Part 38; New Family?

14K 1.4K 1.1K
                                    

Hasil karya Shelna setelah potong rambut sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hasil karya Shelna setelah potong rambut sendiri.

Pertama-tama, mari izinkan Biru untuk bernapas terlebih dahulu sebelum dapet protesan🤣

***

Shelna mau menangis saja di tempat.

Gugup. Takut. Keringat dingin. Geez, Shelna tidak bisa membayangkan jika di hadapannya sekarang adalah calon Papa dan—ugh, apakah Shelna harus menyebutnya adik?

Jungkir balik. Itu yang tengah Shelna rasakan. Selama makan malam berlangsung, Shelna hanya bisa menunduk—sama sekali tidak berani menatap kedua calon keluarganya. Meski sesekali Remi akan mengawali obrolan, namun Shinta-lah yang membalasnya. Seakan kehadiran Dimi dan Shelna tidak pernah ada. Menyebalkan sekali 'kan?

Padahal, beberapa bulan yang lalu, Shelna bertemu Remi di mansion Cakrawala untuk makan malam sebagai teman Dimi. Entah takdir apa yang sedang mempermainkannya, kini ia kembali bertemu Remi sebagai calon keluarga. Tidak. Shelna tidak ingin mengingat hal tersebut.

Sejenak, tatapan Shelna tidak sengaja bersirobok dengan tatapan tajam milik Dimi. Lelaki itu tampak mendengus kasar, sebelum akhirnya mengalihkan pandangan ke arah lain. Namun, sesuatu yang tidak Shelna tahu. Bahwa Dimi sudah mencuri pandang ke arahnya sejak pertama kali ia datang. Terkesima akan pesona baru yang Shelna bawa—dengan rambut pendeknya.

"Kamu keliatan gelisah. Ada apa? Kamu nggak suka sama makanannya?" Sekonyong-konyong Remi bertanya pada Shelna. Membuat gadis itu seketika tersentak kecil.

"Suka, kok. Enak," jawab Shelna, tersenyum tipis. "Cuma aku ... agak gugup."

Remi terkekeh geli. "Kenapa harus gugup? Saya 'kan calon Papamu."

Emangnya gue sudi? batin Shelna memberengut.

Shelna hanya bisa meringis malu. Terlebih ketika Shinta mengerlingnya dengan tatapan geli. Gadis itu menjawab sekenanya, "Masih belum terbiasa punya Papa baru."

"Nggak perlu buru-buru, tapi coba beradaptasi mulai sekarang," jawab Remi ramah. Meski Shelna tidak tahu, apakah lelaki itu memang seramah yang ia lihat sekarang.

Namun, tak lama kemudian, makan malam berlangsung dengan khidmat. Tidak ada lagi obrolan ringan seperti sebelumnya. Terasa lebih canggung, bahkan sangat menegangkan. Apa lagi ketika mereka akhirnya menandaskan makanan, dan Shelna tahu—kalau obrolan sebenarnya baru akan dimulai.

Remi meletakkan sendoknya di atas meja. "Sebelumnya, Papa pengin cerita sedikit ke Dimi dan Shelna."

"Nggak usah. Aku malas dengarnya," jawab Dimi asal. Lelaki itu bertopang dagu di atas meja, diam-diam mencuri pandang ke arah Shelna.

Tapi seakan tidak mendengar celetukan tersebut, Remi kembali melanjutkan ucapannya. "Papa dan Shinta sudah menjalin hubungan ini sejak SMA."

"Dibilang aku nggak mau dengar," ucap Dimi lagi.

A Secret Between Us ✓ (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang