Hari Sabtu yang tenang. Yuto menghabiskan waktu siangnya dengan membaca dokumen yang belum sempat dibacanya di kantor. Maklum, dia lebih memilih makan malam dengan keluarga Inoo daripada lembur hanya untuk membaca dokumen. Jadi dokumennya ia bawa ke rumah. Di depannya terdapat Yabu yang sedang sibuk scrolling IG dengan tampang serius. Tapi Yuto tidak mempedulikan hal tersebut.
"Nak Yuto ada kepikiran buat nikah?" Yabu memecah keheningan mereka dengan pertanyaan yang mengagetkan Yuto. Untung dia tidak sedang minum.
"Ada Pak. Mungkin taun depan. Tapi kalo lebih cepet mau juga sih" jawab Yuto dengan tampang curiga. Ada apa Pak Yabu tiba-tiba menanyakan hal begini? Apa Yuto mau dijodohkan dengan salah satu keponakannya? Yuto sadar kalo dia ganteng dan jadi incaran banyak cewek. Tapi dia sudah menemukan gadis yang paling sempurna untuknya.
"Wah, bagus ya. Mau nikah muda?"
"Iya Pak. Supaya bisa buat anak banyak. Terus kalo nikah, jabatan saya juga bisa naik"
"Bagus ya. Saya juga akhir-akhir ini berfikir untuk mengakhiri masa lajang saya"
"Bagus itu Pak! Tapi kenapa tiba-tiba Bapak mikir mau nikah? Kenapa gak dari dulu?" jiwa kepo Yuto mulai bergejolak.
"Untuk menghindari fitnah seperti kemarin. Khan gak enak didenger tetangga"
"Jadi Bapak udah ada calon?" tanya Yuto yang mulai bersemangat dan melupakan dokumennya.
"Belum ada. Mungkin saya akan minta bantuan keluarga atau teman. Semoga saja ada kenalan mereka yang belum menikah" ucap Yabu. Yuto manggut-manggut dan kembali membaca dokumennya.
~
Sejak Yamada mengganti banner di cafenya menjadi fotonya dengan kemeja yang kancingnya terbuka 3, semakin banyak yang datang ke café Yamada, terutama hari Sabtu dan Minggu. Yamada sampai meminjam beberapa kursi plastik dari Toserba Takaki selagi menabung untuk membuat cafenya menjadi 2 lantai. Karena ini hari Minggu dan Daiki mendapat hari liburnya, ia pun mengajak Chinen dan Inoo membuka forum ghibah di café Yamada. Kenapa di café Yamada? Karena pegawai di café tersebut mendapat diskon 50% bila makan di luar jam kerja.
"Chi, tante lo itu nikah kapan sich? Kayaknya masih agak muda tapi udah janda aja" tanya Daiki memulai ghibahannya.
"Ehm... gak lama sich. 4-5 taun lalu. Umurnya gak beda jauh sama Pak Yabu"
"Pak Yabu juga masih mudah gitu khan" sahut Inoo sambil mengaduk-aduk jus tomatnya.
"Btw, sejak kapan di café ini ada jus tomat, Noo?" tanya Daiki keheranan. Ia sudah berbulan-bulan bekerja di café ini tapi tidak pernah ia melihat jus tomat di menu.
"Tadi gue bawa sendiri tomatnya terus minta jusin sama Yamada" jawab Inoo dengan polosnya.
"Terserah deh. Lanjut tadi tante lo, Chi. Cerainya kenapa?" tanya Daiki.
"Ehm... ceritanya agak sedih sich. Khan tante gue sama mantan suaminya honeymoon sehari setelah nikah. Terus pas honeymoon itu, dia ditinggal sama mantan suaminya" jawab Chinen.
"Hah? Kok bisa?!" seru Inoo dan Daiki kaget.
"Alesannya gak jelas sampe sekarang. Si mantan kurang ajarnya ini cuma ngirim sms kalo dia gak tahan lagi. Katanya selama ini dia nahan-nahanin sama tante gue. Padahal dulu dia yang maksa-maksa sampe bilang mau bunuh diri kalo tante gue gak nerima dia" jawab Chinen sambil mengingat-ingat masa kelam tantenya.
"Kurang ajar banget. Terus tante lo gimana? Gak stress?" tanya Inoo dengan raut wajah khawatir.
"Gue inget banget pas pulang honeymoon tante gue cuma sendiri dan nangis-nangis. Sampe sebulan susah makan sampe jadi kurus banget. Sekarang kurus, dulu lebih parah lagi. Sampe berapa bulan juga kami ngebawa dia ke psikiater supaya dia gak gila. Kalo sekarang dia genit kayak gitu, mungkin sisa-sisa kesedihannya waktu itu" cerita Chinen panjang lebar.
"Terus gimana bisa pindah ke sini?" tanya Daiki.
"Tante gue gak mau jadi omongan tetangga. Karena di sana tetangga-tetangganya julid banget. Jadi dia mau pindah ke tempat lain. Waktu itu pas banget gue mau lulus SMA. Ortu gue mau gue kuliah di kota biar dapet kerjaan yang bagus. Jadi gue ikut tante gue sekalian ngejagain dia" Chinen mengakhiri ceritanya.
"Yaampun... gue gak nyangka dibalik tante lo yang gesrek gitu ternyata ada masa-masa kelamnya" ungkap Daiki.
"Iya. Ternyata tante lo kuat banget ya" ucap Inoo terharu.
"Iya sich. Kadang gue mikir juga kalo gue kayak tante gue gimana. Kalo gak ada dukungan keluarga, bisa gila kali. Gara-gara itu juga gue mau ngeliat keseriusan Yamada. I don't want the same thing happens" Chinen tersenyum kecut sambil memandangi milkshakenya. Tanpa mereka sadari, Yabu yang sejak tadi menunggu makanan pesanannya, mendengarkan pembicaraan mereka dengan khidmat.
~
Seperti hari Minggu biasanya, Hikaru menghabiskan sore menjelang malamnya dengan menonton drama China dari laptop Chinen. Semenjak Chinen mengajarinya cara download film dan drama, ia tidak mau membuang waktunya dan langsung mendownload semua drama dengan rating bagus. Saat dramanya akan masuk ke puncak konflik, bel rumahnya berbunyi. Hikaru pun langsung membetulkan sanggulnya dan membuka pintu.
"Selamat sore Bu hikaru" Yabu menyunggingkan senyum sipitnya.
"Eh~ Pak Lurah! Tumben-tumbenan ke sini. Silakan masuk Pak" ucap Hikaru seraya membuka pintu lebar-lebar.
"Terima kasih, Bu. ini saya bawakan makan malam untuk Bu Hikaru" Yabu memberikan bungkusan kepada Hikaru yang pasti Hikaru tidak akan menolak.
"Ih... Pak Yabu ini repot-repot. Mau minum apa Pak?" tanya Hikaru seraya meletakkan bungkusan di meja makan.
"Gak usah bu. Saya sebentar aja kok. Ada yang mau saya omongin"
"Eh? Ngomongin apa Pak? Duduk dulu Pak~" mereka pun duduk bersampingan di sofa panjang.
"Saya ingin menikahi Bu Hikaru" ucap Yabu tanpa basa-basi.
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
"HAH?!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Komplek Hebring
FanfictionKehebohan para penghuni Komplek Hebring yang suka hobi ngegosip dan suka aneh-aneh. Another ff bobrok by me and @NakayamaHiiru Cover by @syasebaa