15

848 100 3
                                    

"Kak Sehun?"

Sooyoung mengernyit bingung begitu melihat nama Sehun tertera di layar ponselnya. Gadis itu pun segera menjawab panggilannya.

"Halo?"

"Sooyoung.."

"Iya kak?"

"Bisa kau hubungi Soo Jeong?"

Sooyoung kembali mengernyit mendengar perkataan pria itu. Terlebih karena nada suara Sehun yang terdengar lain dari biasanya.

"Memangnya ada apa dengannya?"

Bukannya menjawab, yang terdengar adalah helaan nafas pelan Sehun. Pria itu terdiam cukup lama.

"Kak?"

"Ia memutuskan hubungan kami secara sepihak."

"Apa? Kenapa bisa?"

"Ini semua salahku. Tapi sungguh, aku tak ingin berpisah dengannya. Sooyoung, bisakah kau menghubunginya dan berbicara dengannya? Maafkan aku karena meminta hal seperti ini disaat aku tau kau juga sedang sibuk. Tapi, aku tak tau harus meminta pada siapa lagi."

"Kak Sehun, apa kakak baik-baik saja?"

Sooyoung merasa sedikit khawatir mendengar suara Sehun. Ia tau jika pria yang saat ini sedang berbicara dengannya dalam keadaan tak baik-baik saja.

"Tolong aku Sooyoung. Aku tak bisa jika tanpa Soo Jeong."

"Aku mengerti, aku akan menghubunginya nanti."

"Terima kasih."

Sambungan pun terputus setelah Sooyoung mendengar helaan nafas lega milik Sehun. Gadis itu pun membuka kontak di ponselnya. Mencari nama kontak saudara kembarnya itu dan segera memencet tombol panggilan.

Panggilan pertama tidak mendapat jawaban. Panggilan kedua dan panggilan ketiga juga begitu hingga panggilan kelima tak kunjung ada jawaban.

'Mungkin dia sedang sibuk berlatih.'

Begitu yang ada dipikiran Sooyoung. Ia masih terdiam pada posisinya, pikirannya menjadi tak tenang kini. Entah mengapa ia ingin segera kembali ke tanah kelahirannya.

"Sooyoung, apa yang kau lakukan? Kau tak akan berlatih? Hanya tersisa beberapa jam lagi sebelum babak selanjutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sooyoung, apa yang kau lakukan? Kau tak akan berlatih? Hanya tersisa beberapa jam lagi sebelum babak selanjutnya."

Tegur Seohyun yang menyadarkan Sooyoung dari lamunanya. Gadis itu pun tersenyum tipis dan mulai bangkit dari posisinya.

Dilain sisi, Joy menatap lekat pada Jaehyun yang tengah asik bermain ponsel di tangannya. Pria itu sudah menemaninya pergi minum selama lima hari belakangan. Joy menatap lekat kearah Jaehyun yang sesekali tertawa pelan karena menang bermain game.

"Jaehyun."

"Apa?"

Sahut Jaehyun yang masih berfokus pada ponselnya.

"Jung Jaehyun."

"Bicaralah, aku mendengarkan."

Pria itu kembali bersuara sembari memainkan ponselnya. Sementara Joy masih memperhatikan Jaehyun begitu intens. Membuat pria itu mau tidak mau mengalihkan perhatiannya dari ponsel. Ia menatap Joy dan mengangkat sebelah alisnya. Menunggu gadis itu mengatakan sesuatu.

"Ternyata kau tampan juga ya."

Ucap Joy sukses membuat Jaehyun terkekeh mendengar perkataan gadis dihadapannya. Tak berniat merendah, ia hanya mengangguk setuju menanggapi ucapan Joy. Pria itu pun meletakkan ponselnya di atas nakas dan memandang Joy yang kembali meneguk segelas soju.

"Kau baru menyadarinya?"

"Ya. Aku baru menyadarinya setelah putus dari pria itu. Selama ini aku selalu memandang pria lain jelek dan hanya Sehun yang tampan. Cih, bodohnya aku. Sekarang dia tampak biasa saja dimataku."

"Setelah menjadi mantan, kau malah menjelekkannya."

Cibir Jaehyun sembari menyandarkan tubuhnya ke sandaran sofa. Joy mengedikkan bahu dan menghela nafas pelan. Ia memajukan tubuhnya hingga hanya berjarak beberapa senti dengan Jaehyun. Memandang seduktif Jaehyun sementara pria itu hanya diam, nampak biasa saja.

"Bagaimana jika kau menjadi kekasihku?"

Ujar Joy sukses membuat Jaehyun memutar bola matanya malas. Ini sudah tawaran ketiga dari Joy dan membuat pria itu jengah mendengarnya. Mendapati reaksi Jaehyun yang tak biasa, Joy mengernyitkan alisnya bingung.

"Kau kenapa?"

"Sudah cukup bermain-mainnya."

"Apa kau baru saja menolakku?"

"Joy, tidak lucu."

"Aku tidak sedang melucu. Bagaimana jika aku benar-benar menginginkanmu? Apakah kau akan meninggalkan Sooyoung untukku?"

"Kau mabuk, sebaiknya kau pulang."

Jaehyun bangkit dari duduk dan hendak membayar tagihan namun Joy menarik tangannya membuat langkah Jaehyun terhenti dan berbalik. Gadis itu bangkit dan menarik paksa wajah Jaehyun kemudian melayangkan kecupan di bibir pria itu. Membuat Jaehyun membelalakkan matanya tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Joy menjauhkan wajahnya dan menyeringai.

"Jaehyun, aku tak pernah mabuk hanya karena meminum dua botol soju."

Ujar Joy tersenyum nakal, memperhatikan raut wajah pria yang kini tampak menggemaskan di matanya. Ia pun berlalu meninggalkan Jaehyun yang masih berusaha mencerna apa yang baru saja gadis itu lakukan.

"Dia sudah gila."

Gumam Jaehyun menggeleng pelan begitu menyadari jika Joy sudah tak lagi berada disana.

~~~

Affairs With My Sister's Boyfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang