Part 42; Be Mine?

15.8K 1.3K 529
                                    

Selamat pagi!Ayo, semangat buat yang lagi belajar online!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat pagi!
Ayo, semangat buat yang lagi belajar online!

***

Satu menit. Dua menit. Hingga di menit kelima, Shelna menepis tubuh Dimi. Memberi jarak di antara mereka karena dalam rengkuhnya, ia cukup terperanjat—begitu merasakan getaran hebat pada sekujur tubuh lelaki itu lantaran Dimi memeluknya terlalu erat. Seolah ia benar-benar tidak membiarkan Shelna pergi ke mana pun.

Perlahan, tatapan Shelna melunak. Tidak terpikirkan jika lelaki itu akan kembali menangis seperti yang pernah ia lihat sebelumnya. Meski tidak dengan isakkan, Shelna tahu bahwa mata sembap dan kristal bening di pelupuk mata bukanlah air kolam yang mengguyurnya.

"Maafin gue, Shel," ucap Dimi, entah untuk keberapa kalinya ia mengatakan hal tersebut.

Sebelah tangan Shelna terulur, menyentuh wajah Dimi dengan lembut. Mengusap liquid hangat yang meleleh di ujung matanya. Pelan. Namun, pasti. Ia melingkarkan sebelah tangannya pada tengkuk Dimi, mendorong tubuh mereka di dalam air—membawanya menuju kedalaman 2,5 meter. Sontak, Dimi turut melingkarkan satu lengan kekarnya di pinggang gadis itu, menahan tubuh mereka tetap saling merapat.

Lalu tanpa pikir panjang, Shelna mau pun Dimi membiarkan tubuh mereka tenggelam di sana. Seperti di bawah kendali diri, Shelna mempertemukan kedua bibir mereka di dalam sana—melayang, di tengah kedalaman pusara air yang melahap kedua tubuh mereka.

Ciuman singkat yang hanya sekejap mata, tapi berhasil menjawab ungkapan yang Dimi nyatakan. Dengan pandangan saling bersirobok, Dimi kembali menggerakkan kakinya naik ke permukaan—mendekap Shelna, hingga gadis itu memilih untuk menyandarkan kepala di atas dada bidangnya. Dan begitu mereka tiba di permukaan, Dimi langsung mengangkat tubuh Shelna naik. Meminta gadis itu mendaratkan bokongnya di pinggir kolam.

Dimi mendongak menatap Shelna. "Senjani.... Lo mau maafin gue?"

"Jangan lakuin itu lagi. Gue takut." Shelna mengangkat wajah Dimi, kemudian menarik napas. "Nggak semua orang bisa menerima perlakuan itu, Dim. Sayangnya, lo bertemu dengan orang yang salah. Lo bertemu dengan cewek parnoan yang nggak bisa menerima seluruh cara dari pernyataan cinta yang lo upayakan. No, I'm not. I'm sorry, Dimitry."

Sejenak, lelaki itu tersenyum nanar. "Maaf. Gue cuma takut kehilangan lo, Shel."

"Ada cara yang lebih baik dari apa yang ternyata lo lakuin selama ini." Shelna berujar, menghela napas panjang saat Dimi ikut beranjak naik ke pinggir kolam. "Lo harus tau kenapa gue bisa setakut itu, Dim. Dulu Papa gue pernah melakukan hal yang sama ke wanita-wanita yang dia temui untuk ... bahan pemuasnya. Gue nggak mau lo seperti Papa. Gue—maaf, gue cuma takut sama suatu hal yang mengingatkan gue dengan dia."

"Sorry, Shel—"

"Iya, gue maafin lo," potong Shelna cepat. Gadis itu memiringkan tubuh untuk memperhatikan wajah Dimi yang seketika cerah dari kemuramannya. "Tapi janji, mulai sekarang, lo harus cerita semua hal tentang lo yang belum gue tau. Jangan sampai ada lagi rahasia di antara kita, dan gue nggak mau lo atau pun gue harus salah paham karena itu."

A Secret Between Us ✓ (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang