Part 18; Morning Kiss?

23.5K 1.8K 813
                                    

[Agatha]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Agatha]

Selamat siang! Buat yang lagi sekolah online maupun offline, tugasnya udah pada dikerjain belum nih?

***

Setelah Shelna menegaskan diri pada Reina bahwa dirinya sudah benar-benar sehat, Reina pun dengan berat hati dan sedikit ragu membiarkan Shelna kembali masuk ke sekolah.

Meski untuk kali ini, Shelna rasa ada yang berbeda di sekelilingnya. Ia seolah hilang arah, tersesat, bersama segelintir ingatan yang seringkali muncul selama ia melenggang masuk ke gedung sekolah tentang lelaki itu.

Barangkali sebab Shelna datang lebih awal guna menghindari Dimi, atau mungkin lebih parahnya lagi kalau lelaki itu akan memilih nekat dengan mendatangi rumah Shelna. Maka karena hal itu pula, koridor pagi ini masih sepi. Ia belum melihat satu murid pun yang sudah datang sepagi ini. Sepertinya.

Sampai saat gadis itu melangkah menuju toilet untuk memberi sedikit polasan make up di wajahnya, Shelna tak sengaja mendengar percakapan seseorang—ralat, beberapa orang yang menyebut nama Dimi di dalam toilet lelaki.

"Nggak bisa gitu, Van. Kita harus nyingkirin Dimi dulu sebelum lo berniat nyingkirin Arya. Dia leadernya, bukan Arya."

Shelna menautkan alis. Ia mengedarkan pandangan ke seisi koridor, mengawasi situasi tetap aman ketika Shelna mengambil ponsel di sakunya, lalu membuat rekaman atas percakapan mereka.

"For God's sake, bahkan kalau pun lo jual ginjal sekarang pun, lo nggak akan bisa bersaing sama kualitas motor dia."

"Ini balapan, bukan ajang pamer. Kita cuma perlu atur strategi buat nyingkirin Dimi sebelum lo nyingkirin Arya. Kalau leader gugur, lo bakal lebih mudah buat nyingkirin yang lain. Sama kayak Zavier yang milih buat berhenti ikut balapan padahal dia leader saat itu, anak IPS jadi keteteran tanpa pemimpin."

"Tapi percuma, Za. Lo tau sendiri kecepatan motor Dimi nggak main-main. Bahkan Dhito yang selalu ngalahin Arya pun nggak pernah bisa ngalahin dia."

"Makanya gue bilang kita harus atur strategi, bego!"

"Terus apa strategi lo?"

"Buat dia celaka."

"Lo nggak serius 'kan?!"

"Dhito bakal menyabotase motor Dimi nanti malam. Tapi sebelum itu, kita harus mastiin kalau Dimi mau ninggalin motornya supaya Dhito punya waktu untuk motong rem—"

BRAK!

"Shit!" Shelna mengumpat saat ia tak sengaja menjatuhkan ponselnya tadi.

"Van-Van! Ada cewek yang nguping!" teriak seseorang dari dalam.

Menyadari ada sinyal bahaya yang berbunyi dalam dirinya, Shelna lantas berbalik dan membawa langkah cepat meninggalkan tempat itu. Ia bahkan melupakan niat awal untuk memolas make up ketika seseorang berseru di belakang tubuhnya meminta Shelna agar berhenti.

A Secret Between Us ✓ (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang