9

954 100 3
                                    

"Aku akan sangat merindukanmu."

Ucap Sooyoung sembari memeluk erat sang kekasih. Jaehyun membalas pelukan Sooyoung tak kalah eratnya. Ia memejamkan mata dan menghirup dalam aroma sampo milik Sooyoung yang akan sangat ia rindukan itu.

"Jaga dirimu baik-baik. Jangan memaksakan dirimu saat berlatih. Selalu ingat untuk meminum vitamin dan obat pereda nyeri. Jangan lupa untuk menggunakan lotion saat hendak tidur agar tidak digigit nyamuk. Aku dengar nyamuk Florida sangat jahat."

Sooyoung terkekeh mendengarkan rentetan saran dari pria itu. Ia mengangguk kemudian menangkup kedua pipi Jaehyun dan mengecup lembut bibir sang kekasih.

"Kurang lama."

"Apanya?"

"Kau menciumku kurang lama."

Sooyoung membulatkan matanya mendengar ucapan Jaehyun. Ia mengalihkan pandangan kepada kedua orang tua dan Joy yang sedang melihat kearahnya.

"Ada kedua orang tuaku Jaehyun. Aku tak mungkin melakukannya."

Jaehyun tersenyum tipis kemudian menoleh kearah Ji Hyun dan Si Ho.

"Ayah, ibu.. Bolehkah aku menciumnya lebih lama?"

"Kau gila!"

Seru Sooyoung memukul pelan lengan pria itu dan menutupi wajahnya yang sudah semerah tomat. Tak lama terdengar tawa renyah dari Si Ho membuat Sooyoung mengintip dari sela-sela jarinya.

"Kalian kan sudah besar. Mengapa perlu meminta ijin pada kami."

Sahut Si Ho yang mendapat pukulan pelan dari Ji Hyun. Jaehyun kembali tersenyum dan mengacungkan kedua ibu jarinya pada sang calon mertua. Ia pun berbalik dan menarik dagu Sooyoung hingga mendongak menatapnya.

"Aku sudah mendapat ijin."

Ujar pria itu dan segera mendaratkan bibirnya ke bibir merah muda Sooyoung. Melumatnya dengan begitu lembut membuat Sooyoung mau tak mau membalas ciuman Jaehyun.

"Aku akan sangat merindukan bibir ceri ini."

Ucap Jaehyun setelah melepaskan tautan bibir mereka. Ia mengelap bibir gadis itu. Sooyoung tersenyum dan kembali memeluk Jaehyun. Setelah melepas pelukannya, Sooyoung kembali berjalan mendekati orang tua dan saudara kembarnya.

"Ayah, ibu, Soo Jeong. Jaga diri kalian baik-baik."

"Kau juga."

Sahut ketiganya. Si Ho mengedarkan pandangannya menatap Seohyun dan Seulgi yang berdiri tak jauh dari mereka.

"Yang dari Korea hanya kau dan Seulgi yang ikut?"

"Tidak. Masih ada tiga orang lagi. Ada kak Joohyun, kak Ji Soo, dan juga kak Yoona. Tapi mereka baru berangkat besok karena ada kepentingan yang tidak bisa ditinggalkan."

Sahut gadis itu menggeleng pelan. Tak lama terdengar pengumuman jadwal keberangkatan mereka.

"Sooyoung.. Ayo."

Panggil Seohyun melambaikan tangan dan gadis itu pun mengangguk. Ia kembali menatap empat orang dihadapan mereka.

"Aku harus pergi sekarang. Sampai jumpa bulan depan."

Pamit Sooyoung melambaikan tangan dan mulai berbalik sembari menyeret koper di genggamannya. Melangkah bersama Seulgi dan juga Seohyun menuju terminal keberangkatan.

"Jaehyun, kau pulang sekarang?"

Tanya Ji Hyun dan pria itu menggeleng pelan.

"Ayah, ibu, dan Joy bisa pulang terlebih dahulu. Aku akan mampir ke tempat latihan."

Sahut pria itu dan diangguki setuju oleh ketiganya. Mereka pun mengambil jalan terpisah.

-

Joy berjalan menuju titik pusat taman kota dengan menenteng tas cello. Hal yang rutin gadis itu lakukan tiap hari minggu adalah melakukan pertunjukan cello secara gratis yang menjadikannya tontonan bagi pejalan kaki maupun turis lokal dan mancanegara yang melintas.

Bukan karena ia ingin menghibur banyak orang. Bukan. Melainkan karena ia ingin melatih kepercayaan dirinya dihadapan banyak orang. Karena impiannya adalah mengadakan konser tunggal yang mana hanya dirinyalah yang di tonjolkan. Bukan seperti konser opera dimana dirinya hanya satu dari banyaknya pemain musik disana.

Joy terduduk dan mengeluarkan cello dari tasnya kemudian menegakkannya tepat dihadapannya. Memeriksa kondisi senar dan memainkannya sesekali untuk mengecek permainannya. Sudah ada beberapa orang yang melangkah mendekat untuk menyaksikan permainan cello Joy. Gadis itu jadi cukup terkenal di taman kota karena ia melakukannya setiap hari minggu.

Joy mengedarkan pandangan melihat banyaknya orang yang berada dihadapan gadis itu kini. Joy menarik senyum kikuk dan mulai memainkan cello ditangamnya. Memainkan Cello Suits No. 3 milik J.S. Bach dengan bersemangat mengingat musik ini memiliki alunan melodi yang cukup cepat.

 Bach dengan bersemangat mengingat musik ini memiliki alunan melodi yang cukup cepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maafkan editanku yang amatir 😅

~~~

Affairs With My Sister's Boyfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang