuh tenagaku."

Sahut Sooyoung tersenyum sumringah kemudian Seohyun pun mengangguk setuju.

Dilain ruangan, Joy terduduk di kursi sembari sibuk mengecek senar cello di hadapannya. Dress berwarna putih dan rambut yang ia biarkan tergerai bagaikan perpaduan yang pas untuk menggambarkan bahwa gadis ini adalah perwujudan malaikat yang jatuh dari langit. Sungguh begitu anggun dan tidak sesuai dengan sifat aslinya.

"Selamat pagi.."

"Hai Rose."

Sapa Joy saat melihat salah satu rekan orkestranya. Rose tersuduk di sebelah Joy sembari mengeluarkan biola dari tasnya. Gadis itu pun melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan Joy. Mengecek senar biola sembari sesekali memainkannya.

"Bagaimana penampilanmu di Shanghai? Aku dengar kau mendapatkan kesempatan untuk tampil solo."

Tanya Joy yang kini telah selesai men-set cello miliknya. Rose menoleh sekilas kemudian tersenyum dan mengangguk.

Affairs With My Sister's Boyfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang