Pangling

219 26 16
                                    

"Dek Nchi kenapa jadi begini rambutnya?!" seru Yamada yang masih tercengang.


"Ini beneran Neng Inoo?" tanya Yuto tidak percaya.


"Non Daiki cantik banget. Takut Mas ngelirik cewek lain ya?" goda Takaki yang makin kesemsem melihat kecantikan Daiki.


Keito memutar bola matanya mendengar ketiga bucin tersebut memuja-muji pujaan hati mereka. Tadi aja ngira 3 cewek ini cewek lain. Sekarang udah sok-sok muji. Rasanya ingin Keito membongkar kemuka-duaan mereka.


"Eh, tau gak?" Keito mencoba menarik perhatian mereka.


"Tau apa Mas Ket?" tanya Chinen.


"Tadi 3 cowok ini ngira kalian itu cewek yang berbeda lho. Malah sempet berantem gara-gara mereka ngira kalian itu 1 orang tapi dengan warna rambut yang berbeda" adu Keito.


"Maksudnya?" Inoo mengerutkan dahinya.


"Mereka ada kemungkinan buat selingkuh dari kalian kalo ada cewek yang lebih cantik dari kalian" bongkar Keito. Yuto, Yamada, dan Takaki langsung keringat dingin dan ingin menghajar Keito.


"Oh... jadi kalo Mas Yamada ngeliat cewek yang lebih cantik dari aku, langsung berpaling gitu? Langsung ngelupain aku? Dasar mas gak ada akhlak!" Chinen memicingkan matanya ke Yamada.


"Bu-bukan gitu Dek..." jawab Yamada gagap.


"Ternyata Akang Yuto orangnya gitu..." Inoo menundukkan wajahnya sedih dan memainkan rambutnya yang pirang tersebut. 


"Nggak! Akang gak gitu! Akang setia kok!" sanggah Yuto gelagapan.


"Eh, sadar ya kamu itu buluk. Yang kayak aku aja belum tentu mau sama kamu. Malah nyari yang lebih lagi! Atau kamu mau nyantet aku ya?! Biar mau sama kamu?!" omel Daiki.


"Nggak Non! Dapet yang kayak Non Daiki aja, Mas udah sujud syukur. Mas gak pernah ngarepin lebih. Apalagi main santet. Dosa Non! Bener deh!" Takaki menunjukkan dua jarinya layaknya bersumpah.


"Alah alesan!" amuk Daiki.


"Chi, Dai-chan, kita pulang aja. Tiga cowok ini gak ada akhlaknya!" ajak Inoo seraya berdiri dari kursinya.


"Iya. Gak betah sama cowok yang matanya jelalatan!" Chinen menatap jijik ke Yamada.


"Iya. Semua cowok sama aja!" seru Daiki lalu keluar dari cafe bersama Inoo dan Chinen.


"Non! Mas udah tobat Non! Sini nikah sama mas! Mas gak bakal selingkuh!" Takaki merengek mengejar Daiki. Sementara itu, Yuto dan Yamada melemparkan tatapan membunuh ke Keito.


"K-E-I-T-O..."


Sedangkan Keito dengan luwesnya lolos dari mereka yang ingin membunuhnya dengan kabur menaiki limousin dengan kecepatan penuh menuju London.

Komplek HebringTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang