Komplek Hebring

Minta Maaf

Keesokan harinya...

Pagi-pagi sekali, Yamada sudah mendatangi rumah Chinen. Niatnya mau minta maaf akibat dia hampir 'selingkuh' sama Chinen versi baru. Yamada pun menunggu Chinen di teras rumahnya sambil mencabuti rumput liar. Saat ia sedang asik mencabuti rumput liar, Chinen keluar dari rumah tanpa menghiraukannya.

"Dek Nchi!" Yamada buru-buru berlari mengejar Chinen dengan gerakan slow-motion.  

"Dengerin penjelasan Mas dulu, dek..."

"Maaf, saya tidak kenal anda" jawab Chinen dingin. 

"Serius dek... Mas cuma pangling pas liat adek. Gak nyangka adek bisa secantik ini..." 

"Jadi selama ini aku jelek gitu?!" sewot Chinen sambil mengasah golok. 

"Bukan gitu! Dek Nchi selalu cantik di mata Mas!" sanggah Yamada sebelum golok tersebut tajam. 

"Jadi di mata Mas doang?! Di mata orang lain aku jelek gitu?!" kali ini Chinen sudah siap untuk menebas kepala Yamada. 

"Nggak! Dek Nchi yang paling cantik di komplek ini!" nasib baik masih di pihak Yamada yang berhasil memegang tameng yang entah darimana asalnya. 

"Mas, semua orang sampe komplek sebelah aja udah tau yang paling cantik itu Inoo-chan! Gak usah ngibul deh!" Chinen dengan sadisnya melayangkan golok ke arah Yamada yang langsung di tahan oleh tameng Yamada. 

"Itu bagi mereka, tapi bagi Mas yang paling cantik Dek Nchi. Dek Nchi idaman Mas banget" tegas Yamada.

"Bener?" Chinen melipat tangannya sambil menatap tajam ke Yamada.

"Suer deh" sumpah Yamada.

"Tapi tetep aja aku gak mau maafin Mas!" Chinen memalingkan wajahnya.

"Kalo gitu... apa yang Dek Nchi mau bakal Mas turutin asal Dek Nchi maafin mas" bujuk Yamada.

"Bener?" Chinen melirik Yamada.

"Bener"

"Kalo gitu bayarin semua barang di keranjang Syopiku, baru aku maafin" Alhasil, uang senilai 5 juta terbang dari rekening Yamada.

~

"Dai-chan, itu Mas ojekmu udah nunggu di depan daritadi lho" ucap teman kosnya. 

"Biarin aja. Aku gak ada kuliah hari ini" sahut Daiki tak peduli sambil mengikir kukunya.

"Tapi gayanya aneh gitu"

"Aneh gimana?" Daiki melirik teman kosnya.