Takaki datang ke Cafe Yamada padahal cafe tersebut belum buka. Ia melihat sekeliling. Daiki tidak ada, begitu juga Yamada. Ia pun menanyakan keberadaan Yamada pada salah satu pelayan yang sedang membersihkan meja.
"Mana bos lo?" tanya Takaki.
"Bos Yamada ada di dapur, Pak" jawab pelayan tersebut. Takaki pun langsung melenggang ke dapur.
"Pak, pak. Emang gue keliatan kayak bapak-bapak" gerutunya.
Saat masuk ke dapur, terlihat Yamada sedang sibuk dengan beberapa bahan kue. Sepertinya Yamada menerima pesanan untuk kue lebaran. Bahkan Takaki juga memesan beberapa jenis kue darinya. Tanpa pikir panjang, Takaki pun menghampiri Yamada.
"Yam, gue mau ngajak Daiki buka bareng. Enaknya dimana ya?" tanya Takaki tanpa basa-basi. Yamada menoleh ke arahnya sambil memicingkan matanya.
"Di sini. Jadi bisa gue perhatiin kalo lo macem-macem sama dia" jawab Yamada sinis.
"Puasa, Yam! Suudzon aja sama gue. Niat gue baik gini" protes Takaki.
"Niat lo baik, muka lo nggak" jawab Yamada spontan.
"Enak aja! Gue ganteng gini! Btw, lo tau gak makanan kesukaan Daiki apa?" tanya Takaki lagi.
"Mana gue tau. Emang gue emaknya?" jawab Yamada yang sudah risih karena Takaki mengganggunya. Padahal ia sedang mengejar setoran.
"Bener juga! Gue tanya emaknya aja. Sekalian ngenalin gue sebagai calon menantunya" kekeh Takaki.
"Yang ada emaknya nangis"
"Kenapa?"
"Anaknya putih mulus, dapet yang item buluk kayak lo!" seru Yamada sambil menendang Takaki dari dapurnya.
"Heh! Sini lo, Yam!"
~
Hari sudah siang. Setelah sholat zuhur, Takaki mampir ke Cafe Yamada lagi. Tentu saja untuk menemui sang pujaan hati, Yam--Daiki. Pas sekali Daiki sedang nganggur di dekat meja kasir. Langsung saja Takaki menghampiri Daiki setelah merapikan rambutnya.
"Non Daiki~" sapa Takaki dengan suara genitnya.
"Apa?" jawab Daiki setelah memutar bola matanya.
"Mau buka puasa sama Mas gak?" rayu Takaki.
"Aku gak puasa" jawab Daiki cuek.
"Eh? Non-muslim?" tanya Takaki kaget.
"Lagi halangan lho" jawab Daiki kesal.
"Hah? Terhalang apa Non? Restu orang tua?" Takaki memiringkan kepalanya.
"Lagi datang bulan lho!" geram Daiki.
"Oh... bilang dari tadi Non" ucap Takaki polos.
"Khan udah aku bilang lagi halangan!" seru Daiki gemas.
"Ehm... Non lagi gak puasa juga gak papa. Temenin Mas buka ya? Non yang pilih mau dimana" rayu Takaki. Daiki mengerutkan dahinya.
"Yakin aku yang milih? Aku gak bakal milih yang murah lho" tantang Daiki. Ia ingin melihat seberapa besar niat Takaki untuk mendapatkannya.
"Semahal apapun, kalo buat non, pasti mas jabanin" Takaki menerima tantangan Daiki. Daiki langsung melihat ke arah lain sambil tersenyum senang. Hatinya pun mulai bergetar karena keberanian Takaki.
"Yaudah. Nanti aku chat tempatnya dimana. Jemput aku jam 5" Daiki kembali menoleh ke Takaki dengan tampang sok cueknya.
"Oke Non~" kekeh Takaki lalu keluar dari Cafe sambil melompat girang. Daiki tersenyum melihat tingkah Takaki.
"Cie~ yang udah mulai membuka hatinya buat Mas Toserba~" ucap Yamada yang sengaja lewat di depan Daiki.
"Bos!!!" seru Daiki malu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Komplek Hebring
FanfictionKehebohan para penghuni Komplek Hebring yang suka hobi ngegosip dan suka aneh-aneh. Another ff bobrok by me and @NakayamaHiiru Cover by @syasebaa